LOST ELEVEN (11)

1K 164 30
                                    


Jimin berjalan tergesa, ia sengaja memarkirkan mobil di depan kafe karena mobil polisi dan warga sekitar yang penasaran pun memarkirkan mobil mereka asal. Jimin meringis, dari jalan saja sudah terlihat betapa mengerikannya penyerangan yang di alami kafe Jungkook. Seluruh dinding luar yang sepertiganya dari kaca di hancurkan, meja dan bangku banyak yang dirusak, sisanya berserakan. Seperti habis dilanda gempa.

"Mingyu." Jimin menepuk pundak Mingyu-ia mengenalnya sebagai teman Jungkook.

"Jimin hyung!" Mingyu menoleh, di wajahnya ada bekas air mata yang kentara. "Jungkook dan Tae hyung...." Jimin menepuk pundak Mingyu, memberikan semangat dan mengatakan untuk tidak perlu khawatir. Kemudian Jimin memberikan instruksi padanya soal para pekerja yang terpaksa tidak bekerja untuk sementara waktu dan meminta Mingyu untuk menyampaikannya pada yang lain.

Setelah Mingyu pergi untuk menyampaikan pada pekerja lain, Jimin mencoba masuk. Beberapa polisi berjalan melintasinya dan memintanya untuk menjauh. Jimin menjelaskan bahwa ia kerabatnya dan meminta untuk melihat sekeliling kafe ini sekali saja. Polisi itu akhirnya mengizinkannya setelah berdebatan yang agak panjang dan Jimin pun berkeliling.

Sudut demi sudut ia telusuri, mencoba mencari jejak mengenai hilangnya Taehyung dan Jungkook. Setiap ruangan yang ada di kafe dia coba cari namun hasilnya nihil, namun ia lega karena tidak menemukan jejak darah sedikitpun. Setidaknya itu berarti mereka tidak di sakiti.

"Jimin!"

Jimin menghampiri Yoongi yang berlari kecil dengan Hoseok dan pasangan NamJin di belakangnya. "Jangan lari-lari hyung, nanti jatuh," peringatnya.

Namun Yoongi mengacuhkan peringatan Jimin, matanya menatap liar ke sekitar kafe Jungkook yang benar-benar hancur. "Jimin, Taehyung dan Jungkookie???"

Jimin menggeleng, dan Yoongi tidak bisa menahan dirinya untuk khawatir.

"Ini sungguh keterlaluan," komentar Hoseok dan Namjoon setuju dengan itu.

Jimin menatap Yoongi. "Aku akan bicara dengan eomma," ucapnya final. Kalau sudah begini mana mungkin dia tinggal diam kan?

"Jimin, aku..." Yoongi mengigit bibirnya. Dia ingin ikut tapi tidak ingin bertemu mertuanya-ah, apa wanita itu masih bisa dipanggil mertua?

Jimin tentu mengerti, Yoongi pasti tidak mau bertemu ibunya. "Tidak apa, hyung. Hyung di rumah saja, biar aku yang bertemu eomma."

"Jimin," Seokjin memanggilnya. Setelah Jimin menjawab, pria itu malah membawanya menjauhi kerumunan bersama Namjoon.

"Hyung, ada apa?" tanya Jimin yang bingung.

"Sebelum kau bertemu ibumu, sepertinya aku harus memberitahumu satu hal yang harus kaurahasiakan," ucap Namjoon yang mengambil alih pembicaraan.

"Hal apa, Namjoon hyung?"

Seokjin menatapnya lamat, kemudian menghela napas dan berkata, "Jungkook dan Taehyung, mereka baik-baik saja."

Jimin terbelalak, "AP-" Ia nyaris berteriak, tapi Seokjin buru-buru menutup mulutnya.

"Jangan berteriak, bodoh!" makinya. Seokjin menatap Yoongi dan Hoseok yang memandang mereka penasaran sekaligus bingung, Seokjin membalasnya dengan senyum lembut untuk memberi tanda kalau mereka baik-baik saja.

"Bagaimana bisa??"

Namjoon menghela napas. "Ingat saat kau meneleponku?" Jimin mengangguk. "Saat itu kau merasa ada orang kan? Tapi kau bilang tidak ada siapa-siapa. Sejak saat itu aku dan Jinnie mulai was-was. Kemarin malam aku menyuruh orang suruhanku untuk bicara pada Taehyung dan Jungkook untuk sementara sembunyi di suatu tempat, tapi ternyata para penyusup itu lebih dulu menyerang kafe."

LOST [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang