Sudah dua minggu sejak Daeun membaca surat Jaemin. Selama itu juga dia tidak berhubungan dengan Jeno.
Walaupun dia penasaran dengan kabar Jeno, tapi rasanya tidak mungkin juga dia menanyakannya langsung ke Jeno. Tentu saja Daeun terkadang masih merindukan Jeno, namun dia juga sedang berusaha keras untuk melepas mantan pacarnya itu.
Lagipula dia juga sedang berusaha untuk membuka hatinya untuk Jaemin.
"Dek?" Jaehyun muncul dari balik pintu kamarnya. Sepertinya dia barusan pulang. Kebetulan Jaehyun ada pekerjaan yang mengharusnya ke luar kota selama seminggu.
"Ih kok ngga ngetuk dulu sih?"
"Iya maap." Jaehyun berjalan mendekat lalu duduk di tepi kasur Daeun.
"Gimana Jaemin?"
"Apaan sih baru pulang langsung nanyanya gitu..."
Daeun memang sudah cerita ke Jaehyun tentang surat Jaemin. Saat itu juga Jaehyun menyuruh Daeun untuk menerima Jaemin, tapi Daeun tidak bisa. Tidak semudah itu.
Jaehyun tahu benar adiknya ini masih terngiang bayangan Jeno, tapi dia juga tahu jika Jaemin sudah singgah di hatinya. Jadi, untuk apa lagi dia menunggu?
"Ya gapapa aku kepo aja. Kali aja waktu aku tinggal ke luar kota kalian udah jadian." pipi Daeun memanas mendengar ucapan Jaehyun.
"Aku gatau, kak. Aku bingung."
"Apa lagi sih yang kamu pertimbangin dari Jaemin?"
Benar juga. Selama ini Daeun juga tidak tahu pasti apa yang menghambatnya.
"Aku gatau ini saat yang tepat atau engga."
Jaehyun menghela nafas, "Emang kalo kamu jawab sekarang sama kamu jawab minggu depan, apa bedanya?"
Daeun hanya diam sambil mengangkat bahu.
"Lebih cepat lebih baik. Daripada kamu ngulur waktu lebih lama lagi, kamu mau bikin Jaemin capek nunggu terus dia malah jadian sama cewe lain?"
"Ih kak!"
"Gamau kan? Makanya cepetan."
Jaehyun berdiri sebelum menepuk pundak Daeun lalu keluar dari kamar.
Harus Daeun akui, omongan Jaehyun ada benarnya. Malah, sangat benar.
🍓🍓🍓
Daeun menarik nafas dan menghela nafas berkali - kaliㅡberusaha menenangkan dirinya di kursi penumpangnya. Tidak dia sangka, akhirnya dia tiba juga di sini.
Di rumah Jaemin.
Jaehyun yang ada di kursi pengemudi tersenyum dan mengusap rambut Daeun, "Gausah nervous. Gapapa, kamu pasti bisa. Udah cepetan sana, nanti kalo udah telpon ya, aku jemput lagi."
Daeun mengangguk lalu memberanikan diri untuk keluar dari mobil. Dia berjalan ke depan pintu rumah Jaemin lalu mengetuk pintunya sebelum menarik nafas dalam - dalam sekali lagi.
Tangannya bergetar saking gugupnya, semoga saja bukan Jaemin yang membuka pintu.
"Daeun?"
Matanya membulat saat melihat Jaemin di depannya. Rasanya jantungnya semakin berdetak tak karuan, kedua kakinya melemah dan lidahnya kelu.
"H-hai?"
"Kamu kok... bisa ke sini? Ada apa?"
"Iya aku dikasih tau kak Mark alamat rumah kamu."
"Oh. Yaudah masuk dulu sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
route • na jaemin ✔️
Fanfictionterjebak bersama selama 7 hari membuat mereka menyadari banyak hal. salah satunya bahwa jatuh cinta tidak membutuhkan waktu yang lama. 180625 - 180804✔️