part 16

568 62 8
                                    

Jihyo berhenti didepan etalase, saat sebuah gaun berwarna putih menarik perhatiannya

"Kapan ya aku bisa seperti Mina?"

"Hish kenapa aku jadi sedih" gumamnya lagi

Sementara itu, Ten tiba-tiba pulang ke rumah dan mengacaukan rencana Taeyong. Dia menjitak kepala Ten karena jengkel sebelum akhirnya membersihkan kekacauan yang dibuatnya. Dua orang itu kini saling pandang saat Jihyo duduk diatas sofa diantara mereka berdua

"Kalian kenapa? Tumben tidak banyak bicara"

"Hyo, tadi..." Taeyong langsung membungkam mulut Ten yang mau membocorkan rencananya

"Kalian kenapa sih? Aneh..."

"Ten bilang mau melamar Chaeyong" kata Taeyong asal sambil memindahkan telapak tangannya dari mulut Ten

"Ya sudah pindah sana, kalian semua!!" Jihyo jadi jengkel saat mendengar topik pembahasan mereka

Jujur saja dia tidak rela kalau semua oppanya pindah dari rumah mereka

"Aku mau tinggal disini bersama kalian berdua saja"

Ten mengacak rambut Jihyo kemudian berkata

"Aku ingin melihat adikku menikah" katanya sambil melihat kearah Taeyong yang berpura-pura tidak mendengarnya

"Kalau kamu tidak dilamar juga aku akan mencarikan pria yang cocok untukmu"

Mereka bertiga menonton drama hingga Jihyo dan Taeyong tumbang diatas sofa sedangkan Ten, dia pergi dari rumah mereka dan mengirimkan sebuah pesan untuk Taeyong

Ten

Hyung kalau besok kamu tidak melamarnya, aku akan pulang kerumah dan menjodohkannya dengan temanku.

Ten tersenyum melihat notifikasi pesan terkirim pada ponselnya, dia mengetuk rumah Chaeyong tengah malam karena dia tidak punya tempat tujuan lain

"Oppa..." kata Chaeyong dengan mata setengah terpejam

"Kenapa kemari malam-malam?" lanjutnya

"Aku mau mengambil jatah"

Ten akhirnya mendapat pukulan manja dari Chaeyong yang wajahnya mulai memerah

************************************

Keesokan harinya Taeyong bangun lebih awal dan menyiapkan semuanya saat Ten tidak ada dirumah. Sarapan dengan bunga mawar didalam vas sudah siap diatas meja, dia juga sudah memesan kue berukuran sedang untuk mereka makan bersama. Jihyo berjalan sedikit terhuyung menuju dapur saat Taeyong sedang berganti baju didalam kamar

"Apa ini?"

Dia mencolek hiasan kue milik Taeyong  hingga sang pemilik berteriak saat dia mengambil buah diatas kue tanpa seijin nya

"Hya kembalikan!"

"Mau?" Jihyo dengan sengaja mengeluarkan kembali stroberi yang baru saja masuk kedalam mulutnya

"Tidak!! Sudah makan saja sana"

"Oppa tidak boleh pelit"

"Mandi dulu sana!"

"Buat apa mandi? Aku mau tidur lagi"

"Hya, berhenti!!"

Jihyo membalikkan tubuhnya dan menyipitkan matanya agar dapat fokus melihat Taeyong yang berdiri tak jauh darinya

"Oppa mau kemana?"

"Kamu mau kan jadi milikku? Park Jihyo, jadilah milikku selamanya?"

Kini Taeyong berjongkok dihadapan Jihyo membuatnya sadar kalau kue yang tadi dia makan memang sengaja dibuat untuknya. Jihyo langsung melarikan diri karena malu, bajunya berantakan dan jangan tanyakan rambutnya yang saat ini terlihat acak-acakan belum lagi dia belum memastikan apakah ada jejak air liur diwajahnya. Taeyong terlihat bingung, dia mulai berfikir apa Jihyo menolak lamarannya. Akhirnya Taeyong menunggu Jihyo keluar sambil duduk diatas sofa ruang tengah

"Ck apa dia menolakku? Tapi tidak mungkin kan?"

Jihyo langsung duduk disebelah Taeyong yang dari tadi sudah terlihat tampan dengan kemeja berwarna putih, dia menyodorkan tangannya pada Taeyong

"Mana cincinnya?"

"Ci...cincin apa?"

"Bukannya tadi oppa melamarku?"

Taeyong hanya bisa menyalahkan dirinya yang lupa kalau Jihyo tinggal satu rumah dengannya

"Jawab dulu pertanyaanku, memangnya kamu mau menikah denganku?"

"Entahlah, tapi lumayan juga...paling tidak aku bisa memperbaiki keturunan"

Taeyong menjitak kepala Jihyo gemas

"Oppa!!"

Taeyong langsung mengelus kepala Jihyo karena dia mengira Jihyo berteriak kesakitan karena kelakuannya. Jihyo menaruh kepalanya diatas dada Taeyong

"Aku suka bau parfum oppa"

"Hyo, maaf kalau aku tidak bisa memberikan lamaran yang berkesan untuk kamu kenang"

Jihyo menatap mata Taeyong dan mulai mendekatkan wajahnya hingga tiba-tiba Ten pulang kerumah

"I am home"

Kedua orang itu langsung menjauh saat Ten mendekat kearah mereka

"Kenapa kalian berdua? Aku menganggu ya?" katanya sambil tertawa jahil

Hanya berselang sepuluh menit Ten berjalan menuju pintu keluar sambil membawa tas ransel

"Oppa mau kemana?"

"Menjemput masa depanku. Kalian jangan lupa kunci pintu depan, siapa tahu saja Jaehyun datang saat kalian..."

"Hya, pergi sana!!" Taeyong melempar bantal diatas sofa kearah Ten yang sedang tertawa

"Hyo, awas pria di sebelahmu sudah tidak tahan" Ten buru-buru pergi karena takut Taeyong akan mengejarnya.

Kini Jihyo dan Taeyong tertawa saat saling menatap tapi tak lama kemudian suara tawa mereka berganti menjadi suara gumaman pelan yang keluar saat mereka mulai berciuman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang