LOST NINE (9)

1.1K 185 31
                                    


Jimin melajukan mobilnya dengan cepat. Dia sudah tidak punya cukup kesabaran untuk segera bertemu Yoongi. Cerita dari Seokjin membuat perasaannya tercampur aduk.



"Asal kamu tahu, malam itu Yoongi meneleponku. Dia bertanya 'apa Jimin sudah sampai?' Aku bingung sekaligus kesal karena aku tidak melihatmu di manapun dan aku tahu kalau anak itu pasti yang membuatmu keluar tengah malam demi ngidam sialannya itu.

Aku mencarimu di sekitar rumahku, tentu kamu tidak ada di mana-mana. Kusampaikan pada Yoongi dan ia bilang akan bertanya pada Taehyung atau Jungkook. Tapi dua jam kemudian aku tidak mendapat kabar apapun. Di luar hujan deras, dan kamu menghilang. Kau pikir kemungkinan terburuk apa yang bisa Yoongi lakukan malam itu?"

Jimin meneguk ludahnya, "Mencariku di tengah hujan?"

"Ya! Dan aku menemukannya basah kuyup di depan rumahku. Dia bilang 'Jimin tidak ada di mana-mana hyung' dengan matanya yang sembab dan wajahnya yang pucat. Karena khawatir, aku menyuruhnya masuk dan mandi, tapi dia diam saja bahkan aku sampai memandikannya."



Jimin menginjak rem saat mobilnya tidak keburu untuk mengejar lampu hijau. Ia menjambak rambutnya frustasi. Perkataan Seokjin memang terasa seperti dongeng yang begitu nyata, tapi dia percaya, karena tubuh dan hatinya juga mengatakan hal yang sama.



"Aku menelepon Taehyung untuk memastikan, tapi yang kudapat jawaban yang sama seperti yang Yoongi bilang. Karena bingung, terpaksa aku menelepon Namjoon dan memaksanya membantu mencarimu." Seokjin menghela nafas, ia memijit keningnya yang masih saja terasa pusing ketika mengingat-ingat kejadian itu.

"Pukul 7 pagi Namjoon ke rumahku, Yoongi terjaga semalaman dan aku hanya bisa tidur sebentar-sebentar karena Yoongi sesekali menangis. Dan tangisannya makin menjadi ketika aku mendengar kabar yang Namjoon dapatkan. Coba tebak kabar apa yang Namjoon sampaikan?"

"Ibuku menculikku pulang?"

Seokjin menggeleng, "Lebih parah dari itu Park!" Pria itu menyesap milktea-nya sebelum kembali bercerita. "Namjoon bilang kamu kecelakaan, seseorang yang membantumu menelepon rumah utama dari ponselmu sehingga ibumu lah yang datang. Itu sebabnya Yoongi kehilangan kabar darimu karena ternyata ibumu juga merencanakan hal lain."

Jimin mengerjap-erjapkan matanya, dia terasa dihantam pukulan bertubi-tubi baik di pikiran dan hatinya. "Apa yang eomma rencanakan, hyung?"

Seokjin tersenyum miring, mendengus karena kesal setiap membicarakan nyonya Park. "Dia membawamu jauh ke amerika, saat Namjoon bertanya, wanita itu menjawab demi pengobatanmu. Tapi persetan! Yoongi bahkan di usir saat hendak menjengukmu, dia hampir keguguran jikasaja perutnya terbentur bangku karena wanita itu mendorongnya, beruntung aku segera menarik tangannya kalau tidak kandungan seumur jagung itu akan musnah saat itu juga."



Merah berganti hijau. Jimin langsung melaju secepat mungkin menuju apartemen Yoongi, persetan jika polisi akan memberhentikannya karena melaju dalam batas tidak wajar. Baginya semua yang terjadi padanya sudah tidak wajar! Tidak ada yang wajar lagi baginya!





"Kau tahu, Jim, apa yang membuat ibumu begitu dibenci oleh kami?" Seokjin menatapnya dengan senyuman sendu.

Jimin menggeleng, meski dia tidak tahu tapi ia tahu yang dilakukan ibunya pasti hal buruk.

"Ibumu mendatangi rumahku, di rumahku juga ada Yoongi karena aku memaksanya tetap di sana sampai Hoseok yang sedang ada di Gwangju menjemputnya. Ibumu menampar Yoongi ketika ia bersujud untuk mempertemukannya denganmu, padahal Yoongi hanya merindukanmu, Jim." Seokjin menangis. Dia benar-benar sakit hati melihat adiknya diperlakukan begitu kasar oleh mertuanya sendiri. "Ia melempar surat cerai ke wajah Yoongi, memaksanya menandatangani itu meski Yoongi menolaknya mentah-mentah. Ibumu memperlakukannya seperti binatang Jim! Ia terus menerus meneror Yoongi sampai Namjoon harus menyewa bodyguard untuk melindunginya."

LOST [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang