49. An Arrogant Man

5.1K 409 14
                                    

Aku mau cerita dulu ya, aku sebenarnya udah selesai nulis buat part ini kemarin, tapi gak bisa dibuka, terpaksa ngetik ulang:(  Nyesek banget sumpah.
Banyak omong lo thor: v

Jungkook menatap pekerjaan yang menumpuk di hadapannya. Harusnya hari ini ia tidak harus berangkat ke kantor. Namun karena Yoongi dan Jimin tidak berangkat, sedangkan ada urusan penting yang harus ia selesaikan di sini, terpaksa ia harus berangkat.

Tok...

"Permisi Tuan, ada yang ingin bertemu denganmu," kata sekretaris Jungkook dengan sopan.

Jungkook menatap kesal ke arah sekretarisnya, dia sudah memberi pesan agar tidak menerima tamu hari ini, tetap saja melawan.

"Suruh dia kembali besok."

"Tapi Tuan, Nyonya Lalisa." Belum juga sekretarisnya menyelesaikan ucapannya, Jungkook sudah menebak terlebih dahulu. Tanpa menunggu lanjutan pria itu segera berjalan menuju ke arah Lalisa.

Jungkook tersenyum saat menatap punggung gadisnya, reflek pria itu memeluk dari belakang. "Kau datang tiba-tiba."

Jihyo yang merasa aneh dengan Jungkook yang tiba-tiba memeluknya tiba-tiba secara terang-terangan gadis itu mendorong tubuh Jungkook hingga terjatuh di depannya.

Betapa terkejutnya Jungkook, apalagi saat mengetahui bahwa gadis yang menyebakan itulah yang dirinya peluk. Ah, rasanya Jungkook semakin kesal. Jelas dalam kasus ini dia yang salah, namun untuk mengakui kesalahannya pada Jihyo, sama saja menurunkan harga dirinya.

Jungkook mengangkat dagunya, dan menaruh kedua tangannya pada dadanya, menatap sinis ke arah Jihyo. "Untuk apa kau ke sini?"

"Kau ingin meminta sumbangan?"

Sudah jelas bahwa Jungkook salah, namun pria itu malah semakin menyudutkan Jihyo. Gadis itu tidak pernah mengerti dengan jalan pikir Lalisa yang mau menikah dengan pria sambong seperti Jungkook.  Beruntungnya ia sama sekali tidak mempunyai ikatan darah dengannya, jika iya mungkin itu sebuah musibah.

"Aku datang ke sini karena Nona Lalisa yang menyuruhku, dia memberiku kartu ini." Jihyo berkata dengan malas,  sembari memberikan kartu yang pernah diberikan Lalisa untuknya.

Sedangkan Jungkook melirik ke arah kartu itu yang tertera jelas nama perusahaannya.  "Kau ingin menipuku? Bagaimana mungkin Lalisa memberimu kartu ini."

"Selain sombong sepertinya kau tuli," jawab Jihyo dengan kesal.

Hening, tidak ada pembicaraan hingga beberapa detik. Hingga suara dahaman Jihyo membuat Jungkook berkata kembali.

"Kau kira aku akan percaya denganmu?"

"Kau kira aku berbohong? Apa untungnya berbohong, jika berbohong bisa membuatku kaya tidak masalah."  Mendengar ucapan Jihyo yang sama-sama pedas membuat Jungkook menghela napas berat.

"Lalu apa yang bisa kau kerjakan di sini? Aku yakin kau sama sekali tidak mempunyai pengalaman bekerja di sebuah perusahaan sama sekali." Yang dikatakan Jungkook memang benar, namun pria itu terlalu merendahkannya, tentu saja ia merasa sakit hati.

"Apa hobimu itu selalu menghinaku, Tuan Jeon Jungkook-ssi?"

Jungkook tersenyum miring, dan mendekatkan dirinya ke Jihyo sehingga gadis itu tersudut. "Apa kau lupa, bahwa dirimu juga pernah menghinaku waktu itu."

My Playboy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang