~*GITANDRA •10•*~

181 25 3
                                    

**^**

"Bian....?"

Bian berjalan mendekati gita, gita memalingkan wajahnya.

"Gita?" panggil bian lembut.

"Gimana keadaan lo? Gue denger tadi lo pingsan," Tanya bian.

Gita tetap diam tidak merespon.

"Git, jangan gini dong." panggil bian pelan sembari memegang tangan gita yang langsung ditepis oleh gita.

Bian menghembuskan napasnya gusar,
"Lo marah ya sama gue? Hm?"

Gita menatap bian kesal, "Dasar cowok sinting!Bego! Tolol! Brengsek! Sableng!"

Begitulah gita jika ia sudah marah semarah-marahnya pada seseorang, maka ia tidak akan segan-segan menyumpah serapahi orang yang membuatnya kesal itu dengan kata-kata kasar.

Gita mengatur napasnya yang tersenggal senggal, gara gara cowo yang ada dihadapannya ini membuat gita tersulut emosi.

"Setelah lo ninggalin gue sendirian di pameran, lo masih nanya gue marah apa nggak? Lo gak liat keadaan gue kek gimana pas lo ninggalin gue sendiri. Kaya gembel tau gak!"

Bian tertawa pelan akibat kata terakhir yang diucapkan gadis imut dihadapannya ini.

"DAN LO TERNYATA CUKUP BERANI BUAT KETAWA!" bentak gita yang sudah marah besar pada bian, matanya sudah berkaca-kaca.

Bian langsung menghentikan tawanya,
"Sor-sory, maksud gue gak gitu. Yah, yah jangan nangis dong." Bian mulai panik sendiri ketika air mata sudah membanjiri pipi gadis didepannya kini.

"Plis dengerin penjelasan gue dulu, gue tau gue salah. Gue juga gak mungkin ninggalin lo sendiri tanpa ada alesan yang pasti kan?"

Gita mengangguk, isakan-isakannya masih terdengar pelan.

"Jadi dengerin penjelasan gue ya?"

Gita mengangguk polos.

"Dengerin ya?"

Gita mengangguk lagi.

"Jangan dipotong ya?"

"Lo nanya lagi gue cemplungin lo ke rawa-rawa," ancam gita kesal.

Bian terkekeh.

"Jadi gini......"

***

Bian keluar dari bilik toilet umum, kemudian ia melihat laki-laki yang berpakaian hoodie hitam dan bertopi hitam masuk ke toilet yang ia masuki tadi dengan terburu-buru dan grasak-grusuk. Pakaiannya sama persis apa yang dikenakan bian saat ini.

"Kok bisa samaan ya...." gumam bian, "ihh gak mungkin jodoh," bian bergidik geli.

Baru beberapa langkah, bian sudah dikagetkan dengan segorombolan warga yang menahan kedua tangannya.

"INI NIH PENCOPETNYA! GAK SALAH LAGI!" teriak salah satu warga yang kini menahan bian.

"Woy apa-apaan nih! Asal nuduh aja lo semua!Lepasin gak!" bian berusaha memberontak, tapi percuma saja tenaganya kalah telak dengan warga-warga ini.

"Iya iya bener nih! UDAH KITA HABISIN AJA DIA DISINI! EMOSI BANGET SAYA!!"

"Eh apaan dah main habisin----"

Bugh!
Bugh!
Bugh!
Bugh!

"BAPAK-BAPAK MENDING TENANG DULU! KITA JANGAN MAIN HAKIM SENDIRI. LEBIH BAIK KITA BAWA LANGSUNG AJA KE KAPOLSEK! KALAU KITA HABISIN DIA, KITA JUGA YANG KENA!" Tegur salah satu laki-laki yang badannya besar. Gendut maksudnya.

GITANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang