in ear - mingyu

1.3K 136 2
                                    

setelah hampir pingsan di depan tiga orang sponsor yang lagi aku pandu untuk keliling venue outdoor tempat pensi acara sekolahku, pekerjaanku segera diambil alih oleh seungkwan. aku yang barusan refleks mengambil gerakan jongkok, segera dibantu bangkit dan dibopong menuju ke arah tenda pusat informasi oleh moonbin.

kemudian, aku dapat ceramah singkat dari kak jihyo, ketua divisiku sebelum akhirnya diperintahkan mengambil istirahat satu jam. pekerjaanku dan seungkwan akhirnya sepenuhnya ditukar. seungkwan akan memandu orang-orang sponsor sementara aku akan menjaga tenda pusat informasi setelah aku istirahat dan makan.

jadi, sekarang, di sinilah aku. duduk di kantin yang ada di samping pintu masuk venue sambil melamun. kekenyangan setelah melahap seporsi nasi kotak dengan dagu yang terpangku di atas tutup botol minuman isotonik milikku. waktu istirahatku dari kak jihyo masih dua puluh menit lagi dan aku tidak diperbolehkan masuk ke area venue sampai batas waktu tersebut. sekarang, aku jadi bingung harus melakukan apa.

"dor!" seseorang tiba-tiba menepuk pundakku. membuatku terkejut dan refleks menoleh ke belakang tapi tidak menemukan siapa-siapa di belakangku. jadi, aku kembali menoleh ke depan dan kembali terkejut saat menemukan sosok seniorku tengah duduk di hadapan.

"kak mingyu? eh, aku lagi istirahat, kak. disuruh kak jihyo," ujarku panik takut dimarahi karena kepergok berleha-leha.

"santai, aku juga lagi istirahat," balasnya kemudian menyuap sepotong siomay ke mulut. aku baru sadar kalau ternyata ada sepiring baso tahu dan sebotol air mineral di hadapannya.

"mau?" tawar kak mingyu, mengangkat piring baso tahunya.

aku menggeleng. "enggak, makasih, kak. ini juga masih kekenyangan abis makan konsum," tolakku halus dan kak mingyu cuma mengangguk menanggapiku.

"kak mingyu enggak dapet konsum? kok malah makan baso tahu?" tanyaku basa-basi. agak canggung kalau cuma menatap kak mingyu makan dan aku masih mau duduk di sini.

"dapet, tapi masih kurang," katanya sambil cengengesan.

"humas enggak sibuk?"

aku menggeleng. "kalau dibandingin divisi lain, enggak kok. acara pasti lebih sibuk," jawabku seraya menoleh ke arah kanan, ke arah barisan panitia keamanan yang tengah menjaga ketat area pintu masuk.

"kamu tuh ngomongin anak acara tapi malah ngeliatin anak kemanan. ini loh, anak acaranya ada di depanmu," protes kak mingyu yang enggak aku balas.

"kenapa dilihatin terus? keren ya?"

aku kembali menoleh ke arah kak mingyu. "enggak. kasihan sama mereka. kayaknya kerjaan mereka yang paling berat, paling enggak bisa menikmati acara," jawabku jujur.

kak mingyu cuma ngangguk-ngangguk. suapan terakhir dari baso tahu di piring lolos ke dalam mulutnya.

"kerenan anak acara," lanjutku, masih sama jujurnya.

kak mingyu melotot. tampak hendak membalas ujaranku tapi mulutnya penuh makanan. jadi yang dia lakukan hanya menunjuk dirinya sendiri dengan tangan.

aku mengangguk menjawab pertanyaan tanpa suaranya. "keren. kontak langsung sama artis kayak orang dewasa yang udah profesional, bolak-balik keluar-masuk venue buat jemput artis dan crewnya, komunikasi lewat handy-talkie, bawa-bawa gulungan rundown, tapi yang jadi favoritku karena pake in-ear," jelasku.

kak mingyu tertawa pelan. entah untuk apa, kak mingyu melepas in-ear dari telinganya, menyimpannya bersama handy-talkie yang ia keluarkan dari saku. "nih, cobain pake. biar bisa ngerasain keren."

aku menggeleng. "enggak, ah. apaan sih kak mingyu. pake lagi, cepet! nanti dimarahin," tolakku seraya menggeser perangkat milik kak mingyu ke arahnya.

kak mingyu menurut. mengenakan kembali in-earnya kemudian memasukkan handy-talkienya saku. "siapa yang marahin aku? minghao? jaehyun? eunwoo? mana berani," katanya sombong.

aku cuma tertawa, kemudian mengeluarkan sisir lipat kecil dari slingbag-ku untuk membenahi kunciran rambut.

"eh, punya sisir, ternyata. pinjem dong," kak mingyu menahan gerakanku yang hendak membuka topi dan melepas kunciran.

"ih, sebentar. aku juga belum pakai," protesku. kemudian segera membuka topi yang kugunakan dan menguncir ulang rambutku. baru setelahnya, sisirku kusodorkan pada kak mingyu.

aku baru sadar kalau rambutnya terlalu panjang untuk ukuran anak sekolah. "kak mingyu rambutnya panjang banget. enggak kena razia?" kak mingyu buru buru menyimpan telunjuk kanannya di depan mulut. "shut! aku jago, kan?" katanya dengan tangan kiri yang tetap bergerak di atas kepala untuk menyisir.

tampaknya rambut kak mingyu memang sudah terlalu panjang. meskipun kak mingyu berusaha keras mengaturnya, rambut depannya terus turun menutupi mata. aku geleng-geleng melihatnya. bisa-bisa dia kena tegur senior.

"kak, pakai nih," aku menyodorkan topi hitam yang belum kembali kugunakan. kak mingyu menerimanya ragu-ragu.

"pakai aja. aku enggak di lapangan lagi abis ini, soalnya dilarang sama kak jihyo," ujarku baru kemudian kak mingyu benar-benar menerima topiku dan menggunakannya.

"tambah keren enggak?" godanya setelah menggunakan topiku. aku cuma membalas senyum usilnya dengan mengacungkan jempol.

di saat yang bersamaan, kak minghao datang menghampiri kami ㅡkak mingyu, maksudnya. bermaksud menjemput kak mingyu untuk kembali melakukan pekerjaannya sebagai panitia.

kak mingyu bangkit dari duduknya, hendak pamit padaku tapi aku ikut berdiri. "bareng aja. istirahatku juga udah habis," ujarku kemudian jalan di samping dua kakak kelasku itu.

kami jalan bersama sampai aku belok dan masuk ke dalam tenda pusat informasi. baru saja hendak duduk di belakang meja saat seseorang berdiri di hadapan mejaku ㅡkak mingyu, lagi. aku mengangkat alis, heran, tapi kak mingyu justru cengengesan, lagi.

"nanti malem pulang, dijemput?"

aku menggeleng. enggan berbicara karena pasti tidak akan terdengar, kalah oleh suara dari panggung.

"pulang sama aku, ya. diunggu di parkiran mobil."

kemudian dia berbalik, berlari menuju kak minghao yang sedang menggerutu. meninggalkanku yang gugup dan hanya sanggup membatu.

__________

haloooo! semoga enggak bosen karena dikasihnya mingyu lagi.

jangan lupa berfallin fallin hari ini!

bubblegum; svtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang