Jeongin meringis, saat Renjun mengobati lukanya pada lututnya. "Makanya kau hati-hati Jeong," ucap Renjun.
"Iyaa..." gumam Jeongin sembari memajukan bibir bawahnya.
"Kalian kesulitan ya? Mengobati luka kalian? Biar aku saja yang mengobati. Tapi siapa yang bisa menggantikan aku menyetir?" ujar Woojin.
"Aku bisa." Ucap Guanlin sembari mengangkat tangannya. "Tapi aku agak berbahaya kalau menyetir."
"Berbahaya bagaimana?" tanya Woojin.
"Aku sering ngebut dan menyalip." Balas Guanlin jujur.
"Yah tidak apa-apa. Tidak ada juga yang berkendara selain kita." Kata Woojin.
Akhirnya Woojin menepikan mobilnya, untuk bertukar posisi dengan Guanlin. Guanlin segera melompat ke depan, ke jok supir, dan Woojin ke belakang.
Woojin dengan sigap, langsung menangani anak-anak yang terluka. Dan Guanlin mulai menjalankan mobilnya.
"Kita akan kemana?" tanya Guanlin.
"Ke tempat yang terlihat tidak terlalu banyam robot." Balas Woojin.
"Ya kemana?" Guanlin berujar dengan nada ketus.
"Jalan random saja. Kau pikir Woojin tahu tempat yang seperti itu dimana?" sahut Jihoon.
"Tadi kita sudah membunuh beberapa robotkan? Apa tidak ditemukan petunjuk apapun?" ujar Jeno.
"Kita tidak benar-benar membunuh mereka. Hanya membuat mereka lemah sesaat." Balas Jihoon.
"Lagi pula aku rasa cara mendapatkan petunjuk itu, ya kita harus membongkar tubuh robot itu." Kata Lucas.
"Tapi itu berbahaya. Robot itu punya virus." Ucap Woojin.
"Virus?" gumam Baejin dan lainnya dengan kening mengkerut.
Woojin menganggukan kepalanya. "Aku sudah menceritakannya tadi pada Jeongin. Virusnya itu berupa cairan warna merah, yang ada ditubuhnya, dan dikeluarkan melalui liur. Itu virus penyakit yang sangat menyakitkan, dan bisa membunuhmu secara bertahap." Ujar Woojin.
"Wow... sebenarnya siapa pencipta robot mengerikan ini? Aku merasa gemas ingin segera menemukan pelakunya. Akan aku hujam kepalanya dengan tombak." Ujar Haechan.
Hyunjin meringis mendengar perkataan Haechan. "Sadis sekali bung," gumam Hyunjin.
"Otak dia jauh lebih sadis." Balas Haechan.
Disaat yang lain berbincang. Jeongin dan Renjun memilih terdiam. Kepala Jeongin bersandar pada kaca jendela, dengan mata menatap kosong jendela yang tertutup baja.
Ia punya firasat buruk terhadap Minho, tapi ia tidak bisa membaca jelas, apakah Kakaknya memang dalang dari semua ini, atau bagaimana?
Kalau memang Kakaknya yang menciptakan robot-robot mengerikan ini, ia mana mungkin rela Minho nanti dibunuh?
Jeongin menggelengkan kepalanya, ia berharap dan mencoba meyakinkan dirinya sendiri, jika Kakaknya sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan robot-robot monster ini. Cairan merah di kamar Kakaknya, mungkin hanya bahan kimia biasa.
"Jeong," Renjun tiba-tiba memanggil Jeongin, yang membuat lamunan Jeongin buyar.
"Ya?" tanya Jeongin dan langsung memberikan perhatiannya pada Renjun.
"Kenapa kau melamun?" tanya Renjun.
Jeongin terdiam sejenak, sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Hanya lelah, hehe." Ucap Jeongin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grim | NCT, W1 & Stray Kids ✅ [Proses Revisi]
FanfictionHanya bercerita tentang anak-anak yang mencoba menyelamatkan masa depan mereka, yang mengerikan dan suram. Penuh darah dan ketakutan.