“You know I'd never ask you to change. If perfect's what you're searching for. Than just stay the same.”
Just The Way You Are — Bruno Mars
[Masa sekarang]
Walaupun terpaksa, Crystal harus mengakui jika Fares yang sekarang dia kenal sangat manis. Memperlakukannya begitu manis. Saat SMA dulu, yang bersikap manis mungkin adalah Crystal, dan yang bersikap menyebalkan adalah Fares. Namun, semuanya terbalik sekarang. Fares sangat manis, dan Crystal sangat menyebalkan.
"Gue nggak mau pake kursi roda! Gue maunya gendong!"
Seperti sekarang ini. Saat jadwal dimana Crystal harus jalan-jalan ke taman, dia menolak menggunakan kursi roda dan ingin memperbudak Fares untuk menggendongnya ke sana. Dan untuk informasi, taman berada di lantai bawah rumah sakit. Dan lift rumah sakit memiliki jarak yang cukup jauh dengan ruangan Crystal, dan juga taman rumah sakit itu sendiri.
"Aku nggak mau kamu jatuh, sayang ..." jawab Fares, sabar.
Dan ini juga terbalik. Jika dulu Fares yang menggunakan gue-elo pada Crystal dan dijawab Crystal dengan aku-kamu, kini terlihat sekali jika keadaan sudah berbalik. Walaupun dulu, Crystal masih bisa menyuruh-nyuruh Fares menggunakan aku-kamu. Dan tak jarang, Fares menurutinya.
"Bilang aja lo nggak mau. Iya kan?" ujar Crystal, memasang wajah ngambek andalannya. "Kenapa? Gue gendut, ya?"
Wajah Fares yang tanpa ekspresi itu terlihat pucat, seolah takut jika Crystal benar-benar marah. Lelaki itu lalu berbalik, memunjukkan punggung tegapnya pada perempuan yang sudah jadi istrinya itu.
Crystal tersenyum, dan segera mengigit bibir agar seringainya tidak melebar. "Ngapain ngebelakangin gue gitu?"
"Ayo naik. Katanya mau di gendong?"
Yes! Welcome to my world, suamiku! batin Crystal senang. Segera, Crystal menggeser tubuhnya di atas kasur, lalu melilitkan tangannya di sekitar bahu Fares.
"Hati-hati," peringat Fares, sambil langsung menyelipkan kedua lengannya pada sela belakang lutut Crystal masing-masing. Dan kini, Crystal sudah memeluk punggung Fares dengan erat, dan tubuhnya terangkat di punggung Fares.
Crystal terkekeh kecil, mengecup pipi Fares dan menyimpan dagunya di bahu Fares. "Ayo jalan!" perintahnya, yang langsung dituruti oleh Fares. Suaminya itu berjalan pelan keluar ruangan Crystal. Semua orang yang berada di sana memperhatikan mereka dua, tak jarang beberapa orang tersenyum dan berbisik sambil menatap keduanya. Entah apakah Fares merasa malu. Namun, Crystal hanya mengayunkan kedua kakinya dengan santai.
"Aku penasaran tentang bagaimana kamu menjalani hidup di negara asing selama ini." ucap Fares tiba-tiba.
Crystal mengerjapkan matanya dengan pelan. "Maksudnya?"
Bahu Fares terangkat sejenak. "Kamu banyak berubah. Terlihat lebih kuat, berani, dan ..., kasar."
Crystal langsung cemberut dan memukul lengan atas Fares dengan kencang. "Sembarangan! Suami mana yang ngatain istrinya kasar?"
Fares malah terkekeh pelan mendengar gerutuan Crystal. "Aku cuma nggak suka ngebayangin, kalo kamu ngelewatin itu semua dengan hiburan malam, atau tidur dengan sembarang pria."
Crystal mendelik sebal. Baru saja Crystal akan berucap emangnya, gue cewek apaan? Namun, dia menahannya, dan mengatakan hal lain. "Kalau gue beneran ngelakuin hal itu, lo bakal apa? Berhenti ngerasa bersalah dan bertanggung jawab? Lo bakal ninggalin gue dan nggak jadi ngawinin gue?" tanyanya panjang lebar. Penasaran juga apakah Fares akan menerima Crystal yang seperti itu atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is a Boss [COLD DEVIL #4]
Romance[Cold Devil Series] Bangun dari komanya, tahu-tahu Crystal sudah menjadi seorang isteri dari Fares Dharma, seorang pemegang saham kaya raya yang menikahinya akibat kejadian 10 tahun yang lalu. **** Sumpah gue baper makk. Dedeq gak kuat. Mas Fares sa...