Part 3

1.3K 196 11
                                    

Keyna kembali kerumah bersama Arman yg memang mejadi pengawalnya.

Merasa sedikit terganggu tapi dia menyadari kalau ayahnya sangat memperdulikanya. Namun setelah mendengar pendapat Yuki akhirnya dia tak mempermasalahkan semuanya walau sahabatnya membicarakanya. Namun ucapan Yuki yg mana bilang kalau mereka akan diam dengan sendirinya kalau sudah capek itu yg meyakinkanya kalau hidupnya akan biasa saja

Malam harinya, Al bercerita pada Arman soal kejadian tadi siang dan itu membuat mereka merasa aneh

"Berarti banyak mata-mata yg sengaja mengawasi kedua putrinya tuan, dan itu sangat berbahaya bagi kedua putri tuan" ucap Arman

"Iya lo benar, itu artinya kita harus lebih hati-hati lagi" timpal Al

"Tapi lo nggak apa-apakan?"

"Nggak, gue nggak apa-apa"

"Nona sendiri gimana? Apa dia tau soal ini?"

"Untuk sekarang belum, tapi kalau seperti ini terus nona Yuki akan curiga"

"Iya lo bener, kedua putri tuan Ari benar-benar harus kita jaga"

"Tonangan lo sendiri gimana? Apa dia sudah tau soal ini?"

"Gue sudah cerita semua sama dia, dan dia mendukung gue walau sebenarnya gue tau dia keberatan kalau gue menerima pekerjaan ini"

"Apa lo yakin ingin tetap mengawal nona Keyna?"

"Mau bagaimana lagi, tuan Ari sudah sering membatu keluarga gue, jadi gue rela mati demi menjaga kedua putrinya"

"Apa gue ganggu?" Tanya Yuki didepan pintu membuat Al dan Arman langsung berdiri

"Apa nona Yuki mendengar yg gue bicarakan tadi ya?" Tanya Al dalam hati

"Ada apa ya nona?" Tanya Al

"Gue kesini cuma mau lihat luka lo" Yuki melangkah masuk kedalam sambil membawa kotak obat

"Lukanya sudah kering kok nona" ucap Al. Yuki menganggukan kepalanya lalu dia duduk

"Sini gue lihat" ucap Yuki membuat Al melirik Arman

"Untuk apa nona?" Tanya Al tapi Yuki langsung menarik pergelangan tangan Al hingga Al duduk disampingnya

"Gue mau lihat" ucap Yuki lalu membuka penutup luka itu. Yuki menggelengkan kepalanya tak percaya kalau Al berbohong padanya

"Gini lo bilang sudah kering" ketus Yuki karna luka ditanganya masih berdarah

"Pokoknya luka lo ini harus kering besok, karna kalau darahnya masih keluar gue terpaksa bawa lo kerumah sakit" ucap Yuki lalu dia memberi kapas yg sudah diberi alkohol dan langsung membersihkan darah ditelapak tangan Al

"Ini pasti perih banget" gumam Yuki. Al memperhatikan Yuki yg sedang mengobatinya, entah kenapa dia merasa ada yg aneh dengan perasaanya saat bersama dengan Yuki

"Sudah aku bilang luka ini sudah biasa nona, nona nggak perlu khawatir" ucap Al meyakinkan Yuki yg terlihat mengkhawatirkanya

"Iya-iya lo ini bodyguard pilihan yg tak perlu diragukan lagi, tapi apa gue boleh minta waktu bicara berdua saja dengan lo?" Tanya Yuki

"Untuk apa nona?" Tanya Al heran

"Ikuti gue sekarang" Yuki melangkah pergi di ikuti Al dari belakang

Sesampainya di halaman belakang rumahnya, Yuki langsung menghentikan langkahnya

"Disinilah gue suka menyendiri kalau gue lagi kangen sama mamah, dan disini juga gue sering menanyakan soal kenapa mamah cepat dipanggil tuhan" gumam Yuki. Al hanya diam tanpa berniat mengucapkan sepatah katapun

Bodyguard oh BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang