Dio pun mengerjap-ngerjapkan matanya, setelah itu ia menguap sangat lebar. Bahkan sepatu pak Slamet bisa masuk ke mulutnya.
"Apaan?" tanya Dio polos.
"Lo tidur disini udah berapa jam?" tanya Shafira.
Dio pun melirik arloji yang melingkar di tangan kirinya.
"2." jawabnya singkat.
"Hihh!!" ujar Gysta lalu melangkah pergi, geram dengan Dio.
(Author: Di chapter ini, yang aku munculin cuma tokoh utamanya aja.)
"Kenapa si Gysta?" tanya Dio lagi tanpa tau apa kesalahannya.
"Kyaknya lo bakal jadi makan siang Hanif sama Luisa!" ujar Isa.
Isa dan Shafira pun melangkah mundur lagi, berusaha menjaga jarak dari dua singa yang akan memakan Dio habis-habisan.
"Lo tau kesalahan lo?" tanya Hanif menahan anarahnya.
"Hmm apa emng?" Dio malah balik tanya, membuat Luisa dan Hanif makin marah.
"Kyaknya bakal ada perang dunia ketiga nih!" batin Shafira sambil menggaruk tengkuknya.
"Pertama lo absen, kedua gue dan Hanif harus cari lo keseluruh sekolahan, ketiga ternyata lo malah enak tidur disini, keempat lo bener-bener buat gue dan Hanif marah!" jelas Luisa.
"Hmm, banyak juga!" balas Dio sambil menaruh telunjuknya ke dagu, seolah-olah sedang berfikir.
"Sangat, dan lo harus nerima akibat dari berbuatan lo ke gue sama Luisa!" seru Hanif.
"Hehe, gue ampun deh sama lo berdua. Gue traktir lo dikantin ya, tu orang 5000 gimana?, tapi jangan apa-apain gue?" mohon Dio.
"Lo yang bilang traktir, tapi akhirnya Luisa sama Hanif bayar sendiri!" celetuk Isa agak keras.
"Lo udah bangunin singa yang tidur, dan lo harus dapet hukuman!" sekarang ganti Shafira yang bicara.
"Eh, jangan donk. Dio kan udah slalu dibully sama temen-temen Hanif, masa sekarang Dio harus nerima hukuman sih?" cegah Isa.
Isa memang tergolong anak yang baik dan polos juga otak cerdasnya, dia akan merasa kasihan pada orang yang selalu dibully atau terkadang dimintai uang oleh siswa berandal.
"Enak aja, gue udah capek-capek nyari malah ditinggal tidur disini!" bantah Luisa.
"Yap, bener tuh!" sahut Hanif.
Pletak..
Pletak..
Pletak..
Pletak..
Pletak..
Pletak..
Pletak..
Pletak..Dio mendapat delapan jitakan dari Luisa dan Hanif, masing-masing 4 jitakan.
Dio terjatuh ke lantai sambil memegang kepalanya yang terasa sedikit nyeri.
"Haduhh, lo gak bakal bisa cegah singa untuk makan mangsanya jika udah kelaparan Sa!" ujar Shafira ke Isa.
"Iya yah, percuma gue nyegah Luisa sama Hanif, toh Dio juga kena pada akhirnya. Hahh!!" terdengar helaan nafas dari Isa.
Setelah selesai menjitak Dio, Luisa mengambil novel yang berjudul 'Percy Jackson Sea of Monster' lalu membacanya.
Jika Hanif, dia malah ke pojok perpustakaan. Melepas jaketnya lalu dilipat dan dijadikan bantal. Tentu saja mau tidur, karna semalam Hanif hanya tidur 2 jam.
Isa serta Shafira pun juga melanjutkan aksi membaca mereka, sementara Dio. Dia melanjutkan mimpinya yang sempat terputus gara-gara teriakan tiga temen laknaknya itu.
"Tumben Hanif tidur, biasanya aja udah pulang duluan jika ada jam kosong?" tanya Isa.
"Mana gue tau, mungkin tadi malem ia gak tidur. Maka nya sekarang dia diem dan memanfaatkan jam kosong ini buat tidur." jawab Luisa.
"Hmm, mungkin." seru Shafira.
TBC...
VOTE DAN COMENTT..
JANGAN BOSEN BACA CERITA INI YA, KARNA BENTAR LAGI UDAH END.
KIRA-KIRA SAD ENDING APA HAPPY ENDING YA..
KAMU SEDANG MEMBACA
VII B Kelas Pembuat Onar
NonfiksiKisah nyata, tapi sebagian karangan sendiri. Menceritakan tentang anak-anak penghuni kelas VII B, yang seluruhnya mempunyai sifat yang sama. Pembuat onar itulah julukan yang tepat bagi kelas itu, hingga para guru geleng-geleng kepala dibuatnya.