32 - Kenzio

355 43 2
                                    

🔝 Kenzio salah kostum, harusnya kan pake seragam polisi 😅



●●●



Ketika Rachel tersadar, ia tahu kalau dirinya masih berada di rumah sakit. Tangan kirinya terbalut selang infus yang menimbulkan nyeri.

Rachel teringat Ken, dan saat ia membuka mata, hal pertama yang di tanyakannya adalah pria itu. Dia menangis pilu dan memohon pada Anggi agar mau membawanya menemui Ken.

"Operasinya masih belum selesai, berdoalah agar semuanya berjalan lancar."

Begitu kata Anggi.

Rachel tak bisa menghentikan air matanya, rasa nyeri menghantam hatinya kala ia membayangkan kesakitan yang harus dialami kekasihnya.

Anggi benar, yang bisa ia lakukan sekarang hanya berdoa. Memohon pada Tuhan agar Ken-nya bisa melewati semua ini.

Ken sedang dalam perjuangan antara hidup dan mati di meja operasi, dan Rachel tahu hanya pertolongan Tuhan lah yang mampu menyelamatkannya saat ini.

Rachel berdoa dalam hati, meminta Tuhan agar sudi memperpanjang hidup sang kekasih. Batinnya menjerit, merayu Tuhan agar Ken-nya tak dibawa pergi.

Gadis itu terlihat begitu menyedihkan dengan mata sembabnya, ia mengerang mengingat kekasihnya. Ia tak sanggup menghalau rasa rindunya.

Air matanya seolah tak akan bisa berhenti, semakin menderas ketika orangtuanya datang mengunjungi.

"Ibu bersyukur kau baik-baik saja. Ibu sangat panik waktu Andrew menelepon dan menceritakan semuanya."

Julia, ibunda Rachel, menangis haru sambil memeluk erat sang putri. Pun begitu dengan Bryan, ayah Rachel.

"Ayah menyesal tidak tahu tentang ini dari awal. Maafkan ayah, Rachel," sesal Bryan.

Rachel menggeleng pelan, "Aku justru bersyukur ayah dan ibu tidak tahu tentang hal ini. Aku tidak ingin membuat kalian khawatir."

"Yang terpenting adalah kau baik-baik saja," kata Bryan. Julia mengangguk setuju.

Rachel mendesah, tatapannya begitu redup, bagai mendung di malam hari.

"Tapi, Ken ...." Ia tak sanggup menyelesaikan kalimatnya.

"Dia pasti akan baik-baik saja, kau harus yakin itu," ujar Julia, mencoba menenangkan. Ia kemudian kembali memeluk erat putrinya.



●●●



"Ken, bangunlah. Kau tidak merindukanku?"

Rachel berbisik di telinga Kenzio yang memejamkan matanya.

"Bangun, Ken. Jangan seperti ini, kau membuatku takut."

Lelehan bening merembes dari kedua mata almond Rachel.

Ken tetap diam, sama sekali tak merespon ucapan gadisnya. Pria itu masih betah memejamkan mata.

Ini sudah hari ke empat sejak operasi yang harus dijalani Ken dinyatakan berhasil sepenuhnya. Tetapi kenapa pria itu belum sadar juga?

Rachel mengerang dalam hati, tak sanggup jika harus melihat Ken terbaring lemah seperti ini.

Ia membelai pipi Ken pelan, berharap pria itu akan segera membuka mata begitu merasakan sentuhannya.

Gadis itu kemudian mencium pipi Ken lama sembari terus membisikkan kata-kata cinta untuknya.

"Rachel."

La Lluvia : Hujanku Adalah KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang