Ini bukan tentang siapa yang paling besar cintanya, bahkan jika dalam tahap tergelap dalam fase cintamu kau mulai melangkah mundur, walau hanya seinchi itu artinya cintamu tak sebesar itu. Ini adalah tentang siapa yang tetap bertahan di sisinya seburuk apapun situasi itu baginya.
-=11=-
Message from: yeppun son (beautiful hands)
Kau akan datang hari ini, Yeol?
Message to: yeppun son (beautiful hands)
Ya, jika kau terlalu sibuk dengan Rumah Sakit tidak usah menuruti apa kata ibu.
Jina terdiam ketika matanya menangkap dan membaca sederet pesan teks yang tak terlalu panjang itu. Sudah terhitung dua minggu sejak kali terakhir pertemuan tatap mereka di rumah. Pertemuan yang berakhir pada sesi percekcokan yang membawa Jina melangkah pergi dan memperlihatkan punggungnya pada Chanyeol.
Tentu, itu bukan kali pertama pertengkaran terjadi. Beberapa bulan pasca pernikahan mereka juga sering terjadi selisih paham antara keduanya, namun tak pernah sampai separah seperti pada beberapa bulan terakhir. Yang membuat akhir salah satu dari mereka pergi.
Getar interval dari ponsel Jina menyengat permukaan kulitnya yang membuat dia terbangun dari lamunan. Lantas, ada nama panggilan sayang yang tertera di layar yang membuatnya memiliki dua opsi antara menjawab dan perbincangan di mulai atau menolak menjawab dan masalah baru dimulai.
Tidak mau ambil pusing, Jina menggeser layar virtual hijau dan ada suara yang terdengar dari sebrang. Suara yang begitu ia ingin dengar akhir – akhir ini. Jina rindu pada suara itu. Rindu pada pemilik suara itu.
Amat sangat.
"Halo Jina.. kau sudah bangun?"
"Sudah tentu saja, siapa memang yang mengirimu sms jika aku belum bangun, Tuan Jo?"
"oh ya, kau benar. Bagaimana kabarmu, baik?"
Ada sebuah kekehan ringan yang terdengar menyapa telinga Jina yang membuat dia menarik sebuah senyuman di bibirnya yang terlapis oleh pelembab bibir. Suaranya terdengar begitu hangat, tidak seperti terakhir kali.
"Jina kau masih di sana?"
"oh ya, aku di sini. Chanyeol jika –'
"Aku sudah di parkiran, cepat kemari. Kita pergi sama – sama."
"Baiklah,"
"Jina?"
"Ya?"
"Aku akan tetap bersamamu. Jadi, kau percaya padaku,kan?"
"Kapan aku tidak percaya padamu?"
"Baiklah."
Jina segera menyunggingkan senyum begitu melihat Chanyeol berada dalam mobilnya yang terparkir tepat di belakang mobilnya. Gadis itu segera duduk di bangku sisi kemudi dan Chanyeol yang menyambutnya dengan sebuah senyum sehingga dekik di pipi kirinya terlihat jelas.
"Coba lihat aku." Chanyeol bersuara, membuat Jina menoleh dan kini mata mereka saling bertukar pandang untuk sejenak. Chanyeol tampak menatap Jina lekat untuk beberapa lama dan membuat Jina merasa salah tingkah. "Ada apa dengan tatapanmu?"
Wajah Chanyeol kemudian mendekat dengan cepat dan meletakkan bibirnya di atas bibir Jina yang membuat wanita itu bungkam. Tangan Chanyeol kemudian memimpin ciuman itu yang berubah semakin panas seiring detik yang berlalu, Jina membalas bibir Chanyeol dengan lembut, kedua mata mereka terpejam menghayati permainan lidah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
【END】Will You be There 「당신이 거기 있을 것인가」
FanfictionAku menyadari bahwa selama apa pun aku menunggu, kau tidak akan pernah di sana.. 『Status: lengkap -repub September, 23 2018』