Mark dan Jisung memasukkan senjata milik Johnny yang selalu disimpan di sebuah lemari khusus ke dalam tas ransel, beserta cadangan peluru. Sedangkan Guanlin hanya diam sembari memperhatikan Kakak beserta adiknya tanpa minat mengikuti apa yang dilakukan Mark dan Jisung.
Tentu mereka melakukan semuanya secara diam-diam, Johnny bisa mengamuk jika tahu senjatanya diambil, jangankan mengambil, menyentuhnya saja tidak boleh.
Mark kemudian mengambil kunci mobil milik Johnny lagi, kemudian menyerahkannya pada Guanlin. Guanlin mengernyit sembari menatap kunci mobil tersebut, yang sudah berada ditelapak tangannya.
"Apa? Kenapa memberikannya padaku?" tanya Guanlin dan akan mengembalikan kunci mobil itu pada Mark.
"Kan hanya kau yang bisa menyetir mobil." Ucap Mark.
"Memang aku bilang mau ikut?" Guanlin berujar sembari melipat kedua tangannya di depan dada, kemudian tertawa kecil.
"Ayolah Guanlin, kau tidak penasaran dengan pintu baja itu? Aku mohonnn... ya?" Guanlin terdiam sembari menatap Mark yang tengah membujuknya sembari menarik-narik lengan bajunya dan memajukan bibir bawahnya.
Guanlin mendengus sembari memutar kedua bola matanya malas. Dari kecil Guanlin tidak pernah bisa menolak keinginan Mark, termasuk menyerahkan gadis yang ia sukai pada kakaknya itu.
Dan Guanlin tidak bisa marah terang-terangan pada kakaknya itu, ia hanya bisa menyimpan rasa marah dan kecewanya kemudian melampiaskannya pada orang lain.
"Oke, baiklah! Tapi ini kunci mobil ayah yang mana? Mobilnya banyak." Kata Guanlin.
"Aku tidak tahu, kan kau yang hafal mobil." Guanlin seketika berdecak, ia kemudian menepis tangan Mark yang masih bergelantung di lengan bajunya, kemudian bergegas keluar rumah, menuju bagasi mobil untuk mencari mobil mana yang kuncinya sedang ia pegang, sekalian memanaskan mobilnya nanti.
Mobil Johnny itu banyak. Bukan pengoleksi, Johnny hanya suka membeli mobil yang menurutnya keren tidak peduli dengan harganya.
Sedangkan Mark dan Jisung masih menyiapkan perbekalan, dan Mark dengan baik hati mengemas baju Guanlin.
_
Johnny mengusap kepala istrinya dengan sayang.
"Sayang, ayo bangun... kau belum makan malam dan minum obat."
Johnny terus berbicara meskipun tidak menerima respon apapun. Ia kemudian meraih tangan kurus wanita yang telah dingin dan kaku itu, sebelum akhirnya mencium punggung tangannya.
"Sayanggg... ayo dong bangunnn... pura-pura mati itu tidak baik sayang."
"Aku benar-benar benci orang sakit, mereka selalu mati ujungnya, kakek nenekku begitu, orang tuaku begitu, masak kau juga begitu? Kau tega sekali padaku, padahal kau bilang kau mencintaiku, seharusnya kau tidak menyakitiku."
Johnny kemudian terdiam sejenak sembari menundukan kepalanya. Kamar yang kedap suara, membuatnya tidak dapat mendengar kegaduhan yang dilakukan anak-anaknya.
Tak lama Johnny mengangkat kepalanya sembari berteriak.
"BABE! WAKE UP PLEASE! IT'S NOT FUNNY! BABE! PLEASE! OPEN YOUR EYES!"
_
Jeongin terus mencoba untuk menghubungi Mark ataupun Jisung, tapi mereka tidak kunjung mengangkat telfonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grim | NCT, W1 & Stray Kids ✅ [Proses Revisi]
Fiksi PenggemarHanya bercerita tentang anak-anak yang mencoba menyelamatkan masa depan mereka, yang mengerikan dan suram. Penuh darah dan ketakutan.