*Prolog*

752 44 3
                                    

**^**

Ketika sebuah permasalahan pelik datang ke masa kini, padahal semua permasalahan itu berawal dari masa lalu, rasanya benar-benar sangat ingin kembali pada masa-masa itu—masa semua permasalahan terjadi. Ingin memperbaiki diri, keadaan, atensi seseorang, dan perasaan masing-masing. Tapi nyatanya, itu tetap tidak bisa. Hanya bisa mengikuti waktu yang terus berjalan tanpa bisa berbalik dan berputar.

Ketika seseorang yang sangat dipercaya, dipuja, dan dicintai, malah berbuat suatu kelakuan jahat. Tidak orang dekat, tidak orang jauh, semuanya sama saja. Jahat. Menyebalkan. Membuat muak.

Maka, selalu berharap bahwa nantinya akan ada sosok-sosok baru yang mengobati semua keperihan hati ini. Meski tahu, bahwa diri ini bukanlah orang baik, orang yang selalu mematahkan hati orang lain, namun dengan kurang ajar memimpikan kehidupan yang penuh cinta dan kasih. Memimpikan mendapatkan seseorang yang tulus menyayanginya, padahal dirinya juga tak benar-benar tulus mencintai. Bukankah kejam jika seperti itu?

Jika benar ada orang yang seperti itu, haruskah kita buat menderita saja hidupnya?

Kamu yang dicintai olehnya, jangan sampai terperangkap. Sekali terperangkap, maka tamatlah sudah perasaanmu—terombang-ambing dalam keputus asaan.

****

Gita Ayu Anindya.

Seorang gadis yang berusia 17 tahun, dia bersekolah di salah satu SMA terkenal di Jakarta yang bernama SMA 19 JAKARTA. Sebenarnya Gita bukan orang kaya, dia hanyalah manusia biasa yang selalu berkecukupan. Setiap harinya ia bekerja di salah satu cafe agar dapat mengurangi beban ibunya yang bernama Maria dan juga Felly Anindya—kakaknya. Tapi karena kecerdesannya, akhirnya pada saat kelulusan SMP dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan SMA nya disekolah elit. Ia sangat bersyukur akan hal itu.


Ayahnya sudah meninggal sejak dia berumur lima tahun, karena penyakit yang diidapnya selama beberapa tahun.

Awalnya hidupnya berjalan dengan tenang dan damai, tapi semenjak dia mengenal cowok yang bernama Andra Gio Abizar, hidupnya mulai tidak tentram, karena andra selalu mencari ribut dengannya.

Kalau saja memungkinkan, Gita ingin sekali pindah sekolah. Tapi kenyataan yang ada, dia juga tidak ingin usaha beasiswanya jadi sia-sia. Maka, bertahan dengan kelakuan konyol dan menyebalkannya selama tiga tahun bukanlah hal yang sulit, bukan? Lagipula, hanya tiga tahun. Ya, tiga tahun. Gita berharap hanya begitu. Huh, tapi ternyata semuanya tidak semudah itu. Andra selalu menempatkannya pada hal sulit. Tidak hati, pikiran, atensi, semuanya dimainkan olehnya.

Andra sialan!

Hari ini adalah hari pertama Gita masuk sekolah setelah satu bulan liburan kenaikan kelas. Jelas Gita sangat menantikan hari ini karena dia bisa tahu bahwa dia tidak akan sekelas lagi dengan Andra. Pikirnya.

Gita kini sedang berjalan melewati koridor, tak ketinggalan pula dengan senyumnya jika ada teman yang menyapanya.

"GITA!" teriak salah satu teman dekat Gita yang bernama Diyah Christy Varsah. Kemudian tanpa aba-aba, Diyah langsung memeluk Gita hingga membuat Gita sesak napas. Astaga, teman satunya ini!

"Woy, lepasin gak! Gue gak bisa napas nih!" kesal Gita.

"Eh-eh sorry, habisnya gue kangen banget sama lo. Udah satu tahun gak ketemu, " jawab Diyah dan langsung melepaskan pelukannya.

GITANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang