Taeyong pov
Aku masih berdiri didepan pintu rumahnya, menyesali semuanya. Hyo, maafkan aku...maaf selalu melukaimu...
"Taey hyung, apa kamu mendengarkan aku? Woi!!" Ten menggerakkan tangannya dihadapanku
"Kamu bicara apa?"
"Hish, menyebalkan! Hyung darimana saja? Nayeon noona sampai menelponku untuk bertanya kenapa kamu tidak mengangkat panggilannya!"
"Ah, aku menginap dirumah teman"
"Jangan bohong, kamu kan tidak punya teman sedekat itu untuk mengajakmu menginap dirumahnya"
"Bisa tidak kamu diam saja, kepalaku pusing mendengar ocehanmu" aku langsung beranjak menuju kamarku dan membaringkan tubuhku tapi dia terus mengikutiku bahkan kini berbaring disampingku sambil tersenyum sok imut
"Apa hyung punya wanita cadangan?"
"Berisik!" kataku sambil memutar tubuhku membelakanginya
"Aku tidak akan diam kalau hyung tidak mau memberitahuku. Hyung apa hyung sudah bertemu lagi dengan Jihyo? Kenapa dia tidak menemuiku dan lebih memilih menemui kalian berdua bahkan berkencan dengan kalian, tidak adil!" Katanya sambil memajukan bibirnya dibelakangku
"Ten bisa tidak kamu diam, aku lelah dan ingin beristirahat" aku memutar tubuhku kembali menghadapnya
"Hyung tidak sedang sakit kan?" kali ini dia meletakkan tangannya diatas dahiku
"Aku cuma kurang enak badan, bisa tinggalkan aku"
"Baiklah" katanya sambil mulai melangkahkan kakinya menjauh dari ranjangku
"Satu lagi, jangan menelpon Nayeon aku sedang ingin sendiri"
Dia meninggalkan kamarku tanpa berkata apa-apa lagi
"Hyo..." bahkan saat ini aku masih bisa mencium aroma tubuhnya dan wangi shampoo nya dihidungku
"Aku merindukanmu..." kataku sambil menutup kedua mataku
Jihyo pov
Ten oppa menelponku dan menyuruhku datang kerumah
"Hyo, bisa kamu kesini? Taeyong hyung tidak enak badan dan dia juga tidak mau aku memanggil tunangannya"
"Oppa..."
"Pulanglah, aku juga merindukanmu dan ingin mengajakmu keluar seperti dulu"
"Baiklah"
"Yes!! Hari ini aku hanya melakukan sesi pemotretan setelah itu aku akan langsung pulang"
"Hmm"
Dia langsung menutup telponnya
******
Aku berjalan menuju rumah yang sudah lama tidak aku kunjungi setelah membeli beberapa bahan makanan dipasar
"Eomma...andai saja kamu masih hidup, aku sangat merindukanmu dan ingin kamu memelukku"
aku masuk kedalam dan mulai memasak hingga Taeyong oppa keluar dari kamarnya dan mulai memukul kepalanya beberapa kali
"Aku tidak sedang bermimpi kan?"
"Oppa kenapa bangun? Bukannya Ten oppa bilang oppa sedang tidak enak badan?"
"Aku bosan di kamar" katanya sambil menghindari pandanganku
"Hyo, soal semalam aku..."
"Jangan bicarakan itu lagi, kita lupakan saja...."
"Aku tidak bisa melupakannya, kamu kira semudah itu aku melupakanmu? Bahkan kejadian beberapa tahun yang lalu selalu terputar di kepalaku"
"Oppa..."
"Apa kamu memiliki perasaan yang sama denganku?"
Aku hanya bisa terdiam hingga kudengar bunyi air mendidih dari ketel air
"Apa oppa mau minum coklat hangat atau teh hangat?"
"Jawab dulu pertanyaanku?"
Apa kamu akan benar-benar memutuskan tunanganmu kalau aku menjawab iya?
Sebuah ketukan menginterupsi percakapan kami, wanita yang menjadi tunangannya langsung memeluk dan menciumnya dengan mesra dihadapanku. Aku bahkan harus menahan air mataku yang hampir terjatuh dihadapan mereka
"Siapa dia?"
"Aku adik Taeyong oppa"
"Adik? Bukannya kamu tidak punya adik perempuan? Ah, tunggu bukannya dia yang dulu kencan berdua dengan kita. Kemana saja dia selama ini? Kenapa aku tidak pernah melihatnya?"
"Oppa setelah selesai memasak aku langsung pulang saja"
Wanita mana yang akan tahan melihat pria yang dia suka bermesraan dihadapannya. Aku terlalu buru-buru memotong sayuran dengan pandangan buram karena air mataku yang hampir terjatuh hingga aku tidak sengaja menggores tanganku dengan pisau, Taeyong oppa langsung berlari kearahku dan menghisap darahku. Oppa...berhentilah bersikap seperti ini padaku, sikapmu hanya akan membuatku semakin menginginkanmu disampingku.
Aku langsung menarik tanganku dan pergi mencari kotak p3k ditempat kami menyimpannya dulu tapi aku tidak menemukannya, aku mendengar suara ribut saat aku akan bertanya pada Taeyong oppa
"Semalam kamu menginap dimana?"
"Teman"
"Teman? Teman wanita maksudmu?"
"Iya, sekarang bisa kan kita putus saja?"
Plak!! Sebuah pukulan mendarat di pipi Taeyong oppa dan meninggalkan bekas merah
"Aku tidak akan pernah mau putus, biar dia juga ikut merasakan bagaimana rasanya menunggu"
"Aku akan tetap menemuinya, bagiku semuanya sudah berakhir"
Kali ini wanita itu melempar sepatu high heelsnya kearah Taeyong oppa, aku berhasil menghalanginya. Aku tersenyum sambil melihat kearah wanita itu hingga kurasakan sesuatu mengalir dari atas kepalaku
"Oppa..."
Setelah itu gelap...hanya suara samar seperti suara pertengkaran yang terdengar dan terus memudar....
KAMU SEDANG MEMBACA
Family
FanfictionJihyo baru mengetahui kalau di bukanlah adik kandung dari tiga pria tampan dirumahnya setelah eommanya meninggal dunia. bagaimana nasib Jihyo selanjutnya? apa dia akan tetap tinggal dirumah yang menjadi tempat tinggal mereka selama ini saat dia sada...