spin-off - na jaemin

2.6K 481 5
                                    

Jaemin masih mendengus kesal saat dia kembali ke ruang tengah. Seungcheol sepertinya sudah ada di kamar sementara Mingyu dan Vernon tertidur di sofa.

Sialan. Suasana hatinya jadi kacau sekarang. Bagaimana bisa Seungcheol berani - beraninya menyentuh Daeun?

Jaemin memang mungkin hanya sebatas teman untuk Daeun, tapi tetap saja. Bukanya itu memang tugasnya untuk melindungi Daeun selama seminggu ini?

Wonwoo yang baru saja mengurusi kericuhan yang Seungcheol perbuat kembali ke ruang tengah. Dia duduk di sebelah Jaemin lalu menghela nafas.

"Sorry, Jaem."

"Lah kenapa kakak yang minta maaf?"

"Ya terus kamu berharap Seungcheol yang lagi mabuk itu yang minta maaf?"

Jaemin terdiam, dalam hatinya benar juga kata Wonwoo.

"Kamu tau kan Seungcheol sebenernya bukan orang yang kayak gitu? Kayaknya murni pengaruh alkohol aja."

"Iya sih kak. Tapi ngga salah juga kan kalo aku marah."

Wonwoo tersenyum melihat adik tingkatnya ini. Tentu saja Wonwoo tidak bodoh, lagipula dia juga laki - laki. Dia tahu betul sikap Jaemin yang seperti ini berarti apa.

"Iya ngga salah kok. Ngga salah kalo kita pengen ngelindungi orang yang kita suka."

Jaemin menoleh ke arah Wonwoo setengah kaget. Sebegitu kentaranya kah perasaannya?

"Aku agak lega kamu ngga ikutan minum juga. Siapa yang mau nenangin tuh cewek coba kalo misalnya kamu juga mabuk."

Jaemin masih terdiam lalu memandang ujung - ujung kakinya.

"Untung aja Seungcheol ngga kebablasan."

Jaemin semakin tak enak mendengarnya. Rasanya, saat ini Wonwoo malahan setengah curhat ketimbang menasehati Jaemin.

"Kamu beneran suka sama Daeun, Jaem?"

"Aku juga bingung... kak. Maksud aku, Daeun tuh pacarnya sahabatku sendiri. Ya gimana ya. Aku ngerasa berkhianat gitu loh. Tapi aku juga ngga bisa bohong kalo aku emang suka sama dia."

Wonwoo mengangguk - angguk. Matanya masih memandang Jaemin yang masih tertunduk.

"Aku jahat banget ya sama sahabatku sendiri. Padahal aku dititipin pacarnya cuma buat nganterin pulang kampung, tapi kenapa malah jadi gini? Aku merasa bersalah banget, kak."

"Udah ku bilang kamu ngga salah. Ngga ada yang salah sama perasaan orang. Ya walaupun mungkin emang sakit, apalagi dia punyanya orang dan itu sahabat kamu sendiri. Tapi itu tetep hak kamu buat suka sama dia. Toh, kamu ngga jahatin dia kan? Justru kamu jagain dia, ngelindungi dia, bahkan nganterin dia pulang. Menurut aku ngga masalah."

"Tapi tetep aja, kak. Kalo Jeno sampe tau... Kayaknya pertemanan kita yang jadi taruhannya."

"Kalo misalnya Jeno sampe tau ntar, justru itu malah jadi kesempatan dia buat nunjukin dia beneran sayang apa engga sama Daeun. Kalo dianya biasa aja, itu sih ntar tergantung Daeun. Biar Daeun yang mutusin dia maunya sama siapa."

"Udah pasti aku yang kalah sih tapi kayaknya."

Wonwoo menepuk - nepuk pundak Jaemin untuk meyakinkannya.

"Udah lah, kalo emang kalian mean-to-be, pasti bakal jadi. Kalo misal engga, ya anggep aja ini kenangan manis sekaligus pahit."

Jaemin cemberut saat mendengar kata - kata Wonwoo. Masalahnya dia tidak mau jika dia dan Daeun tidak mean-to-be, tapi tentu saja pertemanannya dengan Jeno yang sudah 10 tahun lebih juga tidak bisa dikesampingkan begitu saja.

"Yang penting, mau siapapun ceweknya ntar, please jangan lakuin kesalahan yang sama kayak aku, Jaem. Oke?"

🍓🍓🍓

Jaemin terbangun dari tidurnya saat alarm handphonenya bunyi. Dia segera mematikan alarm lalu duduk di atas kasurnya.

Vernon yang harusnya tidur bersamanya di kamar tidak ada di sampingnya. Sepertinya si pemilik kamar ini masih tertidur di ruang tengah.

Karena masih cukup pagi dia membuka Instagram dan melihat - lihat story dan post teman - temannyaㅡuntuk mencegah dirinya kembali tertidur. Sebenarnya dia masih mengantuk, dia hanya tidur sekitar 2 jam. Tapi hari ini mereka harus berangkat pagi, jadi Jaemin tidak punya pilihan lain.

Ibu jarinya terus bergerak ke atas saat akhirnya berhenti karena sebuah post dari temannya.

Lah dia juga di sana? Bukannya ini tempat yang sama kayak...

Jaemin segera menyingkirkan pikiran anehnya lalu menaruh handphonenya dan segera pergi mandi. Ya, lebih baik dia cepat - cepat untuk bersiap. Dia tidak mau Daeun harus menunggunya nanti.

Namun ingin seberapa keras dia menyingkirkannya, pikirannya masih kembali ke post yang barusan dia lihat tadi.

Di sisi lain Jaemin setengah berharap bahwa apa yang diduganya adalah benar. Tapi di sisi lain Jaemin juga tidak ingin melihat orang disekitarnya terluka.

Akhirnya Jaemin memilih untuk tidak egois dan berdoa bahwa apa yang dia lihat tadi tidak benar.

Semoga.

🍓🍓🍓

Wonwoo dan Jaemin huhu bias - biasku :(

route • na jaemin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang