Tidak terima

1.4K 94 0
                                    

"Bang, lo kapan balik ke medan?" Tanya Kanaya sambil menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Lusa"

"Kok cepet banget sih?"

"Lama-lama disini buat apa? Lagian setahun lagi abang kelar kuliahnya" Kanaya hanya memanggut-manggut kan kepalanya sambil kembali mengunyah sarapannya. Ponsel Kanaya yg tergeletak di sebelah piring makannya berbunyi menandakan sebuah pesan LINE yg baru saja masuk. Kanaya dan Key sama-sama melirik kearah benda canggih itu.

"Pasti dari cowok yg waktu itu" ucap Key menyuarakan isi pikirannya.

"Namanya Aska" sahut Kanaya. Masih saja Kanaya suka salah ketika menyebutkan nama Aksa. Padahal Aksa sendiri juga sudah berulang kali membenarkan ucapan Kanaya ketika gadis remaja itu menyebutkan namanya.

Dering ponsel selanjutnya membuat Kanaya tanpa sadar tersenyum lebar. Dengan gesit dia meletakkan sendok dan garpu yg tadi berada di tangannya. Ini hal yg sangat langka. Pandu menelpon Kanaya sepagi ini entah untuk keperluan apa. Kanaya berdeham beberapa kali sebelum mengangkat panggilan masuk dari Pandu, mengabaikan tatapan abangnya yg semakin mengerutkan keningnya heran.

"Hallo,kak. Ada apa?" Tanya Kanaya mengecilkan suaranya.

"Lo udah berangkat sekolah?"

"Eh. Belum kak, aku masih sarapan sih"

"Kebetulan, gue lewat komplek rumah lo. Niatnya pengen ajak lo pergi bareng"

Demi apa?
Tanpa sadar Kanaya meremas-remas rok sekolahnya dengan sedikit kuat hingga membentuk sebuah lekukan kecil yg banyak. Sebisa mungkin Kanaya membungkam bibirnya agar tidak berteriak. Kanaya tau jika kelakuannya saat ini seperti orang bodoh. Tapi, sebagian orang mungkin bisa memahami bagaimana orang yg sedang mengalami jatuh cinta.

"Emm... kakak beneran mau kesini?"

"Kalo lo nggak keberatan"

"Oke. Aku siap-siap dulu,kak" ucap Kanaya mengakhiri perbincangannya melalui ponsel. Kanaya tertawa kecil sambil melompat-lompat kegirangan.

"Bang, hari ini lo bisa tidur sepuasnya kok" ucap Kanaya ketika berpapasan dengan Key yg baru saja berdiri dari meja makan.

"Loh. Kenapa?" Kanaya hanya menggeleng cepat tanpa menghilangkan senyumannya dari wajah manisnya. Dengan cepat, Kanaya segera menaiki tangga yg menuju ke kemar tidurnya dan mengambil tas sekolahnya. Beruntung Kanaya sudah memasukkan buku-buku pelajaran hari ini.

"Gue pergi dulu,bang" ucap Kanaya sambil terus berjalan keluar rumah dengan langkah terburu-buru. Key hanya bisa terdiam di tempat melihat Kanaya yg tersenyum-senyum seperti orang gila.

***
Kanaya membuka gerbang rumah kemudian menutupnya dengan perasaan yg masih sama--senang. Sambil bersenandung kecil. Kanaya masih merasakan jika ini seperti mimpi. Pandu yg menelponnya kemudian mengajak Kanaya pergi ke sekolah bersama.

Jatuh cinta ternyata seperti ini.

"Kok lo disini?" Ucap Kanaya tidak suka melihat jika Aksa sudah lebih dulu berada di depan rumahnya bersamaan dengan senyuman dan senandung kecil yg lenyap entah kemana.

Aksa yg masih berada di atas motor dengan ponsel yg berada di genggaman tangannya menoleh ketika mendengar suara Kanaya. Dengan cekatan, Aksa membuka kaca helm miliknya.

"Gue baru aja mau nelpon, lo nya udah nongol duluan. Kaya ada ikatan batin gitu ya" ceteletuk Aksa sambil tertawa pelan.

Kanaya masih bungkam bahkan dia masih setia berdiri di tempatnya.

"Yuk! Keburu telat. Lo mau dihukum lagi sama pak Yatno?"

Kanaya menggeleng. "Lo pergi duluan aja, gue udah janji sama kak Pandu"

Aksa & Kanaya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang