part 12

338 53 12
                                    

Jihyo pov

Samar-samar kudengar suara mesin penghitung detak jantung berbunyi, aku menyipitkan mataku saat kulihat cahaya terang membuat silau mataku

"Hyo!" Taeyong oppa langsung mendekat kearahku

Aku tersenyum melihat betapa lusuh wajahnya, bahkan sekarang kulihat ada kumis samar yang tumbuh diatas wajahnya

"Oppa...geli" kataku sambil meletakkan tanganku dibawah hidungnya dengan sengaja untuk mengejeknya

Dia hanya tersenyum sambil mengacak rambutku pelan

"Bodoh, membuatku takut saja! Aku kira kamu tidak akan pernah terbangun"

Ten dan Jaehyun oppa ikut memasuki ruangan setelah Taey oppa menelpon mereka. Kali ini mereka seperti sedang sengaja melontarkan lelucon untuk membuatku tertawa

"Hyo, kamu masih ingat pesan eomma kan?" tanya Jaehyun oppa

Wajahku langsung berubah ekspresi, jujur saja dari dulu aku selalu menghindari pertanyaan yang satu ini

"Oppa aku..."

"Kita akan membicarakannya setelah kamu sembuh total"

Aku jadi tidak bisa tidur memikirkan hal yang Jaehyun oppa katakan hingga Taey oppa menyentil kepalaku pelan

"Sudah tidurlah"

"Oppa....aku harus bagaimana?"

"Satu-satunya cara adalah dengan memberikan kesempatan yang sama pada kami semua, pilihan tergantung padamu. Kamu tahu kan kalau kami akan selalu menghormati keputusanmu"

************************************

Beberapa hari berlalu, akhirnya aku boleh keluar dari rumah sakit ini. Jaehyun oppa memberikan tumpangan padaku, dia menggendong ku diatas punggungnya sementara dua oppaku yang lain sedang memindahkan barang bawaan ku ke tempat parkir

"Kamu semakin gemuk ya, buktinya aku sampai kehabisan nafas menggendong mu"

"Oppa saja yang kurang kuat, kalo Taey oppa pasti kuat"

Jaehyun oppa menertawakan perkataan ku

"Bagaimana dia kuat mengangkat mu, badannya saja se kurus itu"

"Kuat buktinya dia kuat menahan..." aku memukul mulutku yang hampir kelepasan dihadapan Jaehyun oppa

"Kamu mau bilang apa?"

"Ah, tidak ada"

Untung saja perhatiannya teralihkan pada sesuatu hingga dia tidak begitu menanggapi perkataanku. Aku semakin mengeratkan pegangan ku hingga dia mendudukkan ku di jok tengah bersama Taeyong oppa

"Kalian kembalilah dulu, nanti aku akan nyusul"

Kami melihatnya tergesa-gesa kembali kedalam rumah sakit sambil terus bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

"Ten oppa kapan kita kencan?"

"Taey hyung saja duluan baru aku, kita lakukan sesuai urutan selama dua minggu"

Akhirnya hari yang ditentukan tiba, aku dan Taeyong oppa bersiap-siap melakukan piknik diluar rumah. Taeyong oppa sedang menyiapkan bekal dan aku berniat membantunya saat Ten oppa memakan sebagian bekal yang dibuatnya

"Hya, jangan dimakan!!" Taey oppa memukul tangan Ten oppa yang tak mau berhenti mengambil kimbab yang dibuatnya

"Pelit, padahal aku hanya meminta sedikit saja"

"Sedikit apanya, sudah sepuluh potong kimbab yang masuk kedalam perut mu!!"

Aku hanya bisa tersenyum melihat kelakuan mereka berdua, rasanya sudah terlalu lama aku tidak ada dirumah

"Oppa, bagaimana kalau kita kencan dirumah saja"

"Tuh dengarkan baik-baik hyung, piknik mu batal!"

Ten oppa langsung mengambil beberapa kimbab lagi dan segera melarikan diri

"Hya!!"

"Yakin mau dirumah saja?" lanjutnya

"Iya, kita lihat film saja atau karaokean didalam rumah"

Akhirnya suasana rumah menjadi tenang saat Ten oppa akan keluar rumah untuk melakukan jadwal kegiatannya

"Hyung kalau mau melakukan itu jangan lupa pakai pengaman. Aku ada menyimpan didalam laci dekat ranjangku" bisiknya

"Hya, kamu sudah gila ya!!"

Ten oppa langsung berlari sambil tertawa apalagi saat melihat Taeyong oppa berteriak dihadapannya. Kami menyalakan tv dan mulai mencari film di youtube tapi akhirnya kami malah bingung mau melihat film yang mana

"Oppa aku lapar..." aku merengek dihadapannya

Dia langsung bangun dari tempat duduknya dan mulai memasak untukku, asal kalian tahu saja kalau oppaku yang satu ini memang jago memasak tapi aku selalu heran melihat tubuhnya yang dari dulu tidak bisa gemuk

"Kenapa melihatku? Heran, kenapa aku bisa tampan?"

"Bukan, perasaan dari dulu oppa tidak pernah bertambah gemuk hanya bertambah panjang....itunya saja" aku tertawa mengejeknya hingga dia memukul kepalaku dengan spatulla dari kayu

"Oppa..." aku memajukan bibirku dihadapannya sambil merengek jujur saja pukulannya diatas kepalaku terasa lumayan sakit

Dia langsung mengusap kepalaku dengan lembut dan menciumnya, aku memeluk tubuhnya erat hingga dia membalas pelukanku

"Aku merindukanmu..." bisiknya pelan sebelum akhirnya dia menciumku

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang