part 3

726 97 1
                                    

Taeyong pov

Sebenarnya aku merasa ada yang aneh padaku sejak hampir tiga tahun yang lalu tapi aku selalu menutupi apa yang aku rasakan dan melupakannya dengan cara mengabaikan dan menekan perasaanku yang mulai muncul. Sial, aku jadi tidak bisa tidur gara-gara Jihyo marah padaku! Aku berjalan menuju dapur, kulihat dia sedang berbaring di atas sofa ruang tengah sambil memejamkan matanya

"Hyo..." aku mengusap wajahnya lembut

Dia membuka sedikit matanya tapi kemudian kembali memejamkan matanya setelah beberapa detik, bisa kulihat matanya membengkak. Aku mengangkat tubuhnya tapi dia malah terbangun saat aku akan membuka pintu kamarnya

"Oppa..." dia melingkarkan tangannya pada leherku

Aku membaringkan tubuhnya diatas tempat tidurnya dan melepaskan tangannya

"Aku tidak suka...aku tidak suka oppa pacaran. Adik macam apa aku ini? Aku bahkan merasa sakit saat melihat oppa menikmati ciuman yang pacar oppa berikan" kali ini dia menangis dihadapanku

Aku memeluknya, mempererat pelukanku hingga aku tak bisa lagi membedakan detak jantung milik siapa yang kini terdengar. Aku tertidur disampingnya, mengusap lembut wajahnya bahkan dengan sadar mencium bibirnya sekilas

"Eomma bagaimana ini? Aku rasa aku benar-benar menyukainya" kataku pelan

Aku sengaja meredam perasaanku berharap semua akan berlalu dan menghilang begitu saja tapi nyatanya, perasaanku malah semakin menguat bahkan aku selalu marah ketika melihatnya bersama pria lain.

*****

"Oppa, bangun! Aku sudah buatkan sarapan untuk kita" katanya sambil mengguncang tubuhku

"Tyong, ayo bangun!" kali ini dia bahkan mengambil selimutnya yang kupakai untuk menutupi tubuhku

Aku membuka mataku, semakin melebar saat dia menciumku dengan gemas. Aku langsung bangun hingga kepala kami saling membentur. Aku memandangnya dengan pandangan tajam

"Apa? Aku kan libur hari ini, oppa lupa kalau sekarang hari minggu?"

Aku melihat ponsel milikku dan benar yang dia katakan, aku berjalan sambil menyeret langkahku kemudian mendudukkan diriku. Kami makan dalam diam sampai layar ponselku menyala

"Halo, iya aku akan kesana"

Dia memandangku dengan pandangan membunuh, kenapa dia bisa tahu kalau itu panggilan dari pacarku?

"Mau ikut?"

Dia langsung mengganti bajunya tapi kali ini aku juga mengajak Jeno, aku hanya tidak mau saja kalau nanti dia marah karena aku mengajak adikku ikut kencan bersama kami. Kini Jihyo sudah kelihatan cantik dengan baju putih dan celana jeans panjang miliknya, tanpa kuberi tahu kalau aku yang menelpon Jeno dia langsung mengandeng tangannya bahkan mereka berdua terlihat mesra. Kami kencan ditempat yang sama hanya saja kami berpencar sampai akhirnya kami bertemu lagi di taman. Sekarang bisa kulihat mereka tampak begitu bahagia bahkan Jihyo kini menyandarkan kepalanya pada Jeno, aku menelan ludahku saat kulihat jarak mereka semakin menipis. Tanpa berfikir lagi aku langsung menarik tangan Jihyo dan membawanya pergi dari sana meninggalkan Nayeon dan Jeno

"Oppa..."

Aku masih terdiam hingga dia memanggilku untuk yang kedua kalinya

"Oppa..."

"Hmm, apa!"

"Oppa marah?"

"Tidak, aku..."

"Oppa, kita meninggalkan pacar oppa dan Jeno disana. Apa tidak apa-apa?"

Aku menatapnya yang kelihatannya belum sadar kalau aku juga mulai menyukainya.

"Oppa..." dia menyentuh wajahku membuatku reflek menutup kedua mataku dan membuatnya tertawa

*****

Aku membeli beberapa botol soju untuk menenangkan pikiranku tapi Jihyo menertawakan aku yang mulai mabuk bahkan sebelum menghabiskan satu botol.

"Oppa, hya!! Lain kali kalau tidak bisa minum jangan membeli minuman beralkohol" katanya sambil menepuk punggungku berulangkali

Kali ini dia membantuku berdiri dan...

Jihyo pov

Aku membantunya menuju kamar tidurnya, membaringkan dia disana hingga tiba-tiba dia memelukku

"Hyo, aku menyukaimu"

"Aku juga menyukai oppa" kataku pelan

Dia mulai menatapku kemudian menciumku lembut membuatku bahkan tak bisa menolak saat dia mulai membuka kancing bajuku, selanjutnya yang kuingat hanya dia berada diatasku, menyatukan tubuhnya denganku. Aku memandang wajahnya yang kini tertidur, mencium pipinya kemudian segera pergi dari kamarnya dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

*****

"Hyo"

"Ada apa?"

"Apa kemarin malam terjadi sesuatu?"

"Tidak" jawabku berbohong

Tapi dia melihat kearahku dengan pandangan aneh saat melihat cara jalanku

"Kamu kenapa?"

"Aku habis jatuh dikamar mandi"

Lagi-lagi dia melihatku seolah tidak percaya

"Mana yang sakit biar aku obati?"

"Oppa tidak usah"

"Apa semalam kita melakukannya?"

Aku hanya diam hingga dia kembali berkata

"Kenapa kamu tidak memukulku atau menolakku?" kali ini dia menatapku dengan pandangan mata yang semakin membuatku luluh

Pertanyaan yang sama kini juga berputar dikepalaku, bahkan aku masih ingat dengan jelas bagaimana dia menyentuhku dan mengulum bibirku lembut.

"Oppa, mulai sekarang kita harus jaga jarak. Aku hanya tidak mau kalau kita sampai..."

Lagi-lagi dia menciumku lembut hanya saja kali ini aku sudah tidak bisa lagi bersikap seperti biasanya apalagi setelah kami melakukan hal yang tidak seharusnya.

"Oppa, jangan menciumku lagi"

"Kenapa?"

"Aku harus melupakan oppa, kalau oppa menyentuhku seperti itu aku tidak akan bisa melupakan kejadian semalam"

Sejak saat itu hubungan kami bertambah renggang, aku lebih menyibukkan diriku dengan kegiatan di tempat kuliah sedangkan dia jadi lebih sering lembur hingga jarang ada dirumah.

"Kalian kenapa?" tiba-tiba saja Ten oppa bertanya saat melihat kami yang sudah hampir empat bulan ini jadi jarang bicara

"Tidak kenapa-napa" jawab kami berdua kompak

"Hyo, bisa kita bicara?"

Kali ini kami keluar rumah dan membeli es krim di toko kemudian duduk didepannya sambil memakan es krim ditanganku

"Apa terjadi sesuatu diantara kalian berdua?"

"Tidak..." kataku sambil memainkan kakiku

"Kamu bisa memberitahuku kalau terjadi sesuatu"

"Oppa, aku tahu aku salah...aku rasa aku mulai menyukai Taey oppa"

Uhuk!!
Dia tersedak air mineral yang baru saja diminumnya

"Suka? Suka bagaimana?"

"Bodoh kan? Aku mencintai oppaku sendiri, aku harus bagaimana?" kataku sambil memaksakan senyumku

Dia memelukku tapi kemudian mengacak rambutku kasar

"Hya!!"

Dia melarikan diri sebelum aku sempat membalasnya

Hayoo, gimana? Masih suka ceritanya?

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang