Chapter 14

33 5 0
                                    

"Kita bakal libur 1 bulan lebih!" jelas Gysta.

Hanif, Luisa dan Jenniper pun memajungkan bibir mereka kesal.

"Dipikir apaan, ternyata libur sebulan. Kalau itu mah gue juga udah tau!" cibir Jenniper.

"Judulnya aja yang bagus 'HOT NEWS' eh beritanya udah basi. Semua orang juga udah tau kali!" sekarang ganti Hanif yang bicara.

Sementara Luisa hanya menonton kedua temannya yang sedang kesal ke Gysta.

"Ehemm!!" Luisa pun berdehem.

"Apa sih?" tanya Hanif.

"Lo tadi mau ngapain?" Luisa malah balik nanya.

Sementara Hanif sedang berfikir keras, ia sedang lupa apa yang akan ia lakukan tadi.

Luisa pun berjalan duluan, meninggalkan ketiga temannya yang sedang berdiri bingung akan sikapnya.

Selang beberapa menit Hanif berteriak.

"Yakk, gue kan mau ditraktir sama lo!!" teriak Hanif sambil meneput jidatnya.

Sementara Luisa sudah berjalan cukup jauh, tapi ia masih dengar apa yang Hanif katakan.

Hanif pun mengejar Luisa, berusaha menyusul temannya ke kantin.

Sementara Gysta dan Jenniper masih berdiri disana, diam dan suasana hening.

"Hoii, ke kantin yuk?" ajak Ratih yang baru datang pada Jenniper.

"Oke bro." jawab Jenniper.

Sekarang tinggal Gysta yang berdiri sperti orang hilang disana.

"Loh!, kok gue sendiri sih. Dasar temen laknat!" kesal Gysta yang baru sadar bahwa ia sudah sendirian disana.

Sementara Luisa sedang ke kantin, Shafira dan Isa membaca buku dengan umpatan-umpatan gak jelas. Bagaimana bisa suara dengkuran Dio merusak aksi tenang mereka.

"Minta gue lem kyaknya tuh mulut!" kesal Shafira.

"Iya nih, nyebelin banget sih si Dio. Udah absen, ganggu aksi tenang kita lagi!" Isa pun juga ikut mengumpat.

10 menit kemudian.

Sudah selama itu mereka mengumpat.

"Kalian kenapa sih?" tanya Luisa yang baru datang dengan Hanif dan Gysta.

"Tuh, si Dio." tunjuk Shafira.

Luisa dan Hanif pun menatap Dio yang sedang tertidur pulas di pojok perpustakaan.

"Ohh, jadi nih anak absen karna tidur disini rupanya!" kesal Hanif.

Bagaimana gak kesal, karna Hanif tadi mencari Dio kemana-mana tapi tidak ketemu.

Flasback on.

"Pak, bukannya jamkos ya?. Kan udah ujian kenaikan kelas?" tanya Gysta.

"Iya, saya kesini cuman mau ngasih info. Selagi kalian belum memiliki kelas di kelas VIII maka kalian harus tetap masuk di kelas VII!" jelas pak Slamet.

"Duh, gue pikir info apaan!!" cibir Hanif.

"Loh, kamu ini dikasih info malah nyinyir aja kyak nek lampir!!" umpat pak Slamet sambil mendudukan pantatnya di kursi guru.

Setelah itu pak Slamet pun membuka daftar kehadiran murid.

"Kemana Dio, apa dia absen?" tanya pak Slamet yang melihat jumlah muridnya tidak lengkap.

"Tasnya sih ada, tapi orangnya ditelan bumi mungkin!" celetuk Krisna.

"Kemana dia?" tanya pak Slamet lagi.

"Dia mungkin di kantin pak, biar gue aja yang cari!" ujar Hanif sambil melangkahkan kakinya.

"Gysta, Luisa. Susul Hanif!" perintah pak Slamet.

"Baik pak." jawab Gysta dan Luisa sambil mengejar Hanif.

Sesampainya di kantin, mereka bertiga tak melihat batang hidung pesek Dio.

"Tuh anak kemana sih?" kesal Gysta.

"Kalau gue tau, gue gak akan ngusulin buat nyari tuh anak!!" bales Hanif yang membuat Gysta cengar-cengir.

"Kita mencar aja kali, gue ke taman belakang sekolah. Lo ke taman depan sekolah, trus Hanif ke sekitar kelas lainnya!" usul Luisa.

Gysta dan Hanif pun mengangguk setuju.

Sampai pada akhirnya mereka bertemu lagi di dekat kantin.

"Aduh, gue capek nih. Tuh anak gak ada di sekitar kelas!" ujar Hanif.

"Iya nih, gue juga. Bikes deh gara-gara tuh anak!!" umpat Luisa.

"Udah deh, kalau si Dio gak ketemu ya udah. Kita ke kelas aja yuk." ajak Gysta.

"Hmm, lo bnr juga." sahut Hanif.

Mereka berdua pun akhirnya menuju ke kelas lagi.

"Ketemu gak?" tanya Jenniper.

Mereka bertiga pun menggeleng, terdengar helaan nafas kasar dari pak Slamet.

"Ya sudah lah, kalian boleh lanjutkan aktifitas kalian. Saya mau menghadiri rapat dulu!" ujar pak Slamet.

"Baik pakk!!" teriak semuanya girang.

Flasback off.

Terlihat Hanif, Luisa dan Gysta sedang menetralkan amarah mereka. Mereka sudah capek-capek mencari dimana keberadaan Dio yang malah enak-enak tidur di pojok perpustakaan.

"Kyaknya nih anak mau dibunuh, kita udah capek-capek nyari. Tapi malah ditinggal tidur!!" marah Luisa.

"Kita cintang-cintang aja nih anak biar kapok!" tak hanya Luisa, Hanif pun juga merasa kesal dengan Dio.

"Hmm, setelah itu kita buang aja nih anak ke selat sunda, biar dimakan hiu!" ujar Gysta.

Isa dan Shafira sedikit menjauhkan diri setelah mendengar umpantan dari ketiga anak yang sedang marah saat ini.

"Diooo!!!" Teriak mereka bertiga secara bersamaan.

TBC...

VOTE DAN COMENNTNYA...

AWASS TYPO BERTEBARAN GUYS...

HARAP MAKLHUM ADANYA..


VII B Kelas Pembuat Onar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang