Jaemin baru saja akan merangkak untuk memasuki pintu, namun tiba-tiba seseorang keluar dari pintu, dengan tergesa dan napas tersengal. Orang itu pun langsung menutup pintu kecil baja itu, sembari menetralkan deru napasnya.
"Guanlin?" pekik Mark yang sangat terkejut dengan kemunculan anak laki-laki berperawakan tinggi itu dari pintu.
Tidak hanya Mark, semuanya terkejut dengan kemunculannya.
Anak laki-laki yang dipanggil Guanlin itu, menatap Mark dengan sorot mata sendu dan menyedihkan. Di wajahnya terdapat banyak luka.
"Ba-bagaimana bisa kau dari dalam? Ada apa dengan wajahmu? Kau juga terlihat lebih dewasa. Bagaimana bisa?" Guanlin tidak menjawab kebingungan Mark, ia malah mendekati Mark, dan tiba-tiba memeluk kakak laki-lakinya itu sembari menangis, hingga membuat Mark mematung.
"Selamatkan masa depan kita," ucap Guanlin disela-sela isakan tangisnya.
"Apa maksudmu?" tanya Mark.
Tiba-tiba terdengar derap langkah kaki yang mendekati mereka, sampai akhirnya kemunculannya sukses membuat anak-anak yang lain terpekik karena terkejut.
Namun kemunculannya, membuat Guanlin yang sedang memeluk Mark tiba-tiba menghilang.
"Gu-Guanlin? Ka-kau dari sana? Lalu tadi? Siapa? Hantu?" Jisung bertanya dengan gagap.
Seseorang yang baru datang itu menatap bingung adik serta kakaknya yang menatapnya dengan mata terbuka lebar, juga teman-temannya yang tampak sangat terkejut hingga tidak bisa bersuara.
"Kalian bicara apa?" seseorang yang baru datang itu, Guanlin, menatap semua orang dengan kening mengkerut.
"Tadi kau keluar dari pintu itu," ucap Jisung sembari menunjuk pintu baja kecil itu. "Tapi dengan perawakan lebih dewasa, wajahmu penuh luka, dan kau menangis sambil memeluk Mark, padahal kau mana pernah memeluk Mark."
Guanlin melirik Mark setelah baru saja mendengarkan cerita Jisung, ia kemudian menggendikan bahunya.
"Aku tadi dari toilet, dan seorang guru menyuruhku mencari Jeongin. Hei idiot! Ayo kembali ke kelas!" Jeongin gelagapan, tiba-tiba dibentak Guanlin.
"Tidak, jangan dulu. Jeongin, coba buka pintu ini lagi." Kata Jaemin.
"Jangan! Jangan! Bagaimana jika itu sarang hantu?" Haechan berujar dengan histeris.
"Ah, masak dengan hantu saja takut? Kau sudah menjatuhkan harga diri geng kita!" seru Hyunjin.
"Diam! Tadi itu kan memang menakutkan! Guanlin ada dua! Yang bener saja!"
"Aku tidak mau buka, perasaanku mengatakan, di balik pintu ini berbahaya." Pungkas Jeongin.
"Tapi perasaanku mengatakan, kita harus masuk." Timpal Jaemin.
"Iya, tapi yang lebih tahu aku, karena aku punya indra keenam, perasaanku lebih benar." Jeongin bersikeras.
"Aku punya indra ketujuh, bagaimana menurutmu?" Jeongin jadi bungkam untuk beberapa saat, mendengar perkataan Jaemin, yang lebih seperti mengoloknya.
"Mana ada." Gumam Jeongin kemudian.
"Sudahlah, sekarang kita kembali ke kelas masing-masing. Jeno, Jaemin, Hyunjin, Baejin dan Haechan masuk ke kelas, jangan bolos! Kalau tidak kalian akan keluar dari sekolah ini. Mark dan Jisung juga, tidak mau dibabat ayah kan?" ujar Guanlin sembari melangkah duluan meninggalkan tempat.
Entah kenapa semua menuruti perkataan Guanlin, kecuali Jaemin yang masih tak bergeming di tempatnya. Ia menatap pintu kecil itu yang sepertinya akan membuatnya tidak bisa tidur malam ini.
Ada perasaan kuat yang menyuruhnya untuk ke sana.
"Jaemin!" namanya tiba-tiba dipanggil membuat Jaemin menoleh ke sumber suara, yaitu di pojok kiri koridor.
Rupanya Guanlin dengan luka di wajah yang memanggilnya, membuatnya terkejut dan tidak bergeming.
Ritme detak jantung Jaemin otomatis jadi lebih kencang, karena perasaan terkejut serta takut melihat Guanlin yang tampak berbeda itu tiba-tiba muncul.
"Di balik pintu itu memang berbahaya, tapi kalian harus ke sana, agar sesuatu yang ada di balik pintu tidak ada." Guanlin berkata dengan tatapan serta nada memohon.
"Jaemin!" suara Guanlin dari arah lain tiba-tiba memanggil Jaemin.
Dan anak laki-laki itu tiba-tiba muncul, membuat Guanlin dengan perawakan yang lebih dewasa tiba-tiba menghilang.
"Hei, kenapa masih di sini? Kau tahu? Ayahku sudah membincangkan dengan kepala sekolah, untuk mengeluarkanmu dari sekolah, mau? Ayo ke kelas!"
Jaemin menghela napas berat sembari menggelengkan kepalanya. Ia segera beranjak berdiri, dan mengikuti Guanlin yang sudah berjalan lebih dulu.
Guanlin dengan perawakan yang lebih dewasa muncul kembali, ia berjongkok di depan pintu kecil itu, sembari menyeka darah yang keluar di wajahnya.
"Apa aku harus kembali? Atau bujuk mereka untuk masuk ke sini dulu? Aku takut pintu ini menghilang lagi, dan aku tidak bisa ke sini." Guanlin tanpa sadar bicara sendiri, karena berkutat keras dengan pikirannya. Sampai akhirnya ia mengingat seseorang. Jeongin.
"Aku lupa, kan anak itu yang akan membawaku serta yang lain ke sini." Gumam Guanlin.
Guanlin akhirnya menekan beberapa tombol pada papan di pinggir pintu, sebelum akhirnya pintu baja itu terbuka, dan ia pun lekas masuk.
_
Guanlin berjalan menuruti tangga sembari memperhatikan seorang gadis berambut kecoklatan, dalam balutan skinny jeans putih serta sweater merah muda, tengah mengobrol dengan beberapa orang temannya.
Senyuman kecil terukir di wajah Guanlin kala melihat gadis itu.
Sampai akhirnya senyuman itu memudar, karena Mark tiba-tiba datang. Mencium kening gadis itu, sebelum akhirnya menggenggam tangannya, dan membawanya pergi.
Guanlin merasakan sesak di dadanya, memang sebuah kesalahan besar, telah menyukai kekasih kakaknya sendiri. Kalau tidak ingat Mark adalah kakaknya, mungkin dia sudah membuat perhitungan.
Karena yang sebenarnya lebih dulu mengenal dan dekat dengan gadis itu adalah dirinya, bahkan yang mengenalkan gadis itu pada Mark adalah dirinya sendiri. Guanlin jadi menyesal.
Bahunya tiba-tiba ditepuk seseorang, membuat lamunan Guanlin buyar. Saat ia menoleh, rupanya Jeno.
Jeno tersenyum pada Guanlin, sebelum akhirnya merangkul bahu anak laki-laki itu.
"Kita main dengan Jeongin yuk." Ucap Jeno.
"Apa?" tanya Guanlin sambil mengernyit.
Jeno tidak menjawab pertanyaan Guanlin, ia malah tersenyum lebar sembari menaikan kedua alisnya seperti memberi kode.
Guanlin seketika menyeringai sembari tertawa kecil. "Tahu saja aku butuh hiburan."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Grim | NCT, W1 & Stray Kids ✅ [Proses Revisi]
FanfictionHanya bercerita tentang anak-anak yang mencoba menyelamatkan masa depan mereka, yang mengerikan dan suram. Penuh darah dan ketakutan.