"I let you remember me. One more kisses all it takes. I leave you with the memory and the aftertaste."
Aftertase — Shawn Mendes
Dan, disinilah Crystal sekarang.
Setelah mengalami beberapa masalah dengan kedua orangtuanya dan juga kejiwaannya, Crystal sudah menjadi seseorang yang berbeda. Karena memang awalnya sering mendapat tekanan sana sini sebelum tragedi itu terjadi, Crystal gampang menyembuhkan penyakitnya. Memang benar jika Crystal menjadi kuat dan lebih baik. Namun, tetap saja akan ada luka yang tercipta akibat kejadian tersebut.
Pintu kamarnya diketuk dari luar, membuat Crystal tersentak dari lamunannya. Crystal yang tadinya tiduran menatap langit-langit kamar, langsung meraih ponselnya dan membuka aplikasi instagram, menonton video lucu seolah dia sedari tadi memang memainkan aplikasi tersebut. Pintu kamar pun di buka. Crystal sedikit menoleh, dan saat dilihatnya kaki seorang pria selain kaki Ayahnya, membuat Crystal seketika terduduk dan menatap marah pada pria yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya yang sudah tertutup.
Fares. Berani-berani sekali dia masuk kedalam kamarnya.
"Ngapain lo disini?!" ketus Crystal dengan keki. Namun, Fares tetap diam ditempatnya.
"Aku udah minta izin." jawab Fares sekenanya.
Crystal mendelik jengah. "Ini kamar gue. Kalau lo minta izinnya ke bonyok gue, ya lo perginya ke kamar mereka, bukan kamar gue."
"Tapi aku pengen ketemu kamu, Is."
Bantal guling melayang dan sukses mengenai wajah Fares, lalu jatuh ke lantai. Mata Crystal menatap Fares dengan nyalang. "Nama gue Crystal, bukan Euis! Dia udah mati kelindes kereta api."
"Tapi kamu kan Eu—"
"Sekali lagi lo ngomong gitu, gue lempar ke jendela ya!" potong Crystal cepat. Matanya menatap galak pada Fares. "Lo enyah, sana! Nyingkir gitu dari hadapan gue. Eneg banget gue liat lo."
"Is, kamu berubah." ucap Fares tenang.
"SUMPAH YA KALO LO MANGGIL GUE GITU LAGI, GUE NGGAK AKAN SEGAN-SEGAN MASUKIN KAOS KAKI KE MULUT LO!" Crystal berteriak kencang dengan napas yang terengah cepat. "Lo nggak bisa, bikin hidup gue tenang sejenak? Gue salah apa, sih, sama lo? Hah?!"
Fares tidak bereaksi, dan hanya menatap Crystal dengan tatapan datar. "Kamu baik-baik aja." itu adalah pernyataan dari Fares, bukannya pertanyaan.
"Gue udah tenang tanpa lo!"
"Tapi, kita akan menikah."
Crystal mengusap wajahnya dengan kasar. "Gue nolak, oke? Gue nggak mau sama cowok macem lo."
"Aku udah berubah. Aku bukan Fares yang dulu."
Mata Crystal kali ini mendelik, kemudian menatap wajah Fares, lalu turun dan memperhatikan tubuh tegap Fares dan dandanan Fares yang terlihat sangat rapi. Mengernyit sedikit, Crystal mengangguk sambil menyunggingkan senyum miringnya. "Wow. Gue bisa ngeliat Christian Grey versi Indonesia dalam diri lo," katanya, lalu menatap kembali wajah Fares yang bibirnya sedikit berkedut akibat menahan senyum. "Tapi sayangnya, semenjak ada Freed, gue jadi lebih suka Sawyer dari pada Grey."
Wajah Fares yang tadinya menahan senyum, kali ini tidak menampakan ekspresi lagi.
Crystal berdecak sebal, lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Lo masih nggak ngerti? Itu penolakan gue yang lain," ucapnya sambil bersidekap dada. "Gue nggak nyari yang ganteng, ataupun yang kaya, Res. Gue nyari yang baik dan mau gue nikahi."
"Aku mau—"
"Tapi gue nggak mau, dan lo bukan cowok baik-baik," potong Crysta cepat. "Lo tau, Res? Lo harusnya malu untuk ketemu gue. Apalagi, pertemuan terakhir kita amat sangat tidak menyenangkan."
Fares diam sejenak. Mungkin, berpikir jika apa yang dikatakan Crystal memang benar. Ya, seharusnya Fares malu. Seharusnya, Fares berkaca. Lelaki tidak baik seperti Fares, tidak seharusnya bersanding dengan orang sebaik Crystal.
Tiba-tiba, Fares menyentuhkan kedua lututnya ke lantai, dan menghadapkan dirinya pada Crystal. Keterkejutan sempat menghampiri Crystal. Namun, Crystal segera menghapusnya dan menampakkan wajah tenang. Fares menatap Crystal dalam, datar, dan ..., penuh sesal. "Aku minta maaf untuk pertemuan terakhir kita. Aku mabuk, dan aku hilang akal, Crys," ucapnya dengan helaan napas berat. "Aku mohon ..., kasih aku kesempatan kedua dan bertanggung jawab buat kamu."
Crystal tersenyum. Kali ini senyum tipis dengan sinar mata yang menyiratkan kelembutan. Tagannya menyentuh bahu Fares dan mengusapnya perlahan. "Gue udah maafin lo, jauh sebelum lo meminta maaf di hadapan gue," ucapnya pelan, dan senyum tipisnya berubah menjadi senyum getir. "Tapi, bukan gue yang butuh tanggungjawab lo. Euis yang butuh. Dan seperti yang gue bilang, dia udah mati. Kesempatan lo untuk bertanggungjawab, udah nggak ada lagi."
Crystal tahu, jika dia seharusnya berdamai dengan masa lalu. Dan inilah yang Crsytal lakukan untuk berdamai dengan masalalu. Memaafkan Fares, dan membunuh dirinya yang lain.
Instagram: nrshf.mara.s
Blogger: nurshifasf.blogspot.com
Yt channel: sf ling
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is a Boss [COLD DEVIL #4]
Romance[Cold Devil Series] Bangun dari komanya, tahu-tahu Crystal sudah menjadi seorang isteri dari Fares Dharma, seorang pemegang saham kaya raya yang menikahinya akibat kejadian 10 tahun yang lalu. **** Sumpah gue baper makk. Dedeq gak kuat. Mas Fares sa...