mhib 11 : when i was your man

8.2K 373 0
                                    

“My pride, my ego, my needs, and my selfish ways. Cause the good strong woman like you to walk out of my life. Now I never, never get to clean up the mess I made. And it hunts me every time I close my eyes.”
When I Was Your Man — Bruno Mars

Warn! Full of monolog. Dialognya dikit. Jadi, kalian kalau mau mengerti, baca saja semuanya. Ini kejadiannya wkt dulu yaa. Waktu mereka masih sekolah.

Fares Dharma.

Sebenarnya, dia tidak se-setia itu. Dan dia juga tidak berniat se-setia itu pada Crystal hingga menunggu 10 tahun lamanya. Memangnya, kalian pikir dia sebaik itu? Tidak. Sangat tidak.

Fares adalah boss yang perfeksionis, dingin, tegas, dan pemarah. Hanya saja, entah mengapa, jika berhadapan dengan Crystal, semua sifat aslinya menghilang. Apapun tentang Crystal membuat Fares menjadi lembek. Padahal, Fares tidak menginginkannya. Padahal, Fares tidak berniat untuk menjadi lembek.

Fares tidak ingin se-setia itu.

Namun, Crystal membuat Fares se-setia itu. Tanpa Fares perkirakan. Tanpa Fares inginkan.

Semua ini, terjadi saat Crystal meninggalkan Fares sehari setelah Fares menodai Crystal. Awalnya, Fares tidak mengejar Crystal atau bahkan mencari-cari keberadaannya setelah bangun di kelab saat itu. Namun, satu persatu ingatan tentang perbuatan kejinya datang saat ia sudah sepenuhnya sadar. Dalam perjalanan ke rumah saat bangun di kelab pagi itu, pikiran Fares tidak hentinya mengarah pada pertanyaan tentang bagaimana keadaan Crystal pagi itu. Dan, apakah Crystal sampai di rumahnya atau malah tersesat di jalan?

Sepanjang pagi itu, Fares memikirkan Crystal sampai tertidur di kamarnya. Hingga Jo datang. Menghajarnya atas nama Crystal, dan mengatakan jika Crystal tidak baik-baik saja. Saat itulah, Fares merasa kacau. Dia kemudian mendatangi rumah Crystal, dan mendapatkan 3 pukulan dari Ayah Crystal di wajahnya yang sudah babak belur oleh Jo. Jika saja saat itu Bunda Crystal tidak datang, mungkin Fares sudah berada di rumah sakit saat itu.

"Tante, tolong kasih tau saya keberadaan Euis, Tante," mohon Fares ketika itu. Berlutut di hadapan dua orang yang merupakan orangtua angkat Crystal. "Saya harus ngomong sama Euis, Tante, Om. Saya mau ketemu Euis."

Tidak ada rasa kasihan saat melihat Fares memohon di depan mereka. Dua orang itu hanya menatap Fares dengan tatapan penuh kemarahan. "Kembali lagi nanti saat kamu sudah sukses dan menjadi sarjana," ucap Bunda Crystal, dingin. "Kalau kamu belum mencapainya, jangan harap bertemu anak kami."

Saat kedua orangtua Crystal tidak ada di hadapan Fares, kemarahan Fares muncul. Dia berdecih, lalu mendelik kesal. Saat itu, yang dipikirkan Fares adalah, dia tidak benar-benar membutuhkan kabar Crystal. Dan Fares yakin dapat menjalani hidupnya seperti biasa. Namun, tidak.

Dugaan Fares kali ini meleset.

Di kelab, Fares yang biasanya bermain wanita, tidak lagi bisa bermain wanita saat bayang-bayang Crystal yang meronta di bawahnya, tiba-tiba hadir. Dan Fares tak dapat meneruskan kegiatannya karena gairahnya yang surut. Fares, tidak dapat bermain wanita lagi. Bahkan saat ia dalam pengaruh alkohol pun, Fares tidak dapat bermain wanita lagi.

Di sekolah, setiap melihat Jo dan Vany, atau pasangan-pasangan lain, Fares merasa marah karena teringat masa-masa Fares dan Crystal yang tidak terpisahkan. Koridor, atap, kelas, bahkan toilet pun membuat Fares lagi-lagi harus teringat pada Crystal.

My Husband Is a Boss [COLD DEVIL #4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang