tutor - woozi

1.6K 211 18
                                    

"materi fluida statis selesai di bagian ini. sekarang, buka buku latihan kamu, biar kakak tandain soal-soal yang biasanya keluar di ujian," kata kak jihoon sambil menutup buku materi fisika punyaku.

setelah menyimpan buku materinya di tumpukan buku-buku yang lain, aku dengan senang hati menyodorkan buku latihannya. nggak, bukan karena aku suka dikasih tugas sama kak jihoon. aku senang, karena kalau kak jihoon sudah bicara tentang tugas, itu berarti pelajaran hari ini mau selesai.

tapi seketika senyumku luntur waktu kak jihoon yang lagi nandain soal di buku latihan fisikaku nyeletuk, "gak usah cengengesan. abis ini kita langsung lanjut ke bab fluida dinamis. fokus, kamu ketinggalan banget fisikanya!"

rese! padahal aku kira abis ini kita bakalan turun buat makan cemilan yang udah disediain mama di meja makan. atau seenggaknya, kak jihoon nawarin sesuatu buat reward buat aku yang kemarin udah berhasil dapat nilai kimia sempurna.

aku melirik jam yang menggantung di dinding di hadapanku sebelum akhirnya membuka kembali buku materi fisika yang baru saja kututup. walaupun malas sebenarnya untuk lanjut belajar, aku lebih malas lagi buat berurusan dengan kak jihoon yang super menyebalkan kalau sudah marah.

lagian, aku juga yang aneh. bisa-bisanya aku justru memilih dia untuk jadi guru les privatku. padahal, mama menawarkan belasan mahasiswa lainnya yang lebih tampan dan lebih ramah dari kak jihoon.

percaya, deh, sekarang. kalau cinta emang bisa bikin buta. sekalinya jatuh hati sama kak jihoon, aku langsung buta akan semuanya. nggak peduli seberapa gantengnya kak daniel, sebagaimana ramahnya kak ten, sebagaimana gantengnya kak doyoung, aku justru jatuh hati sama kak jihoon yang udah dingin, jutek, gak peka, dan nyebelin. huft.

sementara aku mencari bab fluida dinamis, kak jihoon yang sudah selesai menandai soal menggeser kembali buku latihan fisika yang super tebal itu. "kerjain soal yang udah saya tandain. ada enam, waktunya dua puluh menit."

aku mendengus tapi nggak berani melakukan apapun selain mengambil pensilku dan bersiap mengerjakan tugas yang dikasih kak jihoon. dan tampaknya, dengusanku terlalu keras sampai berhasil membuat luluh hati kak jihoon.

"yaudah, yaudah. kerjain aja tiga soal dulu, abis itu istirahat dua puluh menit sebelum lanjut belajar, ya?" ujar kak jihoon seraya menyingkirkan buku materi fisika yang barusan dia ambil dari hadapanku.

aku nggak bisa menahan senyumku. "thank you, kak jihuuuuun!"

__________

sumpah. aku nggak tau dengusanku tadi sebesar apa, tapi aku bersyukur karena kayaknya hati kak jihoon beneran luluh setelahnya.

selain makan cemilan yang mama kasih di istirahat dua puluh menit yang kak jihoon janjikan tadi, kak jihoon juga menepati janjinya buat ngasih aku reward. kak jihoon pesan dua box pizza ukuran besar lewat aplikasi di handphone-nya sebagai reward untukku.

"kaaaaak! pizzanya udah dateng jangan-jangan?" rengekku di sela-sela materi fluida dinamis yang kak jihoon ajarkan.

kak jihoon being kak jihoon. "kalau pizza-nya justru bikin kamu nggak fokus, saya batalin aja nih, ya?"

aku meniup poniku kesal. "malah makin nggak fokus kalau kakak batalin pesenannya."

kak jihoon mencubit hidungku. "yaudah, stop aja materi fluida dinamisnya. sekarang, kita bahas soal-soal fluida statis aja. tapi tugas untuk pertemuan selanjutnya, kamu harus ngerangkum materi selanjutnya sampai halaman ...ini," kata kak jihoon akhirnya, sambil melipat salah satu halaman sebagai tanda.

okaaaay, that's better. lagipula, kayaknya materi di bab baru yang kak jihoon kasih tadi, sama sekali nggak masuk ke kepalaku.

"sini, biar saya bahas soal yang salah, tadi," kak jihoon menggeser posisi duduknya. merapat ke arahku, sambil mendekatkan buku latihanku.

duh, kalau kayak gini caranya, justru aku makin nggak fokus, tau, kak!

"nih, kamu salah masukin rumus yang ini," ujar kak jihoon. mulai menerangkan satu per satu material yang ada di soal itu. tapi sayangnya, aku yang deg-deg-an beneran nggak mampu buat bahkan sekedar mendengar suara kak jihoon dengan jelas.

"yaampun, ayo dong, fokus! fokus!" pekikku dalam hati sambil mengipasi wajahku supaya tidak memerah.

"hei? ngerti nggak?"

aku refleks menganggukan kepalaku. parah, padahal aku sama sekali nggak mendengar apa yang kak jihoon jelaskan.

"sekarang kamu cobain kerjain soal yang ini," kata kak jihoon sambil menunjuk soal di samping soal tadi.

aku menghembuskan nafas berat. yakin deh, habis ini, kak jihoon ngomel-ngomel karena mengira aku pura-pura ngerti supaya pelajaran cepat selesai.

"ayo? katanya tadi udah ngerti?"

aku berdecak. memilih untuk mencoba mengerjakan soal yang ditunjuk kak jihoon walaupun aku yakin hasilnya pasti akan salah. tapi sedetik kemudian, niat baikku diruntuhkan oleh kak jihoon yang tertawa meledek melihat apa yang kutuliskan di buku.

"jangan ketawa dong! mana ada guru yang ketawa waktu muridnya salah? harusnya dibenerin!" protesku sambil menghapus coretan tadi.

kak jihoon mengacak rambutku. dia mengabaikan protesku dan justru lanjut tertawa sambil mencubit salah satu pipiku. dasar tutor gila!

"you're too cute," ujarnya setelah berhenti tertawa. sebelah tangannya kembali mendarat di pipiku untuk memberikan satu cubitan lagi.

but, wait? dia bilang aku lucu?

"kamu lucu kalo lagi salting. tapi maaf ya, saya nggak mau pacarin kamu sebelum kamu pandai fisikanya. jadi, semangat!" kali ini kak jihoon mengakhiri ucapannya dengan tepukan pelan di atas kepalaku.

"aduuuh, jangan kambuh dulu dong, telminya. yuk, sekarang kita ke bawah buat makan dulu. pizzanya udah nyampe," kak jihoon kembali bersuara. sedetik kemudian dia beranjak dari sampingku dan menarik tubuhku untuk ikut berdiri sepertinya.

setelahnya, dia mendaratkan rangkulannya dan menggiringku ke pintu depan untuk menerima pesanan pizza. sementara aku masih berusaha mencerna ucapannya hingga akhirnya berhasil mengerti setelah selesai makan pizza.

"kak jihoon cringe bangeeeeet!" ejekku sebelum meneguk cola.

kak jihoon terkekeh, "tapi kamu tetep mau jadi pacar saya walaupun saya cringe, kan?"

bubblegum; svtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang