Jihoon sibuk berkecimpung dengan robot-robot, yang ia modifikasi sedemikian rupa.
♦♦♦
"Dad... katakan yang sebenarnya, kau membicarakan apa dengan orang yang bernama Jihoon tadi?" tanya Guanlin dengan nafas tersengal karena ia merasakan sakit pada sekujur tubuhnya.
Johnny hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Guanlin.
"Dad... aku mohon katakan dengan jujur pada kami." Giliran Mark yang berbicara, namun Johnny tetap tidak mau berkata apapun.
Tubuh Mark tiba-tiba bergetar, dengan air mata meluruh yang tak dapat ia tahan untuk keluar. "Kenapa? Kenapa Daddy ingin membuat robot mematikan seperti itu? Aku dan Guanlin sedang sakit. Dan Daddy malah mau membuat robot untuk membunuh orang-orang sakit?"
"Justru itu." Akhirnya Johnny buka suara setelah lama terdiam. "Justru karena kalian sakit. Pasti kalian setelah ini akan mati. Jadi dari pada aku repot-repot mengurus kalian saat sakit, padahal ujung-ujungnya kalian akan mati. Lebih baik kalian mati sejak awal."
"Kau gila." Gumam Guanlin. "Mau sakit mau sehat, kalau sudah waktunya mati pasti akan mati. Sakit separah apapun, kalau takdir nya belum mati, juga tidak akan mati!"
"Tapi buktinya lebih banyak orang mati karena sakit. Aku muak melihat semua itu. Aku ingin orang yang sakit mati segera, dari pada membuang uang, tenaga dan air mata saat mengurusnya." Kata Johnny.
Guanlin menggelengkan kepalanya. "Kau benar-benar gila. Aku akan minta Polisi membawamu ke rumah sakit jiwa. Ini semua pasti kepergian Mommy."
Johnny hanya terdiam dan membuang muka dari kedua Putra angkatnya.
"John, sekarang katakan padaku, orang yang bernama Jihoon itu mau apa, dan kau pasti tahu dia hendak kemana." Kata Taeyong.
"Aku tidak tahu." Balas Johnny.
"Apa kau menyuruhnya pergi ke lab?" tanya Taeyong.
Johnny hanya diam. Taeyong seketika menggebrak meja, dan berlari pergi keluar dari kantor Polisi.
Woojin, Guanlin, Mark, Jeno dan Baejin mengikuti langkahnya.
Wajah Taeyong memerah, ia tampak marah. Bagaimana mungkin Johnny membiarkan orang lain tahu labnya yang sangat rahasia? Bahkan Jeno tidak tahu selama ini dimana letak labnya.
♦♦♦
Jeongin membuka matanya perlahan. Pandangannya langsung tertuju pada pada punggung seorang pria yang tampak sibuk berkutat dengan sesuatu.
Seharusnya yang ada disana Johnny, takdir berubah.
Jeongin dengan berhati-hati, berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sedikit pun, menyeret tubuhnya mendekati sebuah meja yang terdapat vas bunga disana. Ia mengambil vas bunga itu, sebelum akhirnya beranjak berdiri, dan dari belakang, Jeongin berjalan perlahan mendekati Jihoon.
Prang! Vas bunga yang berada di tangan Jeongin, tak lama menghantam kepala Jihoon. Hingga Jihoon langsung terjatuh tidak sadarkan diri di lantai.
Nafas Jeongin memburu, ia kemudian terus menelan ludahnya melihat Jihoon yang terbaring di lantai dengan mata terpejam. Jeongin kemudian menge cek nafas dan nadinya, dia masih hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grim | NCT, W1 & Stray Kids ✅ [Proses Revisi]
FanfictionHanya bercerita tentang anak-anak yang mencoba menyelamatkan masa depan mereka, yang mengerikan dan suram. Penuh darah dan ketakutan.