Everything is okay.

3K 136 14
                                    

Aksa masih enggan memindahkan kepala Kanaya yg berada di atas pahanya ke tempat tidur. Ke tempat yg lebih nyaman. Kanaya juga tertidur sambil memeluk tubuh Aksa.

"Stt.. jangan di bangunin. Gimana keadaan Kanaya, nak?" Tanya ibu Dina sambil memperhatikan wajah Kanaya.

"Dia baik-baik saja, Tante. Aksa tau Kanaya luar biasa kuat."

Ibu Dina tersenyum simpul kemudian kembali berdiri sambil memberikan isyarat untuk tidak berisik kepada Meisya.

"Saya benar-benar khawatir Kanaya mengalami syok berat."

"Saya tidak ingin terjadi sesuatu dengan calon menantu saya."

"Saya yakin anak kamu, Aksa bisa menjaga Kanaya dengan sebaik-baiknya." Balas ibu Dina mengakhiri kekhawatiran Meisya. Mama Aksa memang sudah menganggapnya seperti putri kandungnya sendiri.

Sejak pertama kali bertemu, Meisya sudah menyukai gadis ini. Dia gadis baik. Meisya yakin akan hal itu.

"Biarin mereka berdua. Lebih baik kita menyiapkan sesuatu untuk dimakan saat Kanaya bangun nanti." Usul Meisya yg di angguki ibu Dina.

Aksa kembali mengelus puncak kepala Kanaya dengan sayang. Semuanya sudah terjadi. Kanaya sudah mengetahui semuanya. Aksa tau kalau hal ini sudah pasti akan terjadi dan membayangkan bagaimana reaksi gadis ini juga sudah bisa Aksa pikirkan. Sekarang semuanya benar-benar nyata.

"Bunga ini buat apa?"

Aksa berpura-pura mengabaikan Kanaya dan sesekali menjawab pertanyaannya saja.

Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Aksa memperhatikan ekspresi Kanaya yg mulai berubah.

"Ka.. kamu nggak berniat ninggalin aku disini kan?" Tanyanya cemas. Tanpa sadar bunga yg tadi mereka beli di cengkram kuat oleh Kanaya.

"Kamu mau ketemu Pandu,kan? Ayo! Kita udah sampai sayang."

"Aksa kita pulang aja. Nggak lucu sumpah kalo ketemuan di tempat kek gini."

"Kalo kita pulang, kamu nggak akan ketemu Pandu." Jawabnya sambil terus berjalan.

"Masih banyak tempat yg lebih bagus untuk bertemu dibanding ku.."

Kanaya berhenti berbicara dan melangkah ketika Aksa berhenti di tempatnya. Kanaya lalu menatap ke sekitar dan baru menyadari kalau mereka sudah berada di tengah-tengah pemakaman. Perlahan Aksa memutar tubuhnya menghadap ke salah satu pemakaman yg berada di sebelah kanannya.

Pandu Agraham

Bunga yg tadi dia genggam kini terjatuh ke tanah. Kedua lututnya tertekuk, tubuhnya terjatuh karena tidak bisa menjaga keseimbangan. Beruntung Aksa dengan sigap menangkapnya lebih dulu.

"Kenapa? Bagaimana bisa?" Tanyanya dengan suara serak. Pandangannya mengabur ditutupi segumpal airmata yg bersiap meluncur bebas.

Kanaya menatap Aksa kemudian kembali menatap pemakaman Pandu.

Ini mimpi, kan?

"Aksa.."

"Kamu udah bangun? Kok nggak ngasih tau aku." Protes Aksa begitu saja.

"Daritadi aku udah goyang-goyangin ujung kemeja kamu tapi kamu ngga sadar. Jadinya aku mandangin kamu melamun aja." Jawabnya sambil menselonjorkan kedua kakinya dan merubah posisinya menjadi bersandar di dada bidang Aksa.

"Gimana, udah mendingan?"

"Tergantung."

"Kok tergantung?"

Aksa & Kanaya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang