"Dunia terasa begitu sempit, sepertinya.."-
***
Freeze.
Waktu seolah tiba- tiba berhenti.
Gadis itu tetap berpegangan pada pagar di balkon, matanya mengerjap beberapa kali, kakinya melemas. Jantungnya tiba- tiba berpacu cepat kala matanya bersitatap dengan mata tajam laki- laki berambut gondrong yang kini juga tengah menatapnya. Nampak jelas gadis itu begitu kaget dan ada sedikit ketakutan yang terpancar disana. Oh tidak! Jangan menjadi lemah sekarang! Kemana Jennie Kim yang dikenal sangar dan arogan selama ini?
Tak terasa, kakinya melangkah mundur pelan- pelan. Tangan kanannya berpegangan pada pagar, tapi tangan kirinya meremas gaunnya kuat.
Laki- laki itu ikut berjalan mendekat dengan langkah pelan namun terasa mengintimidasi.
"Lama tak bertemu, kau jadi makin menggoda, J," ucapnya masih diiringi senyuman miring yang terpatri disana.
GLEK.
Jennie menelan ludahnya sendiri. Beberapa detik kemudian, ia berhenti berjalan mundur. Tentunya setelah berhasil sedikit menetralkan ketakutannya dan juga memasang topeng keberanian palsunya. Dengan sedikit keberanian yang tersisa, ia menyilangkan kedua tangannya di dada lalu menatap tajam lelaki dihadapannya.
"Kau tak banyak berubah," desisnya.
Laki- laki itu berhenti, lalu menyelipkan tangannya di saku celananya.
"Setelah bertahun- tahun tak bertemu, aku masih tak berubah? Menurutmu begitu?" ujarnya sarkas.
Jennie berusaha memandangnya datar, tanpa menjawab satu patah kata pun.
"Kau tahu kan? Kau telah berhasil mengubahku. Aku harusnya berterimakasih padamu, iya kan?" lanjutnya.
".... sepertinya tuhan memang mempertemukan kita lagi, dunia begitu sempit," ujarnya lagi.
Jennie menghela nafasnya, mendengar lagi kata- kata 'dunia begitu sempit' yang mau tak mau harus diakuinya juga. Ia Lanjut berujar sarkas, "Sejak kapan kau percaya tuhan?"
Lelaki itu mendekat lagi. "Kau tahu kan aku masih menginginkanmu?"
Nafas Jennie tercekat. Sungguh! Berhubungan dengan lelaki dihadapannya ini adalah hal yang paling dihindarinya. Melihat wajahnya membuat Jennie kembali mengingat kenangan pahit dan momen- momen pilu di masa lalunya yang benar- benar ingin ia lupakan.
"Berhenti disitu Tae! Aku sudah milik orang lain sekarang!"
Laki- laki itu berhenti, lalu tersenyum lagi. "Akhirnya aku mendengar suaramu memanggil namaku lagi, sungguh aku merindukan masa- masa dimana—"
"—STOP! Berhenti bicara! Biarkan aku tenang! Jangan ganggu aku lagi!" ujar Jennie.
Lelaki itu terdiam menatap gadis yang dipujanya itu, "Kau membenciku?"
"Kalau aku bilang aku membencimu, apa kau akan segera pergi dan menjauh dariku?" tanya Jennie.
Laki- laki itu nampak berpikir sebelum akhirnya senyum setannya muncul lagi, "Sudah lama menantimu, mana mungkin aku menjauh? Tentu aku akan mengejarmu lagi sampai dapat," ujarnya.
Jennie menggeleng lemas, "Kau sudah melepasku Tae! Untuk apa kau kembali?"
"..Aku sudah bahagia dengan kehidupan baruku yang sekarang," ujarnya lagi.
"Dengan si Hanbin itu?"
Jennie terdiam. Matanya memanas, sungguh dia sebenarnya cukup takut berhadapan kembali dengan lelaki dihadapannya itu. Ia terus meremas gaunnya, berusaha menahan dan mencari sumber kekuatan.
YOU ARE READING
THE KIM'S SECRET ✔️
FanficThe best way of keeping a secret is to pretend there isn't one