Aksa

4.5K 214 3
                                    

Selamat membaca jangan lupa vote★

"Ma, Mama dimana? Aksa mau berangkat nih" ucap Aksa dengan sedikit berteriak memanggil ibu Mesya.

Terlihat wanita yg masih cantik di usianya yg sudah memasuki umur 36 tahun itu turun dari lantai 2 dengan sedikit terburu-buru. Ibu Mesya melirik sekilas kearah Aksa putra satu-satunya yg sudah rapi dengan seragam sekolahnya dan menatap Ibu Mesya dengan pandangan merengut.

"Mama lama banget sih. Nanti Aksa telat ke sekolah. Lagian mama di dalam kamar itu dandan apa dempulin muka sih" gerutunya dengan bibir yg sudah manyun kedepan.

"Cerewet banget sih kamu. Makanya punya pacar! Biar tau rasanya nungguin perempuan dandan itu gimana. Liat tuh papa kamu aja nggak pernah ngeluh loh" balas Ibu Mesya sambil mengoles beberapa lembar roti dengan gerakan cepat.

"Lagian cuma 3 hari aja Mama minta di boncengin kamu. Biasa juga sama papa kamu kok" lanjut Ibu Mesya. Aksa masih diam memandang mamanya dengan sebal.

"Kenapa sih nggak nyewa supir pribadi aja. Kan duit papa banyak"

"Aksa ini bukan soal uang papamu yg banyak atau enggak. Papamu itu cemburuan!"

Aksa kembali diam tidak membalas ucapan mamanya lagi. Dia melihat sekilas jam tangannya, masih ada waktu 15 menit lagi. Pandangan Aksa kemudian kembali menatap mamanya yg kini sedang memasukkan beberapa lembar roti yg sudah dioles beliau kedalam kotak bekal.

"Aksa mama mau ngomong sama kamu" ujar Ibu Mesya sambil menarik salah satu kursi meja makan dan duduk menghadap kearah Aksa.

"Kamu boleh nakal tapi nakalnya yg berfaedah. Terus juga yg alim. Maksud mama itu kamu boleh jadi badboy tapi badboy yg alim"

Aksa mengerutkan dahinya bingung dengan maksud ucapan mamanya barusan. Ibu Mesya memperbolehkan nya untuk menjadi badboy tetapi badboy yg alim. Ada yg bisa jelasin?

Terdengar helaan nafas kasar membuat Aksa kembali menoleh kearah Ibu Mesya. "Mama tau, otak kamu pasti nggak nyampe. Maksud dari badboy alim itu gini, senakal-nakal nya kamu, kamu harus tetep inget yg namanya sholat 5 waktu, sedekah dan menolong orang yg kesulitan meskipun kamu sedang tawuran"

"Ceramahan ala-ala ustad nya nggak sekalian ma?" Tanya Aksa dengan gemas.

Ibu mesya tertawa pelan sebelum kembali berkata. "Nggak usah deh. Kan kamu badboy. Masa iya pak ustad badboy"

"Yaudah yuk! Mama udah selesai ini, nanti kamu telat ke sekolahnya" ujar Ibu Mesya kemudian mengambil tasnya tidak lupa memasukkan kotak bekalnya kedalam tas miliknya dan beranjak lebih dulu meninggalkan Aksa yg masih terdiam kebingungan.

***
"Inget pesan mama yg tadi ya" ucap Ibu Mesya ketika sudah turun dari motor besar milik Aksa hadiah yg diberikan papa nya saat dia menginjak usia 17 tahun.

Aksa hanya mengangguk mengiyakan kemudian memutar motornya dan melaju keluar dari lobby kantor menuju ke sekolahnya. Sepanjang jalan, Aksa suka bersenandung kecil menyanyikan lagu-lagu yg dia tahu. Dari kejauhan Aksa melihat seorang gadis yg sedang berjongkok di depan sepeda miliknya. Aksa hanya melihatnya saja tanpa ada niat mau berhenti untuk turun menolong gadis itu bahkan Aksa hanya melewatinya begitu saja.

Selanjutnya Aksa berhenti mendadak ketika merasa seseorang yg menimpuknya dengan sebuah batu dari belakang. Untung saja Aksa memakai helm jadi kepalanya tidak apa-apa. Aksa berhenti melajukan motornya dan menoleh kebelakang. Tidak ada siapapun kecuali gadis dan sepeda bututnya yg sedang menatap kearah Aksa. Aksa turun dari motornya sambil membuka helm miliknya dan berjalan kearah gadis itu.

"Lo yg nimpuk gue?" Tanya Aksa berang.

"Iya kenapa? Lo nggak liat gue disini lagi kesusahan" sahut Kanaya sinis sambil menunjuk kearah sepedanya. Aksa mengikuti arah telunjuk Kanaya yg megarah ke sepeda gadis itu.

Aksa tiba-tiba kembali ingat dengan pesan mamanya tadi pagi. Menolong orang yg sedang kesusahan. Tetapi itu semua masa bodo untuk saat ini jika saja yg ditolong Aksa itu orang lain bukan gadis tengil ini mungkin Aksa akan menolongnya. See.. dia baru saja melempar batu kearah Aksa dan tidak ada basa basi atau sekedar meminta maaf.

"Kok diem sih?! Bantuin kek jangan bengong aja" ucap Kanaya sambil memukul lengan tangan Aksa dengan sedikit kuat.

"Gue nggak bisa bantuin tapi gue bisa kasih saran"

"Cepet kasih tau sarannya apa" sahut Kanaya tidak sabaran.

"Di ujung sana ada perempatan jalan"

"Ada tukang tambal ban?"

"Bukan"

"Terus adanya apa?"

"Disana nggak ada tambal ban kaya yg lo harapin saat ini. Di ujung sana adanya tempat pembuangan sampah dan lo bisa buang sepeda butut lo ini ke tempat itu" sahut Aksa sambil tersenyum remeh kemudian berbalik badan bersiap meninggalkan Kanaya. Aksa ingin tertawa kencang rasanya.

"Gue akan teriakkin lo sebagai perusak sepeda gue kalo lo nggak mau nolongin gue!!" Teriak Kanaya sembari berdiri dari posisi jongkoknya. Kanaya tersenyum dalam hati ketika berhasil membuat Aksa berhenti dan berbalik badan menghadap kearah nya lagi.

"Apaan sih lo! Kita kenal aja enggak masa iya lo mau teriakkin gue sebagai orang yg ngerusak sepeda lo" sahut Aksa berang setelah kembali berjalan kearah Kanaya berdiri.

"Makanya bantuin gue biar kita jadi kenal!" Sahutnya ketus.

"Yaudah yuk!" Seru Kanaya sembari memegang sepedanya.

"Mau kemana? Eh tukang tambal ban mana ada yg buka jam segini. Udah biarin aja disitu nanti gue hubungin orang bengkel langganan gue. Lo tenang aja maling juga ogah nyolong barang butut kaya gitu" ucap Aksa sembari menatap ponselnya mencari nomor yg saat ini sangat dibutuhkannya. Kanaya hanya menatapnya dengan pandangan sebal. Dia ingin menjambak rambut Aksa tetapi itu tidak mungkin. Dia masih memerlukan bantuan lelaki ini.

"Yuk! Gue anter lo kesekolah" ajak Aksa kemudian lebih dulu berlalu kearah motornya.

"Lo nggak liat seragam kita sama. Kita satu sekolah!" Ujar Kanaya membuat Aksa menoleh sebentar dan baru menyadari jika mereka berdua memakai seragam sekolah yg sama. Aksa menghembuskan nafasnya kasar.

Kenapa gue jadi bantuin gadis ini sih?!

"Gue saranin lo untuk pegang pundak gue kalo lo masih mau hidup" ucap Aksa sebelum melajukan motornya.

"Modus! Bilang aja lo-- EH WOI! GILA PELAN-PELAN BAWANYA!!"
Kanaya berteriak kencang karena motor yg di kendarai Aksa melaju dengan sangat kencang sebelum Kanaya menyelesaikan kalimatnya.

"Kita udah telat 5 menit! Dan hari ini gue ujian bahasa inggris. Mending lo diem dan pegangan yg ke kenceng"

Kanaya menuruti perkataan Aksa dan memeluk anak lelaki itu dengan erat. Kanaya terus berdoa di dalam hati semoga Kanaya sampai di sekolah dalam keadaan sehat wal a'fiat tanpa kekurangan suatu apapun.

VOTE KOMEN SHARE
Boleh komen apapun :)

Aksa & Kanaya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang