3.Curhatan

53 9 2
                                    

"Lebih baik kuceritakan ini pada sahabatku. Biar yang baca juga tahu."

Happy reading,hope you enjoy!
-author

Bisa kan kasi vote buat cerita ini? Yayayayaya? Biar gue cepet up nya gitu loh wkwkwkwk☺️






Tinggal menunggu beberapa menit lagi untuk menunjukan pukul 08.00. Untuk pemilihan suara ketua OSIS. Semua murid sangat excited untuk acara yang hanya berlangsung satu jam itu. Tidak dengan Shila,dengan wajahnya yang polos dan tenang dia melangkahkan kaki menuju aula setelah jam sudah menunjukan pukul 08.00.

"Semua nya baris per-kelas ya. Jangan ribut!" perintah pak Romi,menggunakan mic agar terdengar oleh seluruh siswa, "nanti caranya tinggal colok aja kandidat yang kalian pilih. Bebaslah mau colok matanya,hidungnya,mukanya,badannya. Yang penting salah satu kalian harus pilih!" jelasnya lagi.

Shila sudah berada di antrean itu,untuk menunggu gilirannya di cap jari antrean terus maju hingga akhirnya Shila sudah di cap oleh kak Yasha. Kenapa harus di cap jari sih? Emangnya pemilihan gubernur? Tanya Shila saat tangannya sudah ada cap berwarna ungu. Cap itu katanya sih buat tanda kalau kita udah melaksanakan pemilihan.

Sampai tiba di kotak pemilihan Shila langsung mencolok kandidat yang ia pilih. Kak Dhimas. Ya,dia memilih kandidat no dua,yaitu pria yang baru-baru ini dikenalnya.

Di pojok kanan sudah ada calon-calon Ketua OSIS yang sedang duduk,layaknya seperti pengantin. Tidak lama setelah Shila akan keluar aula,senyuman itu terukir di bibir pria itu,mengarah pada Shila,Shila yang tidak sengaja ingin melihat wajah kak Dhimas langsung disambut dengan senyuman yang begitu tulus. Sampai Shila pun mempercepat langkahnya keluar aula,menunggu Intan dulu.

****

"Tan, gue mau curhat ni boleh ya," ucapnya saat mereka memilih taman sekolah untuk mengobrol dan menghabiskan makanan yang tadi beli dikantin.

"Boleh lah Shil,kita tuh kan udah jadi sahabat,gausah sungkan gitu."

"Salah gak sih kalau gue nge chat dia lagi? Gue tuh kangen sama masa-masa SMP gue yang waktu dulu dia nge chat via LINE dengan nama cuma pake simbol :*( doang,terus pas study tour juga kita sering ketemu,walau cuma diem ga saling berbicara,tapi tingkahnya seperti dia suka sama gue, tapi apa coba? Dia udah punya pacar. Dia udah ngehancurin harapan gue Tan. Gue udah berjuang demi dapetin dia. Apa dia ga sadar kalau gue suka sama dia? Atau dia pura-pura gatau? Cuma pengen mainin perasaan gue aja? Tapi diri gue gakuat untuk menghilangkan perasaan itu,ya jadi seperti ingin mengulangnya dari awal,membuka lembaran baru,siapa tahu pintu hatinya terbuka buat gue,gue nge chat dia lewat DM. Dibales." Curhatnya panjang lebar,masih panjang lagi kalau gue keluarin semua unek-unek gue.

"Lah,lo masih suka ma dia? Udah sih menurut gue mending lo lupain aja,lagian itu juga masa lalu lo,jangan lo tambah sakit hati lo,tapi ya itu menurut gue,emangnya lo nge chat pertama kali di DM kayak gimana?"

"Ya....gue bilang pas tahun baru. 'Happy new year'. Gue bilang gitu. Terus dia jawab 'thx' 'you too'. Kan gue suka jadi baper gituu."

"Emang lo masih suka sama dia setelah dia milih Salma buat jadi pacarnya?" tanya Intan sekali lagi.

"Ya....kayaknya sih." Entah apa yang membuat Shila terus menyukai 'dia' yang dia pun mungkin tidak begitu. Sihir dan keajaiban apa yang dia miliki? Yang membuat teman Shila waktu SMP saja pernah menyukainya?

"Kayaknya lo terlalu banyak nonton drakor deh! Mendingan sama kak Dhimas aja tuh! Udah ganteng,calon ketua OSIS,ya bisa jadi dia kepilih jadi ketua OSIS? Beruntung banget lo kalau gitu." Intan mulai menggodanya dengan menyebut kembali nama pria yang pernah terlambat datang ke sekolah bersama Shila.

If Someday Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang