Truth or Dare

1.5K 105 0
                                    

Maap aku baru up, keenakan main hago wkwk.
Selamat membaca, jangan lupa vote ☆

Kanaya duduk diam sambil mendengarkan alunan lagu yg selalu dia putar. Membiarkan ketiga temannya yg pergi entah kemana. Kanaya menyeruput minuman khas Thailand yg belakangan ini viral di kalangan remaja atau yg sering disebut Thai tea. Minuman berwarna hijau itu tidak pernah absen dari atas mejanya--Kanaya suka rasa green tea.

"Undangan siapa? Gue nggak kenal" ucap Kanaya sesaat setelah melihat selebaran undangan pesta ulang tahun yg diadakan salah satu anak kelas XII IPA yg baru saja di berikan Cia kepadanya.

"Kenal nggak kenal tapi lo di undang dan lo harus dateng!"

"Ayolah, sekali-sekali ikut acara kaya gini apa salah nya si Kanaya?" Gea ikut menimpali perkataan Cia.

"Nggak! Gue nggak mau" bantah Kanaya.

"Ish!! Cia balikin headset gue"

"Nggak. Sebelum lo setuju buat ikut"

Kanaya menghela nafasnya sambil memutar kedua bola matanya jengah. Berapa kali Kanaya harus mengucapkannya? Dia tidak menyukai acara semacam pesta atau sesuatu yg berhubungan dengan keramaian.

"Kenapa, lo nggak mau?" Tanya Dita.

"Gue nggak suka keramaian. Titik!"

"Yaudah, lo tinggal di hutan aja. Sepi" sahut Cia berang.

Kanaya mendengus kasar kemudian bangkit dan berjalan kearah pintu kelas melewati ketiga temannya yg sedang menunjukkan berbagai ekspresi saat ini. Kanaya tidak perduli, dia masih bisa membeli headset yg baru jika Cia tidak mengembalikannya juga. Kanaya terus berjalan hingga langkahnya terhenti ketika melihat ketua osis yg baru saja dia ketahui beberapa hari yg lalu. Kanaya ingin menghampiri namun dia mengurungkannya kembali. Kanaya membelokkan langkahnya, dia ingin membeli minuman Thai tea lagi.

Itu lebih baik..

"Hai, cakep" sapa Pandu yg entah sejak kapan berada di belakang Kanaya. Kanaya terkesiap sambil menoleh ke belakang.

"Hai, kak. Lagi ngapain?"

"Harusnya gue yg nanya. Lo ngapain masih berkeliaran? Mau bolos ya" tuding Pandu tidak sepenuhnya serius. Dia hanya ingin menggoda Kanaya dan itu terbukti ketika melihat Kanaya yg sudah manyun.

"Lo suka green tea?" Tanyanya lagi ketika melihat minuman berwarna hijau yg berada di tangan Kanaya. Kanaya mengangguk setelah itu berjalan beriringan dan duduk di salah satu bangku kantin yg kosong.

"Iya. Gue suka,kak. Soalnya bisa bikin tenang"

"Lo, nggak depresi kan?"

"Ya,nggaklah!" Sahutnya kesal tanpa sengaja memukul lengan tangan Pandu cukup kuat hingga cowok itu meringis.

"Tenaga lo boleh juga" ucap Pandu sambil tertawa keras.

"Kanaya, lo besok ada acara?"

Kanaya berhenti menyeruput minumannya. Tatapannya yg menatap lantai kini berganti menatap kedua mata coklat Pandu. Kanaya bahkan tersenyum kecil.

"Kenapa,kak?"

"Gue mau ajakkin lo ke acara party nya sih Reta. Itupun kalo lo nggak keberatan"

Hati kecil Kanaya bersorak girang. Kanaya ingin melompat saja rasanya jika saja ini bukan di lingkungan sekolah dan tidak sedang berhadapan dengan Pandu seperti ini. Tapi, Kanaya tidak suka keramaian. Dia lebih suka tempat yg sedikit dikunjungi orang-orang dan memberikan kesan yg tenang.

Aksa & Kanaya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang