lima belas menit yang lalu, aku yang baik-baik aja sejak bangun tadi pagi, seketika nggak baik-baik aja setelah memuntahkan seluruh isi perutku. semuanya keluar, ayam goreng yang jadi menu makanku tadi malam juga roti serta susu coklat yang jadi sarapanku tadi pagi, semuanya keluar dari perutku.
aku nggak merasakan apapun sebelum akhirnya muntah. namun syukurnya, aku bisa segera berlari meninggalkan kelas dan tiba di toilet terdekat sebelum semuanya keluar.
aku memang pernah terkena penyakit maag, tapi itu sudah beberapa tahun yang lalu. pokoknya, aku tidak termasuk orang yang gampang sakit, apalagi penyakitnya maag seperti sekarang ini.
saat ini, aku cuma bisa terduduk di sofa besar yang ada di ruang uks. masih terlalu lemas ㅡaku baru merasakan yang namanya muntah setelah bertahun-tahun yang lalu dan ternyata ini cukup menghabiskan tenaga. dan tenagaku yang sudah terkuras masih berusaha kukuras dengan otak yang tidak berhenti memikirkan: kenapa aku bisa sampai seperti ini?
guru biologiku yang hari ini bertugas untuk menjaga ruang uks ada di sebelahku, mengusap punggungku lembut. beliau menawariku berbagai macam makanan lezat yang ada di kantin namun tidak menarik sama sekali bagiku saat ini. air teh manis hangat yang diberikan oleh beliau saja sangat sulit untuk diteguk, apalagi kalau aku harus menelan makanan?
guru biologiku yang cantik itu pun menyerah dan memberikan nomor teleponnya padaku. katanya, beliau harus menghadiri rapat, jadi tidak bisa menemaniku terus. aku sih nggak masalah, justru senang karena bisa tidur bebas tanpa merasa sungkan.
ya, itu pikirku sebelum seseorang masuk ke ruang uks dan mengguncang tubuhku yang hampir saja terlelap.
"minghaooo! kamu ngapain, sih?!"
bukannya membalas ucapanku, minghao justru menggoyang-goyangkan tubuhku. membaliknya ke kanan, lalu ke kiri dan mengulanginya berkali-kali. dengan mukanya yang panik, minghao kemudian bertanya, "kamu nggak apa-apa? kenapa nggak panggil aku, tadi? sekarang gimana? perutnya masih sakit?"
aku yang mual, jadi tambah mual karena diguncang-guncang. "aku nggak apa-apa sebelum kamu dateng. so, please, shut up! kamu bikin aku pusing, tau gak?!"
minghao mundur selangkah setelah aku membentaknya. bisa kulihat, cowok yang berstatus sebagai pacarku itu ketakutan sebelum aku berjalan meninggalkan sofa untuk tidur di ranjang terdekat.
kalau aku jadi dia, aku pasti sudah balik marah karena rasa khawatirnya dibalas dengan makian. tapi minghao justru berdiri mematung, aku yakin dia masih takut padaku. padahal dia itu cowo, dasar aneh!
merasa bersalah, aku pun berseru setelah berhasil berbaring. "i'm ok. you can back to your class. and thanks for coming," ujarku seramah mungkin sebelum menarik selimut di ujung kakiku.
minghao tidak membalas apapun, mungkin masih takut ㅡatau mungkin marah? aku dapat mendengarnya berjalan sehalus mungkin meninggalkan ruang uks sesaat setelah aku memejamkan mata.
semoga saja minghao mengerti kalau aku lagi sensitif.
_______________
aku terbangun saat mendengar salah satu lagu wajib nasional diputar keras-keras. sedetik kemudian aku sadar kalau itu bel tanda pulang sekolah yang diputar dari ruang piket.
wow, itu berarti aku sudah tidur selama enam jam pelajaran ㅡempat jam waktu normal. berarti aku melewatkan waktu makan siang dan harus cari makan siang sendiri. bodoh.
aku memijat pelipisku karena merasakan pening saat bangun dari posisi berbaring. mataku refleks terpejam saat merasakan sakitnya. jadi, aku belum sadar kalau ternyata ada seseorang yang duduk di kursi yang ada di samping ranjang.
"awㅡ astaga!" aku terlonjak kaget saat melihat minghao ada di hadapanku.
minghao memasang senyum, matanya jadi menyipit karena terdempet pipi. ganteng banget dengan rambut itemnya yang menutupi kedua alisnya karena sudah mulai gondrong.
"kamu... ngapㅡ eh, udah lama?" aku mengganti kalimat yang awalnya akan kulontarkan mengingat kejadian pagi menjelang siang tadi. aku nggak mau menyakiti hati minghao dua kali dalam sehari. cukup tadi saja waktu tidak sengaja.
minghao berdiri dari duduknya. ia kemudian mengambil segelas air yang ada di meja dekat ranjang dan memberikannya padaku. sweet, dia hapal kalau aku punya kebiasaan minum segelas air tiap bangun tidur.
sementara aku minum, tangan minghao terulur ke atas kepalaku. pacarku itu sepertinya merapikan rambutku yang berantakan sehabis tidur, tadi. kegiatan kami selesai bersamaan, dilanjutkan dengan minghao yang mengambil alih gelasku dan aku yang merapikan seragam.
"makan, okay? aku bawain kamu roti keju kesukaan kamu, aku bungkusin juga jatah makan siang kamu pakai misting bekas sarapanku," kata minghao seraya menyodorkan sebuah misting berwarna biru dan sebungkus roti.
aku tidak bisa menahan senyum saat menerima apa yang disodorkan minghao. dia manis banget, bahkan setelah aku membentak dan menyakiti hatinya tadi pagi.
"hei? kamu pusing lagi ya? gara-gara aku ngomong terus?"
aku menjawab pertanyaan minghao dengan sebuah pelukan. buat minghao terkejut tapi untungnya masih berhasil menangkap misting dan bungkusan roti yang hampir jatuh dari pangkuanku dengan gerakan cekatannya.
"sorry, udah nyakitin hatimu sama kata-kata kasarku. and thanks, masih khawatir sama aku yang udah ngeselin banget tadi pagi," ujarku dengan wajah yang tenggelam di dalam pelukan. malu, aku pastikan wajahku memerah setelah mengucapkannya.
minghao menyimpan dagunya di atas kepalaku. kemudian tangannya yang semula melingkar di punggungku naik ke atas kepalaku dan mengusapnya. "yea, aku sayang kamu juga. jadi, sekarang makan dulu karena aku nggak mau kalau sampai perutmu sakit lagi."
aku mengangguk dan melepaskan pelukanku. tanganku kemudian terulur mengambil misting yang minghao simpan di sampingku. sementara, minghao mengeluarkan satu tablet obat maag dari sakunya dan menyuapkannya ke mulutku.
"sehat-sehat, cantik. aku nggak mau kena marahmu lagi. kamu sensi kalau lagi sakit," ujarnya seraya menyodorkan minum.
aku tersenyum, kemudian menerima minumnya untuk menelan obat maag. seraya menyimpan kembali gelas di meja, aku mencuri satu kecupan di pipi minghao. "terimakasih, pacarku yang hari ini ganteng. lain kali, jangan bolos pelajaran lagi cuma buat jagain aku di uks, ya! dasar nakal!"
minghao tertawa. tangan kanannya memberikan sendok padaku yang kebingungan setelah membuka misting sementara tangan kirinya mengacak rambutku. "makan yang banyak. maafin karena aku bawain kamu starbuck semalem, padahal tau kalau kamu nggak pernah kuat minum kopi."
aku melotot setelah menyuapkan makanan ke mulut karena mendengar akuan minghao. pasti mukaku jelek dengan mata yang melotot dan pipi yang menggembung. "ah, bener banget! pasti aku sakit perut gara-gara minuman semalem! kamu, sih!"
minghao terkekeh seraya mendaratkan kembali pantatnya di kursi. ia meraih handphone hitamnya yang ada di meja dan mengarahkannya kepadaku, memotretku. sial, masih sempat-sempatnya dia menambah koleksi foto aibku. siap-siap deh, bentar lagi wajah jelekku muncul di instagram karena diposting oleh minghao.
__________
ayo mampir ke profilku, siapa tau tertarik buat liat work yang lain. follow instagramku juga: hawaryutudey karena gak jarang aku posting imagine singkat disana! 🙆♀️🙆♀️🙆♀️
selamat malam minggu, btw! semoga weekend kalian usefull biar lusa siap menghadapi senin lagi hihihi 😚🙆♀️🙆♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
bubblegum; svt
Fanfictionseventeen imagine. (Sebagian diunpublish untuk direvisi, sorry!) [!] non-baku; alternative-universe; lowercase; tidak sesuai EBI. Highest Rank : #91 in Fanfiction 300117