LOST THIRTEEN (13)

987 161 13
                                    





































Usai mengantar Yoongi ke apartemennya, Jimin sibuk memikirkan apa yang akan dia katakan saat bertemu ibunya nanti, bagaimana cara membuat ibunya mengaku bersalah, juga bagaimana memaksa ibunya untuk mempertemukannya dengan dokter yang waktu itu menghipnoterapinya.

Lamunannya terpaksa buyar kala dering ponsel—yang tentunya menggelegar—dengan nama Seokjin di ID caller-nya. Jimin memasang earphonenya dan mengangkat telepon, tentu ia juga tetap fokus menyetir.






"JIMIN! YOONGI TERLUKA! CEPAT KE RUMAH SAKIT!"







Namun pekikan Seokjin di sebrang sana mampu membuat fokusnya buyar. Ia buru-buru meminggirkan mobilnya dan menginjak rem dalam.

Demi Tuhan, jantungnya terasa berhenti saat mendengar kabar itu. Jimin meremat tangannya, dia harus tenang jika ingin menemui Yoongi di rumah sakit, atau dia yang menyusul masuk rumah sakit akibat lalai berkendara karena mengkhawatirkan Yoongi.

"Yoongi ... apa yang terjadi?" Jimin menjambak rambutnya frustasi. "Eomma ..." geram Jimin menduga-duga. Dia muak dengan segala kelakuan ibunya, kenapa harus Yoongi?

Jimin menarik napasnya dalam, mencoba setenang mungkin meski tak dipungkiri jantungnya terasa marathon. Jimin mengambil ponselnya, mencari kontak ayahnya dan meneleponnya.

"Yeobosseyo, appa?"

"Ya, Jim? Kau sudah di rumah?"

"Belum. Yoongi di rumah sakit, appa. Seokjin hyung bilang dia terluka, aku harus ke sana."

"Ya Tuhan! Yoongieku! Apa yang terjadi, Jimin?"

Jimin mendesah, dia juga kurang tahu jelasnya. Tapi paniknya Seokjin sudah memberi clue kalau Yoongi-nya tidak baik-baik saja.

"Aku tidak tahu, appa. Seokjin hyung terlalu panik untuk memberitahu kabar lengkapnya."

Ayahnya diam sejenak, dan Jimin masih menunggu. "Apa ini ada hubungannya dengan ibumu?"

Jimin tersenyum pahit meski ayahnya tidak melihat. "Mungkin? Setelah insiden kafe Jungkookie kemarin, bisa jadi kali ini dia juga terlibat?"

"Ck." Ayahnya terdengar kesal di sebrang sana. "Kau ke rumah sakit, Jim. Biar aku yang mengurus Hyein. Mengingat kakekmu yang sedang sekarat, tidak ada yang bisa dia lakukan sekarang."

Jimin meringis mendengar ayahnya yang sangat menaruh benci pada kakeknya. Yah ... setelah semua yang terjadi pada ayahnya, Jimin tidak mungkin menyuruh ayahnya untuk memaafkan kakeknya dan melupakan segalanya.

"Terima kasih, appa. Kuserahkan padamu."

"Hati-hati, Jim. Berkendaralah jika sudah tenang, aku tidak mau kau juga sampai kenapa-napa di jalan."

"Iya, kututup ya?"

"Hmm."

TUTT













Jimin pun menuruti apa kata ayahnya. Dia berusaha mengontrol pikirannya agar tidak panik. Setelah beberapa kali menarik napas dan mengeluarkannya perlahan, Jimin menjalankan mobilnya. Dengan kecepatan tinggi, namun tidak sampai kehilangan ketenangannya.







Sesampainya di rumah sakit, Jimin langsung menuju UGD dan menemukan Namjoon yang menunggunya. Ia membawa Jimin ke ruangan perawatan Yoongi, tentu dengan fasilitas mewah berkat Seokjin.

LOST [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang