Better

401 9 0
                                    


*

Gue dan Julia terkejut seketika langsung berhambur dari kasur gue

"Itu Angel ya?"

"Kayanya sih neng"

Gue melihat jam di nakas masih menunjukkan pukul 5 pagi. Gile nih anak blasteran ngapain dateng pagi pagi gini

"Gue harus gimana? Angel pasti curiga kalo sepagi ini gue udah dirumah lo"

Gue berpikir sejenak sambil duduk ditepi kasur. Suara bel diluar rumah gue makin sering terdengar bahkan kini hape gue berdering dan yang menelfon itu Angel

"Lo masuk ke garasi aja gimana? Lewat pintu dalem"

Julia menganggukkan kepalanya. Gue mengambil kunci mobil gue

Setelah Julia bersembunyi digarasi gue juga memberinya kunci mobil gue biar dia bisa sembunyi juga dimobil gue tentu gue beri dia instruksi untuk menguncinya dari dalam setelah itu gue membuka kan pintu untuk Angel

"Kamu mau minum apa? Maaf ya lama aku baru bangun"

Angel duduk disofa gue lalu menganggukkan kepala

"Aku kangen"

Gue cuma bisa tersenyum "iya aku juga.. gimana kegiatan kamu? Cerita apa yang mau bagi ke aku?"

Gue mengalihkan pembicaraan. Harusnya gue senang dengan ucapan kangennya yang keluar dari bibirnya tapi justru ucapan itu kini terdengar biasa aja bahkan gue gak ingin mengucapkan kalo gue juga kangen dia

"Dirumahku cuma ada sirup ini aja, maaf ya aku belum belanja apa apa" ucap gue setelah memberikannya segelas sirup

Angel meminumnya sedikit. Pandangan gue lurus ke depan. Satu hal lagi yang berbeda, situasi menjadi canggung dan gue gak tau harus berkata serta berbuat apa. Aneh, apa mungkin perasaan gue untuk Angel semuanya telah hilang. Gue menoleh menatap Angel, masih cantik seperti biasa. Iya dia cantik, gue akuin itu fashionnya masih bagus bahkan paling bagus menurut gue. Jelas dia model yang sedang terkenal saat ini. Sekali lagi gue yakinkan diri gue bahwa Angel itu benar benar cantik, matanya yang abu abu dan alisnya yang gue rasa itu menggunakan pensil alis juga bulu matanya menggunakan make up gue yakin itu. She's always looks beautiful, but... gue hanya mengagguminya melalui mata bukan hati gue

"Kamu kenapa sih lihatin aku begitu?"

Tersadar akan lamunam gue, gue malah tertawa kecil

"Gak boleh ya? Ya udah deh aku ngelihatin yang lain aja"

"Aaaaaa Arfii maaah~~ kan aku kangeeeen"

Angel bergelayut manja dilengan gue memeluknya posesif. Bahkan pikiran kotor gue pun gak membayangkan ke hal negatif, secara Angel memeluk lengan gue erat tentu aja membuat kedua benda kembarnya menempel sempurna dilengan gue dan milik Angel bisa gue bilang lebih besar dari milik Julia, yaa setara deh sama milik Natalia tapi anehnya gue seakan biasa aja malah gue berharap waktu cepat berlalu(?)

"Oh ya aku beliin kamu baju dari paris, nih buat kamu"

Lagi gue hanya tersenyum sebisa mungkin gue bersikap biasa

"Pasti bagus, baju ini akan jadi baju terbaik yang aku punya deh kayanya" ujar gue yang tentu aja bohong. Gimana mau jadi yang terbagus pemberian Angel yang sebelumnya aja masih belum gue buka dari bungkusnya. Ini akan jadi pemberiannya yang akan menempati pojokan kamar gue.

"Oh ya aku siap siap berangkat dulu ya, mau kerja kan aku"

"Oke, nanti malam kita dinner ya?"

Gue hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum. Sejujurnya gue gak berniat mengiyakan ajakannya. Kalo gue tolak sekarang pasti Angel akan curiga jadi lebih baik nanti siang baru gue akan mengabarkan padanya kalo gue gak bisa dinner bareng dia malem ini. Sip! Janji gue sama Julia terpenuhi melepasnya pelan pelan

The loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang