9.Best friend?

31 5 0
                                    

"Terkadang perasaan bisa berubah kapan saja. Dan itu terjadi padaku,aku memaafkanmu. Tetapi aku mengakuimu sebagai sahabat. Kurang baik apa aku ini hah?"


Bisa kan kasi vote buat cerita ini? Yayayayaya? Biar gue cepet up nya gitu loh:)



Hari ini memang terasa sangat melelahkan,ada efeknya juga kemarin pulang sore. Tapi Shila terus harus terlihat bersemangat dan ceria untuk menutupi semuanya. Oh ya! Gue hampir lupa! Tadinya kemarin gue mau ngerencanain buat ........ dengan Kak Dhimas sama Arya,tapi sayang,kemarin
dia tidak masuk sekolah. Tidak ada surat ataupun keterangan.

"Hey!" Sapaan itu berhasil mengalihkan pandangannya dan beralih pada cowok yang baru saja sedang dipikirkan.

"Hm....lo kemana aja si kemarin? Awas lo kalau kabur lagi," jawabnya sambil memasang muka sebal.

"Cieee....mikirin gue ya? Gue masih bisa tepatin janji kali. Kemarin tuh gue sakit,panas. Ya untung aja cuma sehari. Lo ga ngucapin GWS gitu?"

"Ih geer banget si lo lama lama! Gue juga kan gak punya kontak lo-" ucapan Shila terhenti dan langsung teringat sesuatu yang dulu pernah ada hubungannya dengan Arya. Line gue diblokir! Batinnya.

Untung saja jalan menuju kelasnya sudah dekat,jadi dia bisa mengalihkan topik sekaligus kabur dari Arya.

"Kelas gue udah deket tuh! Dahh Aryaa!"

"Jangan lupa ketemu di kantin biasa  pas istirahat ya!!" teriaknya lumayan kencang saat Shila mengacir begitu saja.

****

"Hai Shila!" Sapa Queena saat Shila masuk kelas.

"Isi absen Shil jangan lupa!" suruh Kaysha sedikit berteriak,karena bangkunya dengan Kay bersebrangan. Yap! Di kelas ini Shila dipercaya semua murid untuk menjadi wakil Sekertaris.

"Yu,ke lapang," ajak Kaysha karena mereka berdua sama-sama anggota paduan suara,yang mana setiap upacara pasti bareng.

Upacara sedang berlasung. Shila sudah berdiri diantara murid-murid yang mengikuti eskul padus ini. Cuaca kali ini normal. Biasa saja. Tapi tidak tahu dengan murid lainnya yang baris di tengah lapang,biasanya jika matahari muncul pasti akan tersorot ke tengah lapang itu. Enaknya jadi tim padus ya gini.

"Nanti pulang sekolah latihan ya!!" Perintah Bu Risha saat upacara bubar

****

Shila dan Intan mulai berjalan menuju kantin saat bel istirahat berbunyi. Mau apa dan siapa lagi kalau Arya yang Shila akan temui. Sebenarnya Shila bisa berjuang sendiri,tapi sekarang dia tidak ingin memendamnya sendiri lagi,karena dulu itu yang membuatnya kehilangan Arya. Mencintai tanpa orang lain tahu. Berjuang sendiri. Yang berujung KEKECEWAAN.

"Shil!" Panggil Arya saat Shila sedang berjalan di banyaknya murid yang memenuhi kantin.

"Mau pesen apa?" Tambahnya sambil basa-basi.

"Biasa deh. Batagor sama juice mangga," jawab Shila.

"Gimana?" tanya Arya saat sedari tadi hanya ada hening diantara mereka.

"Apa nya?"

"Lo sama kak Dhimas-lah." Pertanyaannya membuat Shila lupa akan tujuannya sekarang.

"Harusnya gue yang nanya gimana,lo udah kepikir belum apa yang harus gue lakuin buat dekat sama kak Dhimas?"

"Sekarang gue lagi akrab nih sama kak Putra,teman dekat kak Dhimas. Lo bisa tuh cari tau tentang dia lewat Putra."

Cowok dengan rambut yang diolesi jel iu mengeluarkan hp-nya dari saku celananya dan mulai menekan-nekan keyboard nya, "Nih."Dia memperlihatkan nomor Putra dan Shila langsung menyimpan nomornya.

"Makasih,Ya."

"Sama-sama. Lo segitu suka nya ya sama Dhimas?" Kini Arya memulai topik yang tidak ingin Shila jawab. Ia malas menjawab. Toh,Arya juga tidak punya hak untuk mengetahuinya kan?

"Pesanannya kak." Wanita dengan umur 35 tahun-an itu meletakan pesanan mereka  diatas meja dan membuat pertanyaan itu tidak dibahas lagi.

Hening. Tidak ada satupun yang angkat bicara. Mereka sibuk memakan pesanannya sampai beberapa menit makannya sudah habis.

"Shil." Suara itu akhirnya memecahkan keheningan diantara mereka.

"Hm?"

"Lo udah ga marah kan sama gue? Kita bisa jadi teman baik kan? Please Shil.... Gue gak mau cuma gara-gara masa lalu lo dulu sama gue,lo jadi kayak gini." Pertanyaan itu membuat hatinya tersentuh,seakan pria dihadapannya ini memberikan harapan lagi padanya. Tapi dia juga memang sempat berpikir,mengapa dia selalu bersikap seperti ini pada Arya? Dia sudah meminta maaf kan? Apalagi ini sekarang,bukan masa lalu.

"Gak marah ko,Ya. Gue juga bisa jadi temen lo-" Badan nya menegak dan memasang senyuman di bibirnya "ulang dari awal yu. Hai! Gue Ashila Fanaya Ditra,lo panggil gue Shila aja." Dia menjulurkan tangannya. Lawan bicaranya tidak mengerti dengan sikapnya,langsung menerima juluran itu. Mengerti apa yang dimaksudnya.

"Gue Arya Fakhri Grania,panggil gue Arya aja." Keduanya langsung tertawa. Aneh sekaligus konyol bukan? Tapi Shila juga senang bisa tertawa bersama Arya. Yang terpenting adalah sekarang mereka sudah memulainya 'dari awal'.

****

"Bareng ya Shil!" Teriak Kaysha saat kelas sudah bubar.

Hari ini jadwal latihan paduan suaranya. Memang minggu ini sih setiap hari. Karena padus SMA Prasicha akan dipakai disebuah upacara hari sumpah pemuda. Kay,Ziah,Lita masih berada dikelas. Shila sedang mengurus kelompok bahasa Sunda-nya yang ditugaskan membuat sisindiran tapi sampai sekarang pun belum jadi.

"Eh Nis gue latihan dulu ya! Kerjain sama Rangga sama Nira deh!" Teriak Shila sambil sedikit berlari karena ini sudah agak telat untuk latihannya.

Saat Shila,Kay,Ziah, melihat aula sudah terisi dengan banyak murid,Bu Risha melihat ke arah mereka,tersenyum kesal. Saat Bu Risha bertanya "darimana aja? Ini yang lain udah pada kumpul" mereka hanya tersenyum 'hehe' lalu duduk dengan masing-masing suara.

Walaupun banyak negeri kujalani
Yang mansyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Disanalah ku rasa senang

Tanah ku tak ku lupakan
Engkau ku banggakan~

Lagu berjudul Tanah Airku itu menjadi sangat indah dan enak di dengar ketika ada suara 1 (normal) dan suara 2 (rendah). Total lagu semuanya ada lima.  Huft. Seminggu kedepan rasanya memang tired banget. Tapi kalau ada sangkut pautnya dengan musik pasti Shila akan bersemangat extraa untuk latihan. Dia memang music lovers.

Pukul 16.00. Latihannya sudah selesai. Sekarang Shila,Ziah,dan Kay berjalan meninggalkan aula,menikmati angin sore yang sangat menyentuh hatinya. Saat dia sudah menapakan kaki di lapangan depan,ada seseorang yang membuat jantungnya dag-dig-dug. Dasar emang kesempatan juga,Ziah dan Kay mengambil jalan tengah lapang yang membuat Shila pasti bertatap mata dengan dia.

"Liat Shil! ngeliatin!" Bisik sepelan mungkin sambil menepuk bahunya.

Hanya lempeng. Diam tak berkutik. Malah memasang wajah judes-nya.

"Heem Shil!" Ziah kini ikut bicara saat sudah melewati Kak Dhimas yang memang dilihat Kay dan Ziah menatap Shila.

"Liatnya ke siapa?" tanya Shila langsung saat sudah berada di gerbang.

"Ke elo lah. Lumayan lama lagi."

Jleb. Lama? Ke gue? Bener?

"Serius??" Kini ia sangat senanggg sampai pipinya kini blushing tak tertahankan.

"Ya iyalah,masa gue bohong."

****











Maap ya chapter ini sama sebelumnya lebih pendek. Emang cuma segini yang ada di otak gue sekarang:v. Gimana nih? Pilih Dhimas atau Arya?

Sampai ketemu di chapter 10 yang gatau di buatnya kapan:v

If Someday Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang