"Dan ketika kau merasa semua telah tersusun rapi dan terencana, ternyata takdir menyerang, menggerus semua rencana yang kau buat sejak lama. Karena itulah, tak ada satupun orang yang mengerti bagaimana tuhan membuat skenario hidup bagi ciptaannya.-"
-EXPLANATION-
"Oppa tak ikut makan?"
Lelaki itu masih berdiri diujung meja, menunduk dengan senyuman khas tersampir di bibirnya."Tidak nona, aku sudah sarapan,"
Jisoo mendengus sebelum akhirnya melanjutkan makannya.Lelaki itu, Bobby, adalah salah satu orang kepercayaan keluarga Kim. Sejak remaja, laki- laki yang merupakan anak salah satu pelayan di rumah keluarga Kim itu akhirnya menjadi bagian penting disana. Sejak kecil dia memang sering membantu ayahnya bekerja disana, sehingga akhirnya akrab dengan Jisoo dan Hanbin. Setelah ayahnya meninggal, ia memilih meneruskan pekerjaan ayahnya disana, sebagai supir pada awalnya.
Lelaki itu hanya lebih tua 3 tahun dari Jisoo. Dia menjadi supir kepercayaan keluarga di usianya yang semuda itu. Mengantar Jisoo yang saat itu masih SMA.
Bobby, atau Jisoo lebih suka menyapanya dengan nama aslinya, Jiwon. Lelaki yang menemani Jisoo kemanapun ia pergi, bahkan turut mengenal Jennie juga. Dia lelaki yang pada hari yang sama, mengantar Jisoo ke rumah Taehyung, menjemput Jennie.
Bisa dibilang, lelaki itu telah bersama dengan Jisoo sejak lama, tanpa Jennie sadari, lelaki itu juga diam- diam jadi tahu tentang hidupnya.
Jisoo tak pernah sendiri, ia selalu bersama Bobby tiap kali menyelesaikan suatu masalah. Bobby juga yang selalu memberinya saran saat Jisoo merasa buntu akan suatu hal. Saking dekatnya mereka, Jisoo bahkan cukup berani mengatakan bahwa ia dan Hanbin menjalin hubungan terlarang. Dan tentu, laki-laki itu cukup tahu, bahkan sejak mereka kecil, dia tahu itu.
Lelaki yang tampan unik itu menganggap Hanbin dan Jisoo sebagai adik- adiknya yang selalu ingin ia lindungi. Bahkan ia melindungi rahasia keduanya, se-setia itulah dirinya.
Sampai akhirnya suatu hari, Jisoo mengutarakan perasaannya. Bahwa ia tak merasakan debaran cinta lagi pada Hanbin, bahwa kini ia telah bisa membedakan mana rasa cinta pada lelaki dan kasih pada seorang adik.
Jisoo berumur 21 tahun saat itu, duduk di bangku kuliah, saat ia menyadari tak ada lagi debaran cinta ketika bertemu atau berkomunikasi dengan Hanbin. Ia merasa cukup dewasa saat itu, telah merasakan kekeliruannya selama ini.
Ya, dan dia berterimakasih pada Bobby yang secara tak langsung telah membantunya kembali ke jalan yang benar. Tanpa mereka sadari, kebersamaan mereka dan perhatian kecil yang diberi lelaki itu ternyata membawa pengaruh pada Jisoo. Mengingatkan makan, membawakan barang yang tertinggal, menemani belanja, atau hanya sekedar berbincang di taman kota. Mungkin benar, yang hampir sempurna akan kalah dengan yang selalu ada. Saat itulah akhirnya Jisoo merasa benar- benar menginginkan seorang kekasih, dia Bobby.
Lelaki itu cukup kaget ketika pertama kalinya Jisoo menyatakan cinta padanya. Merasa serba salah.
Dan ya, lelaki itu tak menjawab apapun terhadap perasaan Jisoo, karena sesungguhnya ia sendiri bingung terhadap semua ini. Ia terlalu menyayangi Jisoo dan Hanbin, tak ingin mereka terluka, meski ia tahu, hubungan Hanbin dan Jisoo juga tak dapat dibenarkan.
Ia gundah, tentu. Sampai akhirnya ia memutuskan berhenti dari pekerjaannya dengan alasan ingin mencari pekerjaan dan kehidupan lain. Orang tua Kim tentu tak semudah itu membiarkannya pergi, mereka menganggap Bobby sebagai anak mereka juga. Namun akhirnya, dengan tekad yang kuat, laki- laki itu mendirikan rumah makan miliknya sendiri bermodalkan hasil tabungannya selama itu.
YOU ARE READING
THE KIM'S SECRET ✔️
FanfictionThe best way of keeping a secret is to pretend there isn't one