Setelah memastikan Daeun sudah agak tenang, Jaemin memberanikan diri untuk menggenggam pergelangan tangan Daeun.
"Makan yuk? Belum makan kan dari kemaren?"
Daeun menatap Jaemin yang masih tersenyum lembut lalu mengangguk. Dia memasrahkan dirinya untuk dituntun Jaemin turun.
Senyum Jaehyun merekah saat dia melihat Jaemin dan Daeun turun dari tangga dan langsung menghampiri mereka. Begitu sampai di depan Daeun, dia memeluk adiknya dengan erat saking leganya.
"Adek, kamu tuh ya suka banget sih bikin se-rumah pada panik?"
Daeun sedikit cemberut mendengarnya, jujur saja dia jadi merasa bersalah.
Ayah dan bundanya yang sedang duduk di sofa juga menoleh ke Daeun dan menghela nafas lega.
"Daeun, makan ya nak? Jaehyun sama Jaemin juga ayo, mumpung jam makan siang." bundanya menoleh ke arah ayahnya, "Ayah juga ayo makan bareng."
Sebenarnya Jaehyun, bunda dan ayahnya masih bingung bagaimana caranya Jaemin bisa membujuk Daeun untuk keluar kamar. Tapi yang paling penting sekarang Daeun sudah mau keluar kamar dan bahkan mau makan.
Sebelum mulai makan, Jaemin berkenalan sebentar dengan Jaehyun dan ayahnya karena ini pertama kalinya dia bertemu mereka.
Setelah makan, akhirnya Daeun bercerita kepada mereka semua kejadian di rumah Jeno kemarin. Jaehyun terus merangkul Daeun selama dia bercerita dan mengusap pundaknya.
Ayah dan bundanya turut prihatin melihat Daeun yang begitu patah hati. Bahkan Jaemin yang sudah mengetahui kronologinya pun turut sedih lagi, apalagi kali ini dia mendengarnya secara langsung dari Daeun.
"Yaudah, mungkin emang bener kata Jeno, dia ngga bisa jadi yang terbaik buat kamu. Lagian, bunda juga ngga suka tiap denger cerita kamu yang disinis-in sama mamanya Jeno." bundanya meraih tangan Daeun lalu mengusap punggung tangannya dengan lembut.
"Kamu katanya mau ke tempat ibuk? Ngga jadi?" tanya ayahnya, "Mungkin kamu bisa ngerasa lebih baik kalo cerita langsung sama ibuk juga, dek."
Daeun sejujurnya lupa akan rencananya itu saking dia terlalu berlarut - larut dalam kesedihannya. Namun akhirnya dia mengangguk, "Iya, yah. Aku abis ini siap - siap terus berangkat."
"Aku anter ya?" kali ini Jaemin yang berbicara.
Seluruh orang yang ada di situ spontan menoleh ke arahnya. Jaemin yang merasa dipandangi satu keluarga itu langsung tersenyum gugup, "Ya... Kalo boleh sih."
"Gapapa nih, Jaem? Sebenernya aku juga masih ragu sih kalo Daeun perginya sendirian. Kebetulan aku ngga bisa nganterin juga karena masih ada kerjaan." ucap Jaehyun.
"Gapapa kok. Kan ngga seberapa jauh juga, kak."
Daeun pun akhirnya segera bersiap sementara Jaemin menunggu di ruang tamu. Jaemin lalu mengirimkan pesan kepada Mark yang mengatakan bahwa Daeun sudah lebih baik.
Semoga.
🍓🍓🍓
"Nih." Jaemin menyodorkan sebuah minuman jelly rasa lemon kepada Daeun.
Mereka mampir di minimarket yang ada di lantai bawah apartemen ibunya Daeun karena Jaemin kebetulan ingin mengambil uang di ATM juga.
Daeun menerimanya dengan tatapan bingung.
"Kesukaan kamu, kan? Eh apa rasa yang lain?"
"Bener kok yang ini. Kok kamu tau?"
Jaemin hanya tersenyum bangga, "Tau lah. Orang kemaren pas liburan kayaknya kamu sehari tiga kali minum itu. Udah kayak makan wajib aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
route • na jaemin ✔️
Fanficterjebak bersama selama 7 hari membuat mereka menyadari banyak hal. salah satunya bahwa jatuh cinta tidak membutuhkan waktu yang lama. 180625 - 180804✔️