~*Delapan*~

199 27 0
                                    

**^**

Jam menunjukan pukul 06.40 tapi gadis yang masih tergulung dengan selimut itu enggan untuk bangun. Ya gadis itu adalah gita, setelah sholat subuh tadi, bukannya ia bergegas untuk berangkat sekolah ia malah tidur lagi!

Maria membuka pintu kamar putrinya,
"Gita ya ampun jadi kamu belum bangun!?" Ibunya kini berkacak pinggang.
Maria kini mengguncangkan tubuh gita, "Hey gita bangun ini udah jam setengah tujuh! Kamu gak sekolah? Hah?"

Gita refleks membuka matanya, matanya melotot dengan sempurna.

Gita bangkit dari tidurnya, "Aduh ibu kenapa baru bangunin gita sekarang?" protes gita.

"Kok kamu jadi nyalahin ibu? Pas subuh kan ibu bilang kalo ibu mau nganterin pesanan sama ka felly dan pasti gak sempet buat bangunin kamu. Ibu kira kamu udah berangkat."

"Iya iya maap. Nanti aja ya ceramah nya gita mandi dulu."

Secepat kilat gita menuju kamar mandi, sekitar 15 menit gita sudah siap lengkap dengan seragamnya. Jika saja hari ini tidak ada ulangan praktek paralel, gita pasti akan melanjutkan tidurnya tadi.

Dengan menggunakan ojek langganan nya gita menuju ke sekolahnya. Kurang lebih 5 menit gita sudah sampai di depan gerbang SMA 19 JAKARTA.

Sesuai dugaannya jam segini pasti gerbangnya sudah ditutup.

Gita menggedor-gedor gerbangnya hingga membuat pak samsul satpam disini menuju kearahnya.

"Pak samsul bukain dong pak gerbangnya." Pinta gita dengan wajah memelas.

"Aduh neng gita, neng teh kenapa berangkatnya telat?"

"Pak samsul gimana sih, udah tau saya telat karena saya kesiangan, pake tanya lagi!"

"Maap aja ya neng peraturan teh tetep peraturan, kalo yang telat nggak boleh masuk. Ntar gaji saya dipotong lagi."

"Iya pak saya tau, tapi plis kali ini aja ya pak. Saya kan juga baru telat satu kali." pinta gita lagi dengan memasang wajah puppy eyes andalannya.

"Ngampura ya neng gita, pak samsul teh gak bisa. Udah mending nengnya pulang aja terus lanjutin tidur."

"Gak bisa pak hari ini saya ada ulangan praktek."

Tak lama setelah gita mengucapkan itu, terdengarlah suara deru motor ninja yang gita sudah sangat kenal suaranya.

Gita menoleh ke belakang,dan terdapat lah andra yang kini dengan santainya turun dari motornya seakan tidak membuat kesalahan. Hey dia juga kan terlambat, tapi kok bisa andra santai sekali?
Dalam hati gita menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah absurd yang dilakukan andra.

"Eh ada si lumba, lagi ngapain mba? Lagi nemenin pak samsul jadi satpam?" tanya andra dengan wajah meledek.

Gita memutar bola matanya malas, kini ia berbalik badan menatap andra dan berkacak pinggang.
"Kenapa sih lo selalu aja ngirain gue jadi tukang satpam? Hah?"

"Ya karena tampang lo pantes jadi tukang satpam." jawab andra seenak jidat.

"Bangke lo, enak aja!!" Ujar gita ketus.

"Eeh...jadi calon pacar gue gak boleh ngomong kasar."

"Pacar-pacar pala lo peyang, suka suka gue lah."

Gita memutar badannya menghadap pak samsul lagi, "Pak plis ya kali ini ajaa, janji deh gak akan telat lagi."

Sebelum pak samsul menjawabnya,andra terlebih dahulu menyela. "Percuma elah, sampe mulut lo berbusa pun, tuh satpam gak akan ngebukain pintu buat lo!"

GITANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang