Kesalahan lagi

1.9K 131 0
                                    

Kanaya mengayuh pedal sepedanya dengan suasana yg sangat bahagia. Setelah satu hari tidak bertemu dengan sepedanya itu. Kanaya dengan rambutnya yg sepanjang bahu dibiarkannya terurai bebas. Diujung jalan sudah terlihat sekolah nya tempat dia menimba ilmu.

Kanaya masuk kedalam kerumunan orang-orang dan memarkirkan sepeda miliknya di tempat parkiran motor. Tangan Kanaya kemudian mengambil tas miliknya yg selalu dia letakkan di dalam keranjang sepedanya. Dia selalu menyapa atau sekedar membalas senyum ketika berpapasan dengan murid lain yg kebetulan kenal dengan Kanaya.

"Hai genks!" Seru Kanaya ketika sudah memijakkan kakinya di ambang pintu kelas. Tapi, ketiga temannya tidak satupun ada yg menoleh. Tampak ketiganya yg sibuk dengan tugas sekolah mereka yg masih belum selesai. Ralat, bukan belum selesai tetapi enggan mengerjakan dirumah.

Ketiganya mengangkat kepala mereka serentak ketika sebuah buku tulis yg tiba-tiba mendarat di hadapan mereka.

"Salin sepuasnya! Kerjaan kalian kalo malem itu apa sih?!" Geram Kanaya.

"Telponan sama gebetan baru"

"Main mobile-legend"

"Kalo gue sih ikut nyokap ke pengajian. Meskipun dalam keadaan yg terpaksa"

Kanaya menatap geli ketiga sahabatnya. Mana ada sahabat yg terlalu jujur begini--begonya. Ketiganya kembali mengerjakan tugas mereka yg belum selesai. Bukan mengerjakan sih tapi lebih tepatnya sedang menyalin. Sedangkan Kanaya duduk di kursi yg kosong. Kanaya saat ini sedang memikirkan tentang biaya sepedanya yg sudah di perbaiki Aksa kemarin hingga tidak sadar jika guru kimia sudah berada du ruang kelas.

Kanaya mengambil buku kimianya dan membuka halaman buku yg instruksikan guru itu. Selama pelajaran berlangsung, Kanaya hanya diam sambil memandang lurus kedepan. Bukan memperhatikan tetapi tengah sibuk memikirkan biaya perbaikan sepedanya. Lagi-lagi tentang biaya! Kanaya tidak mungkin bahkan tidak mau meminta kepada mamanya. Setelah berpikir cukup lama, Kanaya memutuskan untuk menggunakan tabungan yg selama ini hanya akan dia pergunakan di keadaan tergenting saja.

"Kanaya!" Panggil Cia yg tampak kesal di sampingnya.

"Apa" balasnya tanpa mengalihkan tatapannya dari papan tulis.

"Lo bengong. Kenapa?"

Keliatan banget ya.

"Kanaya sebenarnya arwah lo lagi berkelana kemana sih?"

"Gue lagi mikirin soal biaya sepeda gue" akhirnya Kanaya mengucapkan apa yg sedari tadi terus memenuhi kepalanya.

"Loh,jadi. Siyaland! Kere banget sih si Aksa. Masa iya lo juga yg bayar sih. Tau gitu mending gue aja yg benerin sepeda lo"

"Emang lo bisa?"

"Ya, enggaklah. Maksudnya gue yg bawa ke bengkel buat benerin sepeda lo Kanaya lemot"

"Apasih, bising-bising dari tadi" gerutu Gea sambil menoleh kebelakang tempat Cia dan Kanaya duduk.

"Gue kesel sama Aksa! Tuh anak masa nolongnya setengah-setengah sih" ucap Cia yg lebih dulu sudah merasa kesal.

"Setengah-setengah gimana maksud lo?" Kali ini Dita ikut menimpali.

"Kanaya disuruh bayar uang perbaikan sepeda yg yda di benerin si Aksa"

Dita dan Gea tampak terkejut. Sedangkan Cia masih belum reda juga emosinya yg sempat menggebu-gebu. Kanaya melemparkan tatapannya ke sembarang arah tidak mau melihat kearah sahabatnya yg sedang menatapnya tajam.

"Dia suruh bayar berapa? Biar kita bantuin" saran Gea yg di setujui kedua temannya itu.

Kanaya menggeleng dengan cepat sebelum ketiganya berbicara lebih banyak lagi.

Aksa & Kanaya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang