4.Pertemuan yang Dirindukan

40 7 1
                                    

"Kamu datang seperti angin yang berhembus begitu saja. Rasanya sangat sakit. Ingin sekali kusampaikan bahwa diriku ini rindu padamu."

Happy reading,hope you enjoy!
-author

Bisa kan kasi vote buat cerita ini? Yayayayaya? Biar gue cepet up nya gitu loh wkwkwkwk☺️






Pagi ini,pagi yang cerah baginya,karena dia ingin hari ini lebih baik dari hari kemarin,tapi baru saja Shila melewati gerbang sekolah,ada sesuatu yang mengganggu ketenangannya itu.

"Gila! Ganteng banget!! Siapa sih tuh?" teriak salah satu murid sambil melihat arah yang ditujunya.

Shila tidak menoleh ke arah suara ribut para murid. Hanya lempeng. Cuek seperti biasanya.

****

"Tan! Punya novel b.sunda gak?" Wita bertanya dengan nada agak 'riweuh' pada Intan. Memang sekarang adalah jadwal literasi kelas XI dan XII.

"Enggak." Jawaban singkat itu langsung membuat Shila mengambil novel yang berjudul 'sunshine becomes you' di kolong bangkunya.

Dia melihat-lihat disekelilingnya hanya untuk melihat 'si kakak' – "nah itu!" (batinnya). saat literasi sedang berlangsung, ia hanya fokus melihat 'si kakak' yang sedang membaca novel bersama temannya disebelahnya–serasa sedang menikmati pemandangan yang begitu indah.

"E-eh mau kemana?" Shila yang tadi hanya terfokus melihat kak Dhimas sekarang tatapannya teralihkan saat melihat temannya berjalan menuju mading–ia hanya mengikuti temannya yang tidak menjawab pertanyaannya itu.

Saat sudah melihat mading, ternyata di mading ada kakak kelas XII yang ngerokok dan fotonya dipajang di mading

"Gila ya! Gak malu apa tuh," kata Ziah saat melihat foto itu di mading.

"Gak tau tuh,yu ah ke kelas" Shila berkata dengan nada agak sedikit malas.

Intan,Putri,Ziah,dan Shila langsung pergi dari mading itu dan langsung menuju ke kelas.

Suatu kejadian datang lagi. Orang yang kemarin terus mengganggu perasaannya. Siapa lagi kalau bukan Kak Dhimas. Dua orang itu saling berpapasan. Dengan tatapan yang tidak dimengerti,jantung ini pun mulai berdegup kencang.

Bruk!

Buku itu terjatuh! Buku literasi yang dipegang Kak Dhimas saat berpapasan dan bertatap mata dengan Shila–ia langsung mengambil bukunya kembali dengan gaya tubuh yang agak kaku. Gila! Jantung gue rasanya ingin copot!

Saat dia melewati tubuh Kak Dhimas yang sedang membungkuk mengambil buku, sekujur tubuhnya langsung merasakan hawa panas-dingin ,dan perasaan aneh yang menyerangnya.

"Ih Tan, ihm," omelnya tidak jelas pada sahabatnya itu setelah kejadian tadi.

"Kenapa?" Intan bertanya bingung karna melihat sikap Shila yang agak aneh.

"Hm,nanti gue ceritain di kelass," jawabnya yang diangguki oleh Intan.

***

"Gimana yang tadi?" Langsung to the point sahabatnya itu meminta rincian dari kejadian tadi.

"Tadi gue ketemu sama kak Dhimas,terus buku nya jatuh pas gue berpapasan,PAS lagi mata gue ngeliat dia," jelasnya dengan memelankan nama kak Dhimas.

"Ehemmm....Jadi kek salting gitu kan lo."

"E-eh eng-enggak,lagian kan aneh gitu tuh orang."

"Eh Shil, Lo tau ga ada murid baru nih sekarang?" Kini topik sudah dipindahkan secara langsung tidak langsung.

If Someday Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang