19 - Dusk

453 38 12
                                    

Rahasia. Satu kata yang sering membuat kita, para manusia, dibayangi kegundahan, diliputi keresahan dan bahkan dihantui rasa keingintahuan yang berlebihan.

Dalam hidup, manusia setidaknya punya satu rahasia yang tidak ingin ia bagi dengan orang lain. Rahasia yang akan ia bawa hingga ke liang lahat.

Rahasia semacam ini biasanya berkaitan dengan hal yang bersifat negatif. Sesuatu yang tidak akan pernah ingin diketahui oleh siapapun, sesuatu yang memang sudah seharusnya berjalan seperti itu.

Layaknya sang raja rimba yang menyembunyikan bangkai tawanannya, manusia juga pasti akan berusaha mati-matian agar keburukan dirinya tak diketahui oleh orang lain. Sifat alamiah yang selalu ada bukan?

Dan kini, sama seperti kisah dari sang raja rimba dan tawanannya, ada seseorang yang berusaha menutup rapat-rapat sisi buruknya. Mencoba mengubur dalam-dalam tabir rahasia kelam dalam hidupnya.

Entahlah, siapa orang yang dimaksud itu. Tak ada yang tahu atau mungkin memang tak ada yang berniat untuk mencari tahu, kecuali anggota kepolisian Chicago, Illinois bernama Kenzio Zayn Arashi.

Mari serahkan semuanya pada Kenzio yang kini telah berada di Greensand's Hospital.

"Hei, c'mon, ini baru langkah pertama kita. Jangan terlalu kecewa. Bersemangatlah, Kawan."

Vincent menepuk punggung Ken yang tengah berjalan dengan langkah gontainya.

Setelah tak mendapati informasi apapun dari rekan-rekan Aaron yang telah dimintainya keterangan, Ken menampakkan wajah lesunya.

"Kukira kita akan mendapatkan sedikit petunjuk di sini, tapi ternyata jawaban mereka tetap sama," kata Ken pelan.

"Kita akan dapatkan petunjuk itu di tempat lain," ujar Vincent, mencoba menyemangati.

"Ken!" panggil seseorang. Ken menoleh dan mendapati dokter Henry dan dokter Jeremy berjalan mendekat.

"Hei, ada apa ini? Kenapa anggota kepolisian yang tak berseragam datang kemari?" tanya dokter Henry.

Dokter Jeremy menimpali, "Apa ada kasus yang berkaitan dengan rumah sakit ini?"

"Tidak."

"Ya."

Jawaban yang berbeda membuat kedua dokter itu mengernyit bingung.

Vincent memandang kedua dokter itu, "Kami sedang dalam penyelidikan sebuah kasus." Ia menjawab pertanyaan dari dokter Jeremy dengan raut muka yang keruh.

"Ah, begitu." Dokter Henry tersenyum ramah, berbanding terbalik dengan dokter Jeremy yang menampilkan senyum kecutnya.

"Kasus apa?" tanya dokter Jeremy.

Dokter Henry menyenggol lengan dokter Jeremy pelan, "Oh, ayolah, dokter Jeremy. Untuk apa kau tanyakan hal itu? Itu adalah rahasia kepolisian."

"Aku hanya ingin tahu, Professor," ujar dokter Jeremy.

"Kurasa kita harus segera kembali ke kantor sebelum hari semakin siang, Ken," celetuk Vincent setengah menggerutu.

"Tunggu dulu! Kalian belum menjawab pertanyaanku. Jadi, kasus apa yang sedang kalian selidiki?" desak dokter Jeremy.

Vincent memutar bola matanya jengah.

"Sebenarnya ... kami sedang melakukan penyelidikan ulang terhadap kasus meninggalnya dokter Aaron," bisik Ken pelan.

Kemudian ada raut keterkejutan yang tidak sempat ditangkap oleh siapapun di sana.

🌧🌧🌧

La Lluvia : Hujanku Adalah KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang