Taeyong pov
Aku datang di acara pemakaman eommanya bersama Jaehyun dan Ten, kulihat matanya membengkak karena menangis terlalu lama. Aku mencoba mendekatinya tapi berandalan tinggi itu menghalangiku dan mulai melihatku dengan pandangan membunuh. Beberapa hari setelah acara pemakaman Jihyo baru menghubungiku dan meminta bertemu
"Kamu tidak apa-apa?"
Dia langsung memelukku dan menangis dalam pelukanku
"Oppa..."
Aku hanya diam sampai dia mengajakku memasuki sebuah rumah kecil
"Kamu tinggal disini?"
"Iya"
"Lalu adikmu?"
"Dia tinggal bersama sepupu kami yang ada diluar kota"
Dia duduk diatas sofa disampingku sambil memejamkan matanya menyandarkan tubuhnya padaku
"Hyo, tidurlah diatas ranjang...kepalamu pasti sakit kalau begini"
Dia sama sekali tidak menjawab bahkan aku bisa mendengar dengkuran ringan yang membuatku tersenyum saat melihatnya. Kali ini aku memindahkan tubuhnya diatas ranjang miliknya dan menyelimutinya, aku mulai memasak makanan kesukaannya dan membangunkannya saat waktunya makan malam
"Hyo...bangun sudah waktunya makan malam"
Dia mulai bangun dan memandangku dengan tatapan aneh
"Apa?"
"Tidak ada, apa oppa akan langsung pulang setelah makan?"
"Iya"
Dia terlihat sedih, aku jadi tidak tega untuk meninggalkan dia sendiri
"Apa kamu mau aku menginap?"
"Tidak usah, pulang saja"
Aku membantunya mencuci piring kotor sambil melihat kearahnya yang kini terlihat lelah
"Sudah taruh saja biar aku yang bersihkan"
"Oppa..."
"Apa?"
Dia mulai mendekat kearahku dan memeluk tubuhku, aku bahkan harus menaruh piring ditanganku kedalam bak cuci piring dan membasuh tanganku sebelum akhirnya aku membalas pelukannya.
"Aku merindukanmu, merindukan kalian semua"
"Kalau begitu tinggalah bersama kami, kembalilah kerumah lagi. Asal kamu tahu saja kami juga merindukanmu"
"Cium aku"
"Hah?"
"Cium aku" katanya sambil memajukan bibirnya
Aku menciumnya sekilas hingga aku melihatnya menutup matanya saat dia mengulum bibirku lembut
"Hyo..."
"Iya, aku tahu Taey oppaku" katanya sambil melepaskan pelukannya dan kembali naik keatas ranjangnya
Sial, aku jadi tidak bisa memejamkan mataku apalagi setelah dia menciumku seperti itu. Aku mendekatinya hanya untuk memeriksa apa dia sudah benar-benar tertidur
"Hyo..."
Dia memutar tubuhnya menghadap kearahku dan mulai menggeser posisinya diatas ranjang
"Apa? Oppa tidak bisa tidur diatas sofa ya? Tidur disini saja" katanya sambil menepuk tempat kosong disampingnya
Aku dengan bodoh langsung mengisi tempat itu bahkan diam saja saat dia membagi selimutnya denganku, tubuhku langsung memanas hanya dengan melihatnya yang kini bahkan meletakkan tanganku diatas tubuhnya
"Oppa peluk aku"
Aku segera memeluk tubuhnya dan langsung memejamkan mataku hingga dia menggeser tanganku kearah lain
"Terserah oppa mau menganggapku wanita seperti apa, tapi saat ini aku tidak akan menahan perasaanku saat ada didekatmu"
Kali ini dia menciumku, aku juga sudah tidak bisa lagi menahan perasaanku yang terlalu lama kupendam. Malam ini kami melampiaskan semua perasaan kami yang tertahan, aku mencium tubuhnya, mengukur tiap jengkalnya dan menikmatinya dengan indera perasaku. Saat ini dia menggerakkan tubuhnya diatas tubuhku dan dengan mudahnya menyatukan tubuh kami, menyentuhnya membuatku sadar kalau selama ini aku bahkan tidak bisa melupakan bagaimana rasanya saat kami pertama kali melakukannya dirumah hanya saja aku selalu lari dan menganggapnya seolah tidak pernah ada. Aku memainkan dadanya membuatnya mendesah, sedangkan dia menarik rambutku pelan sambil memainkan nafasnya dalam telingaku. Sejenak rasa itu memuncak saat dia berhasil menyentuh titik lemahku dan dia juga ikut menegang bersamaku sebelum akhirnya tertidur dalam pelukanku.
"Park Jihyo, aku mencintaimu" bisikku sebelum menciumnya dan kembali memejamkan mataku
Jihyo pov
Aku terbangun saat kurasakan nafas hangatnya menyentuh wajahku lembut, tubuhku kembali memanas saat kurasakan tangannya menyentuh tubuhku yang polos dibalik selimut
"Oppa..." aku kembali menggodanya hingga dia ikut terbangun bersamaku
Dia mulai hilang akal dan menjadi sedikit liar saat aku memainkan lidahku didalam telinganya, sekarang kami saling menahan desahan yang semakin kuat terdengar apalagi saat dia mulai menyatukan tubuhnya dan mengacak tubuhku dari dalam sana.
"Op...pa..."
Harus kuakui setelah sekian tahun dia mengalami banyak perubahan, sekarang dia bahkan tahu bagaimana harus mempermainkan titik lemahku. Sekarang hanya suara nafas tersengal yang tersisa, sejenak kami menghela nafas sebelum melanjutkan permainan kami. Dia menghentakkan tubuhnya sedikit kasar saat tubuhku mulai menegang, kini rasa nikmat kian memuncak membuatku tak bisa menahannya lebih lama lagi hingga akhirnya aku kalah untuk yang kedua kali.
*****
Dia membawakan makanan kedalam kamarku dan membangunkan aku saat aku masih terlelap, selimut yang basah menjadi tanda kalau semalam yang kami lakukan bukanlah hasil imajinasi liarku tentangnya
"Oppa..."
"Pakailah bajumu" katanya sambil menyodorkan kemeja dan celanaku
"Hyo, semalam aku..."
"Iya, aku tahu. Anggap saja kamu datang untuk menghiburku"
Dia masih menundukkan wajahnya seolah tak mampu melihat kedalam mataku
"Pergilah, tunanganmu pasti sudah menunggumu"
Aku mendorong tubuhnya agar segera meninggalkan rumahku, aku langsung menutup pintuku dan terududuk disana menangisi semua kebodohanku yang terlalu lemah bahkan untuk menolak kehadirannya. Taey oppa...saat ini aku benar-benar menginginkanmu disampingku, tidak bisakah kamu meninggalkan dia dan hidup bersamaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Family
FanfictionJihyo baru mengetahui kalau di bukanlah adik kandung dari tiga pria tampan dirumahnya setelah eommanya meninggal dunia. bagaimana nasib Jihyo selanjutnya? apa dia akan tetap tinggal dirumah yang menjadi tempat tinggal mereka selama ini saat dia sada...