mhib 18 : flashlight

6.4K 363 3
                                    

“I got all I need when I got you and I. I look around me and see a sweet life. I'm stuck in the dark but you my flashlight. You're gettin me, gettin me through the night. Can't stop my heart when you shinin in my eyes. Can't lie, it's a sweet life.”
Flashlight — Jessie J

Mobil yang ditumpangi oleh Crystal akhirnya memasuki sebuah rumah yang terdapat di salah satu perumahan mewah. Crystal bahkan tidak tahu jika bangunan itu bisa dapat dikatakan rumah. Rumah yang mereka masuki seperti sebuah istana. Saat pintu gerbang sudah di buka pun, bukan garasi atau tempat parkir yang Crystal dapati. Namun, jalanan panjang yang mungkin dapat memuat dua atau tiga rumah lagi yang berukuran besar. Dan lagi, di sana terdapat taman yang tertata rapi dengan patung kuda putih yang memancarkan air dalam mulutnya.

Mobil Fares lalu berhenti di lobi yang berada dalam rumah tersebut. Fares lalu membuka pintu mobilnya. Crystal masih terpaku pada semua yang terlihat dari gedung tersebut saat Fares membuka pintunya dan mengajak Crystal keluar. Crystal memutar badannya, kembali menatap taman itu, lalu menghadap Fares lagi. "Wow. Ini rumah keluarga kamu?" tanyanya takjub.

Fares tersenyum tipis, lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Bukan. Ini rumah kita berdua," jawabnya, membuat Crystal membulatkan mata dan mulutnya lebar-lebar. Fares terkekeh pelan dan mengusap lembut kepala Crystal. "Suka?"

"Banget!" Crystal menjawab antusias dengan senyuman lebar. "Kamu tau, nggak sih, ini tuh rumah imp—"

"—impian kamu. Aku tau." potong Fares sambil tetap memamerkan senyumnya.

Seketika, senyum Crystal berganti dengan wajah kaget saat menyadari sesuatu. Dan saat itulah, Fares menyeringai melihat wajah terpaku Crystal. Crystal makin melongo di buatnya. "Nggak mungkin kamu masih inget!" serunya tidak percaya.

Fares menanggapi dengan senyum miring, lalu membalikan tubuh Crystal, kembali menghadap halaman luas itu. "Kamu inget? Dulu, kamu bilang kamu payah dalam menggambar rumah. Dan saat kamu ngasih liat aku desain rumah yang kamu buat sendiri, kamu keliatan seneng karna desain rumah yang kamu buat, adalah desain rumah yang sedari dulu kamu idamkan," jelasnya panjang lebar. Fares kemudian memberanikan diri memeluk Crystal dari belakang, dan mendapat sambutan dari Crystal yang menyenderkan tubuhnya pada Fares. "Jalanan yang kamu gambar, mungkin nggak sama seperti apa yang kamu lihat sekarang. Tapi, aku ingat saat kamu bilang, harus ada kuda putih di halaman rumah kamu. Dan saat aku tanya, kamu bilang—"

"Kuda putih menandakan keberanian dan ketangguhan." ucap Fares dan Crystal berbarengan.

Crystal lalu berbalik, dan menatap Fares dengan wajah berbinar. "Kamu inget!" serunya senang, dan membuat Fares tersenyum tipis. "Kok bisa?" Crystal bertanya, lalu mengerjap bingung. "Waktu aku ngomongin tentang desain rumah itu, kan, kita sama-sama nggak saling suka."

Fares tersenyum lembut, lalu merangkul pinggang Crystal, dan menarik perempuan itu untuk mendekat dengan tubuhnya. "Sepuluh tahun aku tanpa kamu, sepuluh tahun juga aku terbayang apapun tentang kamu," ucapnya, dan merubah tatapannya menjadi dalam. "Ada saat di mana, mau nggak mau aku pasti teringat semua tentang kamu. Sengaja nggak sengaja, kenangan tentang kamu pasti mampir ke pikiranku. Saat membangun rumah ini, aku nggak berpikir apapun selain ingin membuatkan rumah seperti yang kamu inginkan."

Crystal tertegun mendengar ucapan Fares. Dia lalu mengedarkan pandangannya, kemudian kembali menatap Fares. "Kamu serius nggak berpikir apapun? Aku nggak mau ganti, loh, kalo ternyata rumah ini malah nggak bikin kamu nyaman."

Fares terkekeh pelan. "Rumah ini, selesai 3 tahun yang lalu waktu aku dapat uang yang cukup untuk membangunnya. 3 tahun juga aku tinggal di sini. Dan selama percobaan, aku ngerasa nyaman-nyaman aja, tuh."

"Curang! Aku yang desain, tapi kamu yang pake duluan," balas Crystal dengan cemberut. "Tiga tahun, lagi."

Kali ini, Fares tertawa lebar melihat Crystal yang sedang kesal.

Crystal menggigit bibirnya melihat wajah tawa Fares. Tanpa memikirkan apapun lagi, Crystal mengecup pipi Fares dengan cepat, membuat pria itu menghentikan tawanya dan tertegun menatap Crystal. Crystal hanya memberikan senyum terbaiknya. "Makasih," ucapnya, namun di balas dengan Fares yang masih tertegun. "Aku nggak nyangka, kalau menikah sama kamu membuat aku sebahagia ini."

Fares memberikan reaksi dengan senyum tipis. "Kamu bahagia?" tanyanya, dan senyum Fares melebar saat kepala Crystal mengangguk. "Kalau begitu, katakan apa yang kamu suka. Aku akan mewujudkan apapun yang kamu mau."

Crystal malah tertawa kecil, lalu memukul lengan suaminya dengan pelan. "Apaan, sih! Lebay banget."

"Aku serius," balas Fares, menatap lurus pada wajah Crystal. Senyum lebar tidak pernah menghilang dari wajah Fares saat menatap istrinya yang terlihat sangat cantik dari dekat. "Apapun yang kamu mau, aku akan melakukannya."

Alis Crystal menaik, lalu berkerut. Senyum masih bermain di bibirnya. "Kamu serius?" tanyanya, dan diangguki oleh Fares dengan semangat. Kali ini, Crystal mengerutkan alisnya. "Apapun?"

"Ya."

"Kenapa?"

Fares tersenyum. "Karna aku nggak menyangka, kalau membahagiakan kamu ternyata membuat aku ikut merasakan kebahagiaan yang nggak pernah aku rasakan sebelumnya."

Dan saat itulah, Crystal merasakan perasaan yang dikatakan anak remaja dengan sebutan nge-fly.

Fares, anakku, selingkuh sama Tante sini😂😂

My Husband Is a Boss [COLD DEVIL #4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang