-=7=-
Dalam hidup ini, bukan hanya kisah dirimu saja yang menyedihkan. Bagaimana cerita itu berakhir segala keputusan ada ditanganmu. Apakah menjadi akhir bahagia bak dongeng ataukah menjadi akhir tragis seperti dark – melodrama.
"Kau sudah bicara pada suaminya tentang Jina?"tanya Junmyeon memberikan kopi instan kaleng pada Hayoung, yang kemudian tanya itu dijawab dengan gelengan lantas membuat Junmyeon nampak kecewa.
"Situasinya tadi tidak meyakinkan. Aku juga perlu persiapan untuk menjelaskan semua itu pada suaminya. Kau juga kenal bagaimana watak Jina, Dokter Jun." Hayoung hanya menatap Junmyeon untuk mengerti dan lelaki itu mengangguk, kembali meminum kopinya.
"Dia cukup keras kepala. Sudah lima jam lebih, aku rasa waktunya sudah lebih tepat dari sebelumnya. Cepat kau jelaskan, sebelum semua makin rumit, Dokter Park." Junmyeon menyarankan yang hanya dibalas senyum buatan oleh Hayoung. Setelahnya ia hanya menepuk bahu Junmyeon dan pergi meninggalkan lelaki itu yang masih sibuk menatap ke arah luar dari koridor yang sepi.
Hayoung lebih dulu mengatur napasnya dan memastikannya bahwa ia baik – baik saja. Tangannya kemudian membuka tirai dimana Jina berada, bukan ruangan VIP bagaimana layaknya orang kaya pada umumnya, Jina hanya ditaruh pada sebuah ruang rawat kelas III yang diisi sekitar empat orang dalam satu ruangan. Jina bukan tipe orang yang suka dengan kemewahan meski dirinya orang kaya sekalipun.
"Ada apa, Hayoung – ssi?"
"Itu..aku harus menjelaskan kenapa situasi ini bisa terjadi, Chanyeol –ssi."
Hayoung mengatur napasnya, mencoba untuk berbicara dengan nyaman dan sesantai mungkin. Chanyeol yang tadinya duduk, melihat ekspresi Hayoung yang begitu serius menjadi berdiri, masih memandang Hayoung dengan tatapan menunggu atau menerka apa yang akan Hayoung jelaskan.
"Silahkan bicara, apa itu –dokter Park?"
Hayoung memegang lehernya dengan tangan kanan, ia melirik Jina sebentar yang belum juga sadar. Baiknya, sebagai teman Jina perlukah Chanyeol mendengar penjelasan ini dari orang lain dan bukan dari Jina sendiri? Bukankah lebih menyakitkan? Sibuk dengan pikirannya, Hayoung yang sudah yakin menjadi ragu kembali. Tangan kirinya sudah mencengkram bagian dalam sakunya yang berisi kertas hasil tes Jina.
"Begini Chanyeol – ssi, soal Jina.."
"Jo Chanyeol!" Panggilan Jina membuat Hayoung tersentak, Jina menatap Hayoung mengisyaratkan untuk tetap bungkam soal kejadian siang tadi. Sementara Chanyeol, tentu saja sudah sibuk dengan Jina dan melupakan percakapannya dengan Hayoung.
Chanyeol mengusap rambut Jina, tersenyum lega. "Ada apa, Han Jina? Jika ibuku membuatmu tertekan, tolong cerita padaku. Jangan melakukan hal gila seperti itu lagi, mengerti?" perkataan panjang lebar Chanyeol hanya disambut dengan sebuah angguk dan tangis haru Jina, yang dengan segera Chanyeol membawanya dalam sebuah dekapan.
"Maafkan aku, Chanyeol –ra."
Melihat itu, Hayoung hanya memundurkan langkah dan keluar dari ruang rawat Jina. Dia mengacak rambutnya frustasi. "Dari sini, semuanya akan rumit, aku harap kau ingat itu Han Jina."
**
"Anda mencariku, presdir?"
"Oh ya, Hyungwon –ssi. Tolong bantu aku untuk mencari tahu siapa yang menyelamatkan istriku ketika di Rumah Sakit hari itu."
"Ne, algesseubnida."
Chanyeol kembali sibuk dengan layar monitornya setelah sang sekretaris pribadinya berlalu dari ruangannya. Sebuah panggilan pararel adalah hal kedua yang mengalihkan lagi matanya dari monitor yang berisi tentang kemajuan Hotel Venicenya.
![](https://img.wattpad.com/cover/144534911-288-k119865.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
【END】Will You be There 「당신이 거기 있을 것인가」
FanfictionAku menyadari bahwa selama apa pun aku menunggu, kau tidak akan pernah di sana.. 『Status: lengkap -repub September, 23 2018』