50. The Mate

5K 372 12
                                    

"Jihyo dia nenekku," kata Lalisa dengan menunjuk ke arah Hyebin yang berjalan menuju meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jihyo dia nenekku," kata Lalisa dengan menunjuk ke arah Hyebin yang berjalan menuju meja makan.

Sedangkan Jihyo membuka mulutnya tidak percaya melihat wanita paruh baya itu tersenyum secara langsung dengannya. Jihyo sangat mengidolakan Hyebin, seorang CEO besar di salah satu perusahaan ternama di Seoul. Bukan tanpa alasan Jihyo mengidolakannya, wanita itu sering terlihat di televisi dengan jiwa sosialnya yang selalu membantu rakyat kecil. Yang membuatnya semakin tercengang, bagaimana bisa ia mempunyai cucu seperti Jungkook, itu sangat jauh sekali.

"Ada tamu."

"Dia asisten pribadi Jungkook, Grandma," jelas Lalisa dengan senyum. 

"Baguslah, semoga kau betah bekerja dengan cucuku." Hyebin berkata dengan kharismanya, wanita itu memamg terlihat anggun walaupun usianya sudah tua.

Jihyo yang sejak tadi menatap kagum Hyebin, membuatnya tidak sadar, melamun lebih tepatnya.

"Sudah berapa lama?" tanya Hyebin namun Jihyo lagi-lagi tidak menjawab.

"Jihyo!"

"Nenekku bertanya denganmu!" Kali ini Jungkook yang berkata, terdengar sangat ketus, membuat istri dan neneknya langsung melotot ke arahnya.

Jantungnya hampir copot mendengar Jungkook membentaknya. Dia hanya mengerucutkan bibirnya, lalu kembali tersenyum menatap Hyebin.

"Aku terlalu bahagia bisa bertemu denganmu Nyonya," kata Jihyo dengan jujur. "Kau adalah panuntanku, kau sangat bijaksana dan baik sebagai seorang pemimpin."

"Terimakasih, panggil saja Moni," jawab Hyebin dengan memegang tangan Jihyo pelan.

Sedangkan Jihyo mengangguk dengan senang, ia sangat beruntung sekali.

"Ayo dimakan."

Setelah selesai makan, Hyebin yang pergi meninggalkan meja makan terlebih dahulu, hanya tinggal mereka bertiga.

Lalisa tersenyum manis dan menatap suaminya, membenarkan dasi. "Kau tidak akan ke kantor, bukan hari ini?" tanya Lalisa memastikan.

"Tidak, setelah ini aku akan ke rumah Jimin, kau bisa pergi terlebih dahulu ke rumah Jennie," jelas Jungkook.

Lalisa mengangguk, lalu kembali menatap ke arah Jihyo yang sepertinya merasa tidak nyaman, dalam suasana ini.

Baru juga Lalisa ingin membuka mulutnya, Jungkook sudah menyelanya lebih dulu. "Kau bisa pergi ke kantorku sekarang, tanya dengan sekretarisku, pekerjaan apa yang cocok untukmu."

"Tidak, hari ini Jihyo juga akan datang ke pertunangan Jennie, dia akan bersamaku." Tidak ada jawaban selain menginyakan permintaan Lalisa,  tidak akan berpengaruh sama sekali.

"Baiklah, kau bisa bersama supir nanti." Jungkook heran dari duduknya, dan mencium kening Lalisa, lalu bejalan pergi.

"Apa dia memang aneh seperti itu?" tanya Jihyo dengan hati-hati. Gadis itu melihat Jungkook seperti memiliki kepribadian ganda, pria itu selalu bersikap menyebalkan dengannya sedangkan dengan Lalisa terlihat baik-baik saja. Kenapa Jihyo harus repot-repot memikirkan itu, Lalisa adalah istrinya tentu saja Jungkook akan bersikap baik.

My Playboy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang