~*Dua*~

301 34 2
                                    

Hai haii 🖐️🐐 semoga suka❤️
Vote and comment yah😂❤

**^**

"Assalamu'alaikum ibu, kaka, Gita pulang,"
salam Gita ketika tiba di rumah dengan wajah yang tak bersemangat.

Entahlah hari ini mood nya benar benar kacau. Seharusnya Gita bersemangat karena ini adalah hari pertamanya masuk sekolah, tapi Andra malah mengacaukannya. Cowok itu memang tidak ada capek-capeknya merecokinya terus menerus.

"Wa'alaikum salam," jawab Maria—ibunya Gita dan juga kakaknya—Felly, yang sedang membungkus kue tart yang terbuat dari ubi ungu.

"Kamu kenapa, Sayang? Kok mukanya kusut banget?" tanya Maria melihat Gita mendudukkan dirinya dengan begitu lesu.

"Habis di bully sama Andra, right?" tanya Felly asal nebak.

Yah, memang selama ini Gita selalu menceritakan semua kejadian yang dialaminya selama di sekolah. Tak terkecuali tentang dirinya yang selalu diganggu oleh Andra.

Gita berdecak. "Aku bukan korban bully. Emang dianya aja yang ngeselin."

"Ngeselin apa ngangenin? Awas nanti suka loh," ledek Felly sambil terkekeh.

Gita mengerucutkan bibirnya kesal. Kakaknya ini memang senang sekali menggodanya. "Amit-amit."

"Sudah, Felly. Jangan menggoda adikmu terus, kasihan tuh pipinya sampe merah."

Gita refleks memegang pipinya, mencoba memudarkan kemerahannya. Gita memang memiliki kulit yang cukup putih, tidak heran jika ia sedang malu atau salah tingkah pipinya akan semerah kepiting rebus.

Gita berdeham membuat Felly tersenyum tipis. "Ini karena panas aja, makanya muka aku merah."

Felly menanggapinya dengan anggukan kepala.

"Selalu inget pesan ibu ya, Nak. Kamu boleh menaruh perasaan pada seseorang yang menurut kamu layak. Ibu gak mau kamu salah pilih yang akhirnya cuma akan membuat kamu sakit dan membuat kamu gak fokus untuk belajar. Kamu tau sendiri ibu cuma punya kalian berdua. Ibu sudah gagal menyekolahkan kakakmu, dan ibu benar-benar menyesalinya. Dan ibu gak mau penyesalan itu terulang lagi. Jangan cari masalah dengan siapa pun, kamu cukup belajar, belajar, dan belajar. Sebenarnya, ibu ingin kamu berhenti bekerja, tapi kamu sangat keras kepala."

Gita bangkit dari duduknya, kemudian berjalan menghampiri Maria dan mendudukkan dirinya di samping Maria. Memeluk maria sebentar dan merapikan helaian rambut yang mengganggu.

"Ibu jangan khawatir, Gita akan selalu ingat pesan ibu. Belajar yang giat, gak mencari masalah dengan siapa pun, mempunyai beberapa teman yang tulus tak masalah jika hanya satu, dan akan selalu hati-hati dimanapun Gita berada." Gita mengambil tangan Maria yang dipenuhi dengan tepung kemudian melanjutkan kalimatnya. "Jadi ibu, harus tetap sehat dan selalu jaga kesehatan ibu. Jangan sampe kelelahan. Dan Kakak, awas aja kalo sampe buat ibu kelelahan. Jangan terus-terusan ngebiarin ibu kerja sendiri."

"Kayak kamu gak tau ibu aja. Susah banget dibilangin," ujar Felly.

"Ibu gak apa-apa, Sayang. Udah ah, kok jadi manja-manja gini sih." Gita kembali memeluk Maria. Betapa sayang dan dihormatinya Maria oleh kedua anaknya.

"Mau kayak gini dulu," ucap Gita membuat Felly terkekeh.

"Nanti kamu telat kerjanya, Gita."

Ucapan ibunya membuat Gita tersadar akan tanggung jawabnya.

"

"Oke, Gita harus semangat buat kerja!" ucap Gita dengan semangat. Kejadian tadi pagi tidak akan melunturkan semangatnya untuk bekerja, menurutnya meringankan beban keluarga adalah salah satu hal yang paling diutamakan.

GITANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang