[3] Beautiful Nightmare

265 35 4
                                    

Ini seperti kau sedang bermain ke sungai dan berniat untuk membasuh wajah karena cuaca yang panas, kemudian permata yang ada di dalam air yang sungai yang jernih membuat dirimu tanpa sadar tercebur, ternyata setelah dilihat, itu hanyalah pantulan sinar mata hari pada sebuah cermin yang tercebur di sungai itu, begitu menggoda dan menyilaukan namun menipu.

∞∞∞

1 years a go..

Joona segera berlari menuju rumah paman dan bibinya yang tak jauh dari rumahnya begitu mengetahui rekening bank atas nama ayah dan ibunya telah didepositkan ke rekening pamannya dan telah dicairkan secara tunai. Setibanya di rumah paman yang nampak berantakan, Joona mengetuk pintu keras. "SAMCHEON!!"

"SAMCHEON!! BUKA PINTUNYA. INI JOONA!" gadis itu berteriak hingga level tertinggi suaranya, namun tak ada jawab dari dalam –walaupun Joona sudah tahu jawaban yang ia dapat melihat bagaimana kondisi rumah sang paman yang sudah berantakkan dari sisa sampah dan barang yang mereka tinggalkan.

"Apa anda Joona –ssi?"suara serak khas orang tua itu menghentikkan protes Joona seketika, dengan mata yang memerah menahan tangis ia menoleh ke sumber suara, ditemui seorang nenek di pintu gerbang berdiri memegang sebuah surat, Joona menjawab, "Ne.."suaranya lesu,nenek itu tersenyum sedikit dan memberikan sepucuk surat untuk Joona, "Mereka hanya meninggalkan ini."lantas, setelah memberikan itu pada Joona, sang nenek pergi dari sana. Dengan masih menahan tangis akhirnya ia membuka surat itu dan membacanya.

[Untuk: Joona, keponakanku.

Joona, ini paman. Maaf karena pergi tanpa pamit, kami memiliki banyak hutang kepada lintah darat sehingga kami harus melunasinya dengan segera, anakku –Jihoon juga sedang sakit dan dirawat, paman meminjam uang di rekening ibumu yang ada di rumah orang tuamu. Suatu saat, pasti akan paman ganti. Aku yakin kau pasti bisa bertahan karena kau masih memiliki flat yang orang tuamu berikan, kau juga tidak punya tanggungan siapapun yang harus kau penuhi. Paman akan menghubungimu kembali nanti.]

Lantas, seusai membaca kalimat terakhir surat itu Joona menangis keras, karena merasa kesal dengan semuanya. Semuanya menyulitkan dirinya, namun ia tidak dapat marah Karena ia tahu sepupunya Jihoon memang sakit lemah jantung sehingga harus dirawat, dan biaya perawatan rumah sakit tidaklah sedikit. Dan, ia tidak dapat marah atas alasan itu.

∞∞∞

Jina kembali ke rumah sakit setelah bertengkar dengan suaminya, dan kini shiftnya sudah berakhir sejak dua jam lalu dan ia hanya duduk di emperan lorong Rumah Sakit menatap arloji di tangannya begitu jenuh. "Sudah pukul 01.20, kau tidak pulang dokter Han?"sapa seorang dokter lain dengan baju birunya yang masih ia kenakan, "Kau habis operasi, dokter Kim?"tanya Jina dibalas sebuah anggukkan singkat dokter tampan itu. "Yah, memang apa lagi yang bisa dokter bedah otak selain operasi? –kau sendiri, tidak pulang?sepertinya jam kerjamu sudah berakhir sejak tadi."terka dokter Kim melihat wajah Jina yang muram, pasti sedang ada sesuatu dikehidupan rumah tangganya.Jina tersenyum ulas saja, ia menunduk malu karena seperti biasa orang-orang selalu dapat melihat dengan jelas suasana hatinya hanya dengan melihat sekilas mata.

"Memang sudah berakhir, dan berhenti menjadikan suasana hatiku sebagai konversasi kita. Itu membosankan, dokter Kim Junmyeon –ssi."balas Jina setelah sempat terdiam untuk sesaat. Dokter Kim menyambut kata-kata Jina dengan tertawa renyah, "Tidak apa-apa, menyenangkan untuk menggoda seorang mantan kekasih yang kini sudah bersuami, punya hotel pula."ledek Junmyeon yang dibalas oleh sebuah pukulan dipunggung lelaki itu, sampai lelaki itu meringis.

"Hei, hei, hentikan. Ini Rumah Sakit, dokter Han –bukan rumahmu."katanya lagi sambil tertawa dan menahan sakit karena dipukuli oleh Jina. Memang,mereka sempat menjadi sepasang kekasih pada saat kuliah dulu, namun entah apa dan kenapa hubungan mereka merenggang dan memutuskan untuk menjadi teman baik saja. "Kalau begitu, aku pulang saja daripada harus meladeni orang sepertimu. Menyebalkan."Jina mengakhiri percakapan mereka, lantas Junmyeon tersenyum dan berucap meski wanita itu sudah menjauh, "Kabari aku jika kau membutuhkan teman cerita.Aku siap mendengarkanmu." Namun, Jina hanya melambaikan tangan saja dan tidak berkata apa-apa lagi.

【END】Will You be There 「당신이 거기 있을 것인가」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang