Bukan manusia yang menentukan jalan hidupnya, tapi manusia hanya bisa menjalankan rencana dan hasilnya menunggu dari sang Pencipta, Allah. (Kru jomblo)
---
Aku berdiri di dekat pintu lobi sebelah kanan, aku hendak menuju ke arah mobilku tapi aku tak menemukan kuncinya. Perasaan tadi aku saat baru datang menaruh kunci mobil di laci dan saat pulang aku belum mengambilnya, berarti kuncinya masih di atas. Aku menoleh ke arah belakang dan aku masih bisa melihat Gabriel yang mengawasi gerakanku.
"Ada apa?" aku menoleh ke sebelah kiri. Dengan wajah yang sudah kutebalkan aku harus membuat permohonan pada sosok lelaki yang beberapa hari lalu aku sangka sopir Online.
"Apa kamu bawa mobil?" tanyaku lirih.
"Iya," aku melihat dia menoleh ke arah parkir tamu di sebelah kiri lobi. Aku mengikuti pandangannya lalu menghela napas penuh syukur. Alhamdulillah, aku bisa nebeng kepada Aidan.
"Boleh antar saya pulang, kunci mobil saya tertinggal di atas. Dan saya tidak mungkin kembali ke atas karena kamu tahu bukan alasannya." Aku menatap Aidan penuh harap, aku mendengar dia berdehem lalu berjalan meninggalkan diriku sendiri. Aku tahu untuk mengikutinya sebab dia hanya diam saja.
Aku masih berdiri kaku di depan pintu, jujur aku merasa malu atas penolakan yang diberikan oleh Aidan. Aku mengakui jika diriku bersalah sejak awal bertemu, tapi tidak bisakah lelaki itu sedikit saja mengerti keadaanku saat ini.
"Masuklah," aku terpaku menatap Aidan yang sedang membukakan pintu mobil untukku. Apa aku tidak salah lihat? Aku tak mau memastikan semuanya yang ada dalam pikiranku saat ini adalah terlepas dari Gabriel dan melampiaskan segala rasa yang ada di dada dan pikiranku.
Aku segera masuk dan mengambil duduk. Aku bernapas lega kala mobil sudah berjalan meninggalkan lobi dan mulai keluar gerbang perkantoran. Ya Allah, hari ini lebih melelahkan dibandingkan saat harus mengurus manusia kutub.
Aku menatap ke arah kiri selama perjalanan, bukan tanpa sebab aku melakukan semua ini. Aku cukup memiliki rasa malu dalam diri. Selain itu, aku masih merasakan amarah yang cukup kuat di dalam dadaku, tak ingin aku melampiaskan kepada orang yang telah menolongku jadi aku memilih diam.
Mataku rasanya memanas kala ingat ucapan yang terlontar santai dari Gabriel. Lelaki itu secara tersirat memintaku maskulin ke dalam agamanya dan menikah dengannya. Lalu bagaimana dengan Hana? Apa dia lupa jika selama ini dia sudah menjalin hubungan dengan sahabatku? Sungguh aku tidak habis pikir.
Dan yang lebih memukulku secara telak adalah kenyataan bahwa orang yang selama ini tak mempedulikan diriku tiba-tiba muncul bak seorang pahlawan. Sungguh miris, bukan kuanggap pahlawan tetapi lelaki itu akan aku panggil sosok yang menyesatkan.
Aku beberapa kali menarik ingus yang rasanya ingin keluar dari hidungku, dan tak lupa aku mendongak supaya air mata tak jatuh membasahi pipiku yang sudah subur. Kadang aku bertanya di mana letak sebuah keadilan. Mengapa hidupku selalu tertempa badai berkepanjangan? Di mana ketenangan yang aku dapatkan atau aku tak berhak mendapatkannya.
"Saya akan membeli sesuatu. Keluarkan semua, jangan ditahan." Aku menoleh ke arah sekeliling dan ternyata mobil terparkir di pelataran sebuah mini market. Apa yang tadi Aidan katakan, dia melarang ku menahan. Aku menoleh cepat ke arah Aidan tapi ternyata lelaki itu sudah berada di depan pintu mini market. Aku merasa terharu dengan perhatian kecil yang diberikan lelaki itu, tak pernah sebelumnya ada orang yang memperlakukan diriku sebaik ini. Dan tanpa kucegah lagi aku sudah menangis terisak-isak, sungguh aku ingin menahannya, tak ingin orang lain mengetahui kelemahan yang kumiliki tapi aku tak mampu. Mungkin memang benar adanya bahwa manusia memiliki satu titik jenuh. Dan saat ini, adalah masa di mana aku tak lagi mampu membendung semuanya. Ya,bendunganku selama hampir sepuluh tahun sudah jebol.
![](https://img.wattpad.com/cover/152771482-288-k544809.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menenun Asa (Terbit)
SpiritualSilakan baca dan komentar selagi masih Going on, sebab saya tidak janji akan tetap memajang cerita ini di sini.... Hehehe.... ---- Khansa Adelia, dia adalah seorang wanita karir yang bisa dibilang sukses dan berjaya. Dia memiliki segalanya tetapi me...