"A-apa?"
"Mereka ibu dan adik kandungmu, Jim." Jinyoung kembali menegaskan.
Jimin masih membeo, apa tadi katanya? Ibu dan adik kandung?
"T-tunggu. Kalau Soonyoung aku mengerti, mungkin saja dulu aku salah paham mengira dia anak pembantu. Tapi Jiyeon-sshi...ibuku? Lalu eomma?"
"Dia ibu tirimu, Jim."
Yoongi menatap Jimin yang meremat tangannya, ia mengerti Jimin pasti bingung sekaligus kaget. Ia pun sama. Kalau Hyein bukan ibu kandungnya, itu berarti Jimin diasuh oleh orang lain. Kenapa bisa?
"Kenapa bisa?"
Jimin menyuarakan pertanyaan di kepala Yoongi, ia pun ikut menatap Jinyoung. "Kenapa tidak ada yang mengatakan padaku?"
Jinyoung menghela napas panjang. "Ini akan jadi cerita yang panjang."
Sebenarnya ia malas bercerita, selain akan membuka luka lama, menceritakan hal ini juga akan mengubah beberapa hal pada diri Jimin. Tapi melihat anaknya yang bersikeras ingin tahu, ia pun menyerah.
"Hyein istri pertamaku, aku dijodohkan dengannya karena urusan bisnis," ucap ayahnya yang mulai bercerita. "Sedangkan Jiyeon adalah istri keduaku, kakekmu terpaksa menikahiku dengannya karena dia sedang mengandung."
Jimin mendelik. "Tunggu, maksudmu aku anak yang dibuat di luar nikah??"
Ayahnya meringis. "Ya kurang-lebih begitu." Ia menatap Jimin yang tampak lemas karena ditampar kenyataan. "Tapi kami melakukannya karena saling mencintai, jadi kaupun kami beri banyak cinta, Jim."
Jimin mengangguk lesu, marah pun tidak berguna, semuanya sudah terjadi.
"Kakekmu menikahkan kami dengan syarat kabar pernikahan ini tidak pernah sampai ke publik, dan anak itu akan diakui sebagai anak dari Hyein."
Jimin membelalakan matanya. "Jadi ibu tidak membuangku?"
"Apa maksudmu? Dia sangat menyayangimu, dia bahkan sampai rela dijadikan pembantu oleh Hyein agar dia bisa mengawasimu setiap harinya, Jim."
Jimin bernapas lega, ia tersenyum dalam diam. Dia senang mengetahui ibunya bukan orang jahat yang tega membuangnya.
"Saat itu dia masih istriku, dan tentu aku selalu tidur di tempatnya karena aku mencintainya. Kemudian dia mengandung anak ke dua. Di situlah nerakanya dimulai." Jinyoung mengepalkan tangannya, sesungguhnya dia tidak ingin menceritakan ini.
"A-apa? Maksud appa?"
"Kakekmu tidak pernah mengharapkan anak kedua dari Jiyeon, Jim. Dia hanya butuh kau untuk penerus keluarga karena ternyata Hyein mandul. Hyein dan kakekmu berusaha mempersulit kehamilannya, mengganggunya, mencelakainya, bahkan tidak segan menendang perutnya."
Yoongi reflek menutup mulutnya, dia yang hamil sekarang saja sudah sangat berhati-hati ketika beraktivitas. Bagaimana dengan ibunya Jimin?
"Beruntung kandungannya sangat kuat. Aku selalu memeriksanya rutin dan menyuruhnya meminum obat kandungan, bagaimanapun juga aku mencintai anak itu. Kemudian Jiyeon melahirkan dengan selamat. Anak laki-laki yang kuberi nama Soonyoung."
"Soonyoung...," Jimin masih shock. Terbayang-bayang dipikirannya seorang anak laki-laki dengan rambut kecoklatan lebat, mata sipit dan pipi yang tembam. Soonyoung yang begitu lucu dan menggemaskan, kenapa mereka membencinya?

KAMU SEDANG MEMBACA
LOST [MinYoon]
FanfictionJimin merasa ada sesuatu yang hilang dari dirinya. Tapi apa? Ia selalu memimpikan seorang pria cantik yang berhasil menyita seluruh pikirannya. Pria yang Jimin panggil "Sugar" | "...apa aku melupakan sesuatu yang penting? Terutama ketika aku koma...