21. Don't Be Afraid

7.3K 606 32
                                    

Alangkah baiknya vote dulu sebelum membaca dan komen setelah membaca. Happy reading Lur 😃

Hampir satu minggu Lalisa dan Jungkook menikmati liburan mereka. Keduanya mulai saling mengenal kebiasaan masing-masing, mulai dari Jungkook yang suka memakai piama banana kuning, berenang di malam hari, dan Lalisa yang malas bangun pagi dan beraktivitas pagi, gadis itu lebih memilih menghabiskan waktunya hanya sekedar menonton serial drama kesukaannya.

Lalisa beranjak dari tidurnya, gadis itu masih terlihat belum sempurna mengumpulkan nyawanya. Matanya memutar ke segala arah ruangan, kemana Jungkook pergi? Bukankah ini masih terlalu pagi untuk beraktivitas.

Trith....

Kim Jisoo-ya

Tertera jelas nama dosen cantik yang akhir-akhir ini menghantui pikirannya. Entah kenapa Lalisa merasa kesal dengan ini, apa yang terjadi dengannya.

Cemburu?

Konyol, gadis itu masih dilema dengan apa yang dirasakannya dengan Jungkook.

"Hallo, Kookie aku ingin berkata sesuatu denganmu," cerocos gadis itu dari sebrang sana. Bahkan Lalisa yang ingin menjawabnya selalu tersela oleh Kim Jisoo yang terlalu agresif.

"Saranghae,"

Seketika Lalisa langsung membuka matanya lebar, setelah mendengar pernyataan Kim Jisoo, bukankah gadis itu selama ini selalu menolak Jungkook, lalu kenapa tiba-tiba dia berkata seperti itu.

"Kookie, kau di sana?"

Lalisa menghela napas, saat ia akan menjawabnya terhenti kembali dengan Jungkook yang tiba-tiba datang dari arah luar. Segera mungkin ia mematikan panggilan itu.

Pria itu tampak seperti biasa, berenang di pagi hari, terlihat rambutnya yang basah.

"Kau mau kopi atau teh?" tanya Lalisa membuat Jungkook menatapnya serius.

"Kenapa diam?"

Jungkook berjalan lebih mendekat ke arah Lalisa menatapnya jeli, benarkah yang di hadapannya ini adalah Lalisa gadis ceroboh, menawarinya secangkir kopi atau teh hangat di pagi hari.

"Kau sakit?" tanya Jungkook dengan menempelkan punggung tangannya ke dahi istrinya.

Bahkan pria itu tampak berjalan mendekat ke Lalisa, membuat gadis itu terjatuh pada tempat tidur. Pria itu berada di atas Lalisa dua tangannya menyentuh tempat tidur itu.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Lalisa dengan sedikit takut, jika tiba-tiba pria itu menciumnya.

Jungkook tersenyum dan mendekat ke arah wajah Lalisa, berhenti sebentar hingga hidungnya dan hidung Lalisa menyatu.
Nafas Lalisa entah kenapa memburu detak jantungnya berdetak sangat kencang.

"Ingin melakukan di pagi hari?" goda Jungkook dengan menarik ikat rambut Lalisa.

"Tidak,"

"Ayolah, malam nanti kita akan kembali ke Seoul, dan ayo kita lakukan sekali lagi, bukankah waktu itu kau menikmatinya." Lagi-lagi Jungkook kembali membuat Lalisa jengkel.

Gadis itu menatap tajam Jungkook, dan mendorong tubuh laki-laki itu hingga tersungkur ke lantai. "Jangan menggodaku."

Tampak langkah pelan gadis itu dengan rambut terurainya, apalagi Lalisa hanya mengenakan celana pendek, dan baju tanpa lengan. Laki-laki normal mana yang tidak akan tergoda melihatnya. 

Beberapa menit kemudian Lalisa kembali membawa secangkir teh hangat, gadis itu berjalan menuju Jungkook yang tengah duduk menatap layar televisi.

"Teh manis untuk suamiku tercinta," kata Lalisa dengan menekuk wajahnya, sedangkan Jungkook menanggapi dengan senyuman yang sangat manis.

My Playboy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang